Bagan Empatpuluhempat : Ternyata dia

985 94 62
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!!





NEXT PART ENDING!!!
HAPPY READING!!




Janu melirik sekretaris Saga yang tengah tertidur lelap, lebih tepatnya ketiduran disofa.

Janu dengan sangat hati-hati mengambil ponsel sekretaris Saga yang ada di meja dan dibawa kabur ke kamarnya.

Di kamarnya sudah ada sepupunya menunggunya didalam.

"Gimana?" tanya Agam.

Janu bersmirk lalu menunjukkan ponsel yang tadi ia curi. Kemudian duduk bergabung dan membentuk lingkaran.

"Pasti disini ada alamat dimana kak Daffin diculik, soalnya aku denger sekilas kalo uncle Saga lagi nyari kak Daffin lewat hacker pribadi keluarga Wijaya" jelas Janu.

Janu membuka ponselnya yang terkunci.

"Yah ada password nya, gimana dong" panik Alden.

Janu tersenyum miring.

"Kalian tenang aja, pas di Vancouver aku selalu belajar cara ngeretas hp dari ayah. Soal ini sih kecil"

Semua melihat Janu yang fokus mengotak-atik ponsel tersebut dan beberapa menit kemudian ponsel itu terbuka.

Janu tersenyum bangga.

"See? Kecil"

Kemudian mereka fokus melihat Janu yang tengah mencari dimana percakapan itu berlangsung.

Gothca.

"Ini alamatnya, ayo kita kesana bantuin uncle Saga" ucap Janu.

"Ihhh nggak mau nggak suka gelayyy" rengak Deon membuat semua yang mendengar ingin sekali menceburkannya ke sungai amazon.

"Ini bahaya, lebih baik kita diem" sahut Darel yang sejak tadi diam.

"Tapi kak Daffin dalam bahayaaaa" rengek Janu yang tak rela kakak kesayangan nya disakiti orang lain.

"Buna pasti nggak ngizinin, kalo tau dia pasti sakit dan nggak tenang" ucap Darel.

Semua menghela napas.

Summer tidak ada bersama mereka, Summer ada didalam kamarnya bersama Viola, Fidel dan Gladys yang sebelumnya mereka undang untuk menemani Summer.

Hingga mereka mendengar suara Bian dari bawah, mereka semua langsung loncat dari ranjang dan berlarian keluar kamar dan turun kebawah.

Mereka melihat Bian dibopong dan didudukan di sofa dengan sekretaris Saga yang sudah terbangun dan sekarang sedang panik.

"Tenang saja, buna kalian hanya syok" ucap Marva yang mengetahui kekhawatiran anak-anak bos cantiknya ini.

Deon duduk disamping Bian dengan wajah super khawatir.

"Buna, nggak papa?" lirih Deon.

Bian tidak merespon, ia masih syok dan jantungnya masih berdegup sangat cepat.

"Ada apa dengan bu Bianca?" tanya sekretaris Saga pada Marva.

"Ah, tadi nona Bianca melihat tuan Eric yang maaf, dibunuh di rumahnya sendiri. Tapi saya sudah melaporkan ini ke polisi, mungkin mereka sudah menuju TKP" jelas Marva, sekretaris Saga hanya mengangguk.

Hingga ponsel yang sejak tadi dipegang Janu pun berdering, Janu panik dan tatapannya bertemu dengan sekretaris Saga.

Janu tertawa remeh dan langsung melempar ponsel itu pada sekretaris Saga dan bersembunyi dibalik punggung Darel.

MCW 2 ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang