Chapter 11.

136 20 1
                                    

Selamat Membaca. 😉❤



Menghembuskan nafasnya pelan. Reyna tidak bisa berfikir jernih untuk sekarang. Pikirannya buntu. Bayang- bayang wajah gadisnya. Ralat maksudnya Cewek itu. Yang sekaligus menyandang kata sahabat itu selalu melintas di Mata Reyna. Wajah gadis itu seakan terus menerus menghantui dirinya. Reyna Ingin sekali Menjatuhkan semua meja kantin disini. Guna menghilangkan bayangan wajah gadis imut yang sialnya sahabat Reyna sendiri.

Hufffttt Sialan.. Batin Reyna. Memandang kosong Minuman yang bahkan belum dia minum. Dari Sisi Belakangnya Reyna masih bisa mendengar Seseorang mendekat. Saat ini Reyna sedang duduk sendirian di kantin. Tidak cukup Ramai memang. Tapi suasana inilah yang selalu reyna dambakan.

Langkah kaki itu berhenti tepat dibelakang tubuh Reyna yang sedang menyender di kursi kantin itu. Setelahnya, suara langkah kaki itu bergerak ke sisi kanan Reyna. Reyna mendongak siapa gerangan yang berani mengganggu waktu Tenangnya. Alis Tebal Reyna menukik tajam. Mata hitamnya menyipit. Seperti singa yang sedang mengintimidasi mangsanya.

Selain itu. Seseorang yang sekarang berdiri Di samping kanannya menunduk dalam. Tidak berani melihat lawan matanya. Seulas senyum se Mirk hinggap di bibir Tebal merah Alami milik Reyna.

"Ada Apa?" Reyna menjawab to the point. Masih menatap seseorang yang sialnya tampak gugup sekaligus Lucu Di mata Reyna. Ehh...gadis ini ternyata sedang takut kepadanya.

"mm-itu-Anu..mm Aku disuruh Raya buat N-nemenin kamu disini. Iyah! aku disuruh raya buat n-nemenin kamu d-disini. Udh itu ajah. Serius kok"  Lihat. Gadis kecil ini. Nakal sekali. Berani berbohong dan berbicara gugup Di depan reyna. Reyna terkekeh kecil.

"A-apa yang Lucu!! A-aku serius k-kok" sengit Anya.

"Sini" Jawab Reyna menunjuk bangku sampingnya yang kosong. Anya termangu Di tempatnya. Karna tidak segera mendapat jawaban. Reyna menarik tangan Anya dan berakhir Anya duduk dekat dengan Reyna. Dekat sekali. Anya bahkan bisa merasakan deru napas reyna yang berAroma mint. Sedikit menerpa wajahnya.

"Hm..Reyna. ini terlalu dekat" kikuk Anya. Sedikit tidak nyaman. Sebenernya nyaman. Cuman Anya malu. Dia takut ada yang berpikiran aneh tentang dirinya dan Reyna.

"Tapi ini masih berjarak" setengah berbisik. Reyna memandangi wajah yang sialnya sedang merona rona di depannya saat ini.

"ishh..Reynaaa. Awass!" Anya menyikut perut Reyna. Yang di balas kekehan Darinya.

Setelah berhasil Memindahkan jarak duduknya dengan Reyna. Anya mendengkus kesal. Pipinya pasti sudah memerah. Melirik kesamping. Anya malah mendapatkan tatapan tajam yang sialnya malah sedang tersenyum manis kepadanya.

"Mmm..Reyna" panggil Anya lirih.

"Hm" jawaban itu sukses membuat Anya makin gerogi dan nervous. Suara Reyna yang sedikit ekhem. Enak itu bikin merinding tubuh Anya. Suaranya Serak² sedikit ngebas.

"i-itu aku mau bicara" bisakah mulutnya ini tidak gagap saat bicara. Ya tuhan. Tolong Anya.

"Bicara saja" menyenderkan tubuhnya. Reyna memperhatikan gadis Di depannya yang tidak bisa duduk dengan diam. Kakinya yang mengayun-ayun. Tangan yang saling meremas rok panjangnya. Mata yang selalu menunduk itu. Sudah jelas Di mata Reyna kalau gadis itu sedang gerogi.

"Anya" tidak tahan dengan keterdiaman Anya. Dirinya sungguh gemas dengan gadis Di depannya ini.

"k-kenapareynamengindardarianya" jawaban cepat itu meluncur di bibir mungil milik gadis berpipi chubby itu. Reyna mendengar jelas. Tapi Reyna ingin mendengarnya sekali lagi.

"Ulangi" jawab Reyna.

Reyna menetralisir wajahnya agar tidak tertawa atau tersenyum. Gadisnya sudah merah padam. Lucu sekali.

"K-kenapa Reyna mengindar dari Anya" Lirih Anya. Dia sudah berani bukan?

Reyna sedikit terkejut Anya akan menanyakan hal ini kepadanya. Dirinya justru tidak pernah berpikir Anya akan berani seperti ini. Hm..gadisnya ini. Sudah berani sekarang. Anya melirik Reyna. Yang Ternyata sedang menatapnya juga.

"Lo ingin tau!"

"Eunghh..iya!!" angguk Anya Semangat.

"Soalnya Anya gak suka kalo Reyna jauh² dari Anya!" Entah sadar atau tidaknya Anya mengatakan ini. Jauh Di lubuk hati Reyna. Dia merasa sedih. Kecewa. Dan kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa dia melibatkan perasaan yang terlarang ini dengan gadis polos didepannya ini. Seharusnya Reyna tidak melampiaskan ini semua ke Anya. Dia merasa kecewa dengan dirinya sendiri

"Reynaa?" Anya memegang tangan reyna yang ada dimeja. Menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

"Hm. Kalo Lo ingin tau. Tolong perhatiin setiap perilaku yang gw kasih ke Lo. Kalo Lo udah paham. Tolong jangan benci gw."

Setelah mengatakan itu. Reyna beranjak dari duduknya. Sebelum itu, tangannya mendarat di kepala Anya. Mengelus rambut panjang dengan jepitan strawbery itu sebentar. Setelah itu meninggalkan Anya dengan kebingungan di dalam otak dan hatinya.













Salam Kak Ray. 🙋
Jangan Lupa Vote and comment yaa.😍❤

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang