Chapter 13.

141 18 1
                                    

Selamat membaca. 😂







Anya. Cewek dengan sejuta tingkahnya yg polos dan ceria. Tidak ada yang bisa mengalahkan wajah manisnya. Wajah chubby dan kulit putihnya mampu mengisi wajah manisnya.

Mata bulat jernih. Rambut hitam sepinggang yang lebat. Mampu menjerat Laki-laki maupun perempuan yang melihatnya. Gara-gara pesonanya ini, ada satu makhluk yang selalu merasa resah dan ketar-ketir sendirian.

Reyna menghela nafasnya gusar. Didepannya sana Ada gadis yg sedang bersenda gurau dengan satu gadis lainnya. Senyumnya. Cara tertawanya itu jarang sekali Reyna dapatkan ketika sedang bersamanya. Reyna tidak suka situasi seperti ini.

Tatapannya semakin menajam seiring dekatnya dua objek itu dengan dirinya. Dan Tatapannya bertemu dengan gadis yang sedang diresahkannya kini. Senyum gadis tadi yang sangat lebar kini digantikan tatapan aneh saat bersitatap dengannya. Seperti tatapan malu.

Reyna yang memang sedang duduk didepan disebuah koridor langsung berdiri. Dua Gadis itu berjalan beriringan.

"permisi kak Reyna" sapa salah satu gadis tadi. Sambil menyapanya sopan. Reyna membalas mengangguk singkat.

Tapi tidak dengan gadis disebelahnya. Dia terus menunduk seperti sedang menghindari tatapan tajam darinya.
Tangannya segera mencekal pergelangan gadis yang terus menundukkan kepalanya itu.

"Lo bisa duluan" melihat tatapan tajam Reyna sepertinya ada hal yang sangat serius. Gadis yang menyapa Reyna tadi langsung mengangguk ragu. Dan Langsung pergi.

Satu Gadis didepannya ini mencoba melepaskan cekalan tangannya.
Tapi hasilnya nihil. Karna jelas kekuatannya tidak sebanding dengan Reyna. Meskipun Reyna perempuan. Dia pemegang sabuk Hitam. Sejak kecil dirinya sudah dilatih bela diri dengan keras.

"kenapa". satu kata yang Reyna Lontarkan untuk gadis yang sekarang masih menundukkan kepalanya. Sudah tidak berontak lagi. Karna dia sudah tau sekuat apapun dia berontak dia tidak akan Lepas.

Mata bulatnya mendongak. Menatap mata tajam nan sayu miliki Reyna.
Dahinya mengrenyit. Apa maksudnya dari kenapa.

"kenapa A-apanya?". jawab Anya Gugup. Padahal dirinya sudah berjanji untuk tidak gugup didepan gadis tomboy ini.

"Lo jauhin gw. Lo takut sama gw?".

"E-enggak kok. s-siapa yang jauhin kamu. siapa juga yang takut sama kamu. Geer!!". Gasnya dengan percaya diri. 

Satu garis senyum Reyna terbit. Dia hampir terkekeh geli melihat gadis yang sialnya Lucu sekali. Pipinya mengembung memerah. Tanda kesal.
Reyna tahan. Dia takut bikin gadis didepannya ini semakin kesal.

"Oh yahh". Reyna menundukan wajahnya. Mesejajarkan wajahnya dengan gadis didepannya ini. Mata tajam nan sayunya berhadapan hanya dua jengkal dengan mata Bulat dengan bulu mata Lentik didepannya ini.

SeMirk Reyna terbit. Sial. Mata gadisnya indah sekali. Dia sungguh ingin jatuh kedalamnya.
Reyna sedikit melirik bibir mungil didepannya ini. Dia sedikit menggeram. Kenapa bibir itu sangat err menggodanya. Dia menegakan tubuhnya. Berdehem. Dan menggaruk tengkuknya.

"ekhem. Udah makan?". Dia menghalihkan topik, Agar pikiran nakalnya yang tidak semakin menjalar.

"U-udah. Emm..kamu?". Jawab Anya.

Mata Reyna sedikit membulat sebentar sebelum kembali menormalkan ekspresi kagetnya. Pasalnya baru kali ini. Anya menanyakannya.

"U-udah". Sialan. Dirinya kenapa jadi gugup begini.

"Aku mau ke kelas dulu Reyna,bisa lepasin tangan aku" tanyanya polos. Dan sedikit berani tentunya.

"O-oh oke" dia melepaskan cekalan tanganya dengan tangan Anya. DiLiriknya tangan gadis didepannya yang sedikit meninggalkan jejak memerah dikulit putihnya itu.

Reyna meringis. Pasti sakit. Dirinya terlalu kuat mencekal tangan gadisnya.

"Apa ini sakit?" Tanyanya sedikit khawatir.

"mmm..enggak kok Rey" jawab Reyna tersenyum lembut.

Reyna menatap mata bulat itu. Tidak ada keraguan didalamnya.

"O-oh iya. Yaudah Anya ke kelas sekarang yah. Dadah Reyna". sedikit berlari meninggalkan reyna dengan keterkejutkannya dari suara ceria yang keluar dari mulut gadisnya.

Menatap punggung kecil didepannya itu. Dia tersenyum lembut. Akankah dia bisa menjadi seutuhnya dengan gadis itu. Akankah dunia memihak dirinya suatu saat nanti. Yang jelas. Reyna hanya ingin. Kehidupan gadis didepannya tadi ingin selalu bahagia dan Aman.

Tidak ataupun tidak adanya Dirinya di sisinya. Dirinya selalu percaya bahwa takdir akan selalu datang kapanpun itu. Reyna berharap gadisnya itu selalu ceria dimanapun dan kapanpun.








Selamat Hari Raya idul Fitri. Minal aidzin walfaidzin.🙏❤



Salam kak Ray 🙋
Jangan Lupa vote dan commentnya yaa.❤


SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang