Chapter 9.

140 21 2
                                    

Selamat membaca. 😉


Reyna





Sial. Hari ini benar benar sial menurut Reyna,Dia begitu bodoh di depan Anya. Kenapa dirinya seolah-olah sudah memberi harapan palsu kepada Anya. Reyna merasa marah pada diri sendiri. Setelah meninggalkan Anya di Ruang kesehatan sendiri. Dirinya juga sudah membuat Anya kebingungan Atas sikapnya tadi.

"Sial,sial,sial ARRGHHHHH!!!" Reyna Terus menerus merutuki dirinya sendiri. Saat ini dia sedang mendekam disebuah Rooftop yang memang selalu Reyna datangi jika sedang bosan.

"Maafin gw Anya,gw juga gak mau kaya gini" Reyna Merasa dirinya juga seperti ingin mengakhiri ini semuanya. Dan cepat² mengungkapkan apa yang ingin dia ungkapkan selama ini. Tapi sayangnya. Dia terlalu takut. Takut akan esok dengan kebencian yang menguar dari wajah gadis pujaannya selama ini. Dia merasa takut dengan itu semua.

Reyna tidak mau suatu hari nanti,Anya menjauhinya. Dia terlalu takut Anya membencinya. Dia ingin Anya selalu disampingnya. Datang kepadanya. Reyna ingin melindungi Anya. Dia ingin Anya bergantung padanya. Dia hanya ingin Anya selalu bersamanya. Itu saja.

"see,kenyataannya Lo emang gak bisa kan Rey"

Reyna membalikkan badannya. Disitu Raya sedang berdiri dan menyender pada pintu masuk Ke Rooftop. Tersenyum mengejek. Raya mulai berjalan kearah Reyna.

"Rey,Gw tau Luar dalem Isi hati Lo,Untuk sekarang mending Lo tenangin hati Lo dulu,Gw gak mau ya,ngeliat Lo Lepas kontrol kaya tadi"

Raya sudah melihatnya,melihat Reyna berjalan tergesa-gesa keluar dari ruang kesehatan. Amarah menyelimuti wajahnya. Anya hanya bisa menebak kalo Reyna sedang Lepas kontrol. Jadi dia terus mengikuti Kemana Reyna melampiaskan kemarahanya.

Reyna masih diam,enggan menanggapi ataupun menoleh kesumber suara. Dia hanya menatap kedepan. Dimana padatnya isi Kota,semilir angin mampu mebawa untaian rambut Reyna berayun-ayun. Reyna berambut pendek sebahu. tapi dia jarang menggerai rambutnya. dia hanya akan mengikat asal rambutnya.

"Rey,gw kasih saran Loh ini"

Reyna menoleh kesumber suara.
Dia menatap lama mata Raya. Sampai..

"Ray,untuk beberapa hari ini. Gw nitip Anya ya" jawaban dari Reyna,sedikit membuat hati Raya tertegun beberapa saat. Raya sebenarnya sangat prihatin. melihat kekacauan hati sahabatnya ini.

"Hm.. Tenang Rey. Lo Mantepin dulu ajh tuh hati yaa. gak ush mikirin Anya dulu. Anya Aman. biar gw yg jaga."

"Untuk beberapa hari ini,gw gak bakal nemuin Anya dulu Ray. Tolong pantau dia terus"

Raya hanya mengangguk,dia menepuk bahu sahabatnya beberapa kali. "Semangat Rey,Lo pasti bisa" setelahnya dia melenggang pergi. Meninggalkan Reyna dengan sejuta Angan yang masih Abu² untuk di gapai.

Reyna kembali menatap kedepan. Menghirup nafas dalam². Anya menghembuskan nafas itu secara kasar. Dia pasti bisa!

Ya! Dia sudah memikirkan matang²,Dia akan menjauhi Anya untuk beberapa hari ini. Karna ini yang terbaik. Semoga saja dia bisa. Yahh Semoga saja!












Salam kak Ray 🙋
Jangan Lupa vote and comment yaa❤

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang