16 : The Precious One

1.6K 202 31
                                    

-ditunggu untuk komennya ya :)

Waktu sudah hampir tengah malam, namun sepasang ibu dan anak itu masih sama-sama terjaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah hampir tengah malam, namun sepasang ibu dan anak itu masih sama-sama terjaga. Sang Ibu mengelus surai merah muda sang anak sembari sesekali bernyanyi kecil berharap bisa menenangkan dan membuat anaknya tertidur.

Kejadian yang tidak terduga tadi siang membuat Jaemin syok dan juga menangis. Masih terlihat jelas bekas air mata pada sudut matanya. Laki-laki manis itu tak jarang mengeluarkan rintihan karena kaki nya yang terluka akibat pecahan vas kaca yang tadi dilemparkan Neneknya ke tembok.

"Nana, udah ya jangan nangis lagi? Nanti nafas nya susah sayang," ujar sang Ibu dengan sangat halus, memperhatikan Jaemin yang memeluk tubuhnya dengan mata terpejam. Lengkap dengan masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya.

Jaemin mendongak, menatap Ibunya, "perih, Ma. Kaki Jaem sakit."

"Biar gak kerasa tidur aja ya sekarang?" Sang Ibu sudah berkaca-kaca, menciumi kening Jaemin sekali, "maaf ya Na tadi Mama gak ada disini jagain Nana. Harusnya Mama gak usah pergi-pergi."

"Sekali lagi Mama bilang maaf, Jaem mau musuhin Mama," kata Jaemin mengancam dengan suara serak nya.

Yang diancam hanya terkekeh kecil, tangannya kembali menangkup pipi anaknya. Ia benar- benar beruntung mempunyai anak sebaik dan semanis Jaemin. Anak laki-laki nya itu jarang mengeluh apalagi melawan ia dan suaminya. Jaemin benar-benar tumbuh dengan sangat baik. Namun satu yang ia sayangkan, kenapa harus Jaemin? Kenapa harus anaknya yang selalu sakit?

"Mama jangan nangis, jelek nanti,"

"Nana sayang Mama kan?" tanya sang Ibu, lalu Jaemin mengangguk perlahan, "kalo Jaemin gak sayang Mama sama Ayah, Jaemin gak mungkin masih ada disini."

Ji Jae Yoon tersenyum miris, "Kalau begitu, Nana cepet sehat ya? Janji bakal selalu cerita apapun sama Mama atau Ayah. Kalau Nana mau apa-apa bilang ya, Nak?"

"Iya Ma. Maaf Jaemin selalu ngerepotin, ngabisin uang Mama sama Ayah cuma buat berobat. Jaemin juga minta maaf diem-diem ikut klub basket di sekolah," ucap Jaemin sangat pelan.

"Udah ah tidur sekarang, nanti Mama laporin ke Ayah nih jam segini belum tidur!" Jaemin diam-diam tersenyum dan kembali memeluk Ibunya.

Sebenarnya Jaemin ingin mengatakan sesuatu yang mengganggu pikirannya, namun ia sedikit sungkan takut sang Ibu menganggapnya kurang waras. Ditambah dengan pernafasannya yang masih kurang stabil membuatnya berpikir dua kali.

"Ma,"

"Iya kenapa lagi, nak?"

"Tadi siang Jaem liat Kak Jeff. Burem sih, keburu pingsan jadi gak tau itu beneran atau halusinasi Jaem aja," jelas Jaemin. Bibirnya berbicara tetapi matanya tetap tertutup.

Hanya dengan mendengarnya sang Ibu paham bahwa anaknya ini sangat merindukan si kakak, "mungkin karena Nana lagi kangen sama kakak, jadinya gitu."

"Jaem kangen Kak Jeff setiap hari, Ma. Kapan ya Ma Jaem bisa ketemu Kakak lagi?"

Medicine || ft.njmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang