Chapter 10.

155 20 3
                                    

Selamat membaca. 😉


Anya.

Seorang gadis dengan pipi chubby mengembung menandakan sedang bete alias kesall. Matanya yg bulat itu menukik tajam. Bukannya terlihat seram justru malah terlihat menggemaskan. Duduk sendiri di sebuah bangku kosong yang ada di taman sekolahnya. Gadis itu pemilik nama Anya putri kalista. Itu nama panjangnya.

Akhir-akhir ini Anya merasa bete kesall dan badmood. Kalo Ditanya siapa pelaku yang udah bikin hari² Anya jadi down. Panggil sajah orangnya adalah Reyna. Dia harus tanggung jawab. Lihat! Anya itu sangat sensitif. Akibat kesall terlalu dalam. Dia sampai menangis. Ckckck.. Tolong siapapun seret seseorang yang bernama Reyna agar tanggung jawab sama apa yang sudah di perbuat.

"Hikss...Anya salah apasih sama Reyna..hikss" see. Dia sudah menangis sedari tadi. Dan pelakunya tidak mau menampakan diri. Sunggug kejam Kau Reyna sudah menangisi Anak Gadis orang.

"Knp tadi Reyna kaya ketus gitu sama Anya.Apa Anya punya salah.apa karna Anya terlalu cengeng" Yapp. Tadi pagi sesampainya Anya disekolah. Sudah rutinitas seperti biasanya buat Anya menyapa para teman-temannya. Termasuk Wina,Raya,dan Reyna. Saat menyapa Mereka bertiga,hanya Reyna yg tidak membalas sapaanya. Dia malah pergi melenggang begitu saja.

Saat dikejar Anya. Reyna malah menatap marah Anya. Saat ditanya sama Anya "rey,nanti kekantin sama Anya ya" Malah dijawab ketus oleh Reyna. Letak kesalahannya emang dimana? Anya Bingung. Apa mood Reyna sedang tidak bagus ya.atau malah dirinya yang sedang sensitif.

"Kalo emang Anya punya salah. Anya mau kok minta maaf sama Reyna,tapi... Dimana Reyna sekarang?" Anya masih bermonolog sendiri tanpa tau ada seseorang yang menatapnya prihatin dan juga kasihan.

Kalau kalian pikir. Orang itu adalah Reyna. Salah. Dia raya. Teman karibnya Reyna sekaligus sahabat mereka berdua. Orang itu mendekat. Berupaya menghibur seseorang yang masih terlihat sedikit sesegukan dibangku taman sekolahnya itu.

"Haii Anya? Gw boleh duduk disini gak" Anya menoleh. Dia pikir siapa eh ternyata Anya. Satu hal ajh Anya jarang berbicara dengan Raya. Karna Anya pikir Raya orang yang malas berbicara jika tidak penting. Beda dengan Reyna. Reyna itu cuek² tapi tetap mau nanggepin kecerewetan Anya.

"Boleh kok" Raya duduk disebelah Anya. Raya lihat raut muka Anya agak kurang ceria hari ini. Raya meringis. Menggaruk tengkuknya. Haisshh Raya pikir cukup sampai disini si kutu kupret satu itu menjauhi Anya. Kasihan Anya yang polos. Dan malang ini.

"hm..kenapa Anya duduk disini sendiri" Anya menoleh. Menatap Raya lama. Dan sedikit tatapan aneh yang Anya tampilkan untuk Anya. Sejak kapan Raya bertanya dahulu.

"emang kenapa kalo Anya sendiri"

"eh..hm..kan biasanya sama Wina"

"Wina dikelas dia masih ngerjain tugas yg belom selesai"

"ohh" Raya hanya mengangguk-anggukan kepala. Bingung juga Ya bericara dengan Anya. Sepertinya dia harus membiasakan berbicara seperti ini dengan Anya. Anya yang ceria. yang sekarang sedang murung.

"Anya mau ngomong sesuatu sama Raya. Pokoknya dijawab" raya meneguk ludahnya kasar. Pilihan dia buat duduk disini kayanya salah. Oke. Raya pasti bisa menjawab peratanyaan dari gadis polos didepannya ini.

"O-oke.. Mau nanya apa?" sial. Raya kenapa jadi tegang begini. Seperti dihadapkan dengan ujian sekolah yang mendadak.

"Kemana Reyna? Kenapa Reyna ketus sama Anya tadi pagi. Kenapa Reyna kaya gak mau dekat-dekat lagi sama Anya. Anya punya salah ya. Raya taukan pasti dimana Reyna sekarang. Kasih tau Anya kemana Reyna. Anya mau ngomong sama dia" Rentetan pertanyaan itu meluncur panjang sekali. Raya saja hampir lupa pertanyaan pertama yang dilontarkan gadis polos ini.

Raya bingung. Apa dia kasih tau saja dimana keberadaan sikutu kupret satu itu ya. Kasih tau ajalah. Raya juga tidak tega melihat si polos ini jadi murung begini.

"ekhem!! oke. pertama-tama gw gak tau alasan si Reyna jadi ketus sama Lo. Kedua sama juga gw gak tau alasannya. Ketiga Dia lagi di kantin sekarang." oke. Raya kamu bisa menjawabnya sekarang. Beres! setelah ini tinggal kamu tinggal merukyah sikutu kupret Reyna.

Setelah mendengar jawabab Raya. Anya segera bangkit meninggalkan bangku yang tadi ia duduki bersama Raya. Meninggalkan Raya dengan sejuta muka kebengongan. Seserius itu kah Anya ingin berbicara dengan sikutu kupret. Pikir Raya. Gila. Anya Polos² ternyata agresif juga ya.

Tidak peduli panas menyongsong kulit putihnya. Dia Berlari melewati lapangan Basket yang lumayan cukup luas. Untungnya tidak ada siswa maupun siswi yang bermain basket hari ini. Anya harus segera menemui Reyna.

Anya harus menuntaskan ke badmoodan hari ini. Semoga saja dia tidak tambah badmood setelah menemui Reyna. Dan semoga saja Anya mendapatkan alasannya langsung dari mulut Reyna sendiri.

Kok Anya jadi ragu gini ya..
Ahh..masa bodo. Anya tidak peduli keraguan dan keringat dingin yang sudah mengucur deras di dahi dan tubuhnya ini. Anya harus berani bicara serius dengan Reyna.














Salam Kak Ray🙋
Jangan Lupa vote and comment yaa❤

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang