Bagan Tigabelas : Saga Side

1.2K 102 34
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!!





Happy reading~




Beberapa bulan setelah perceraian dengan Bian membuat Saga lagi-lagi harus merasakan keterpurukan.

Ia tidak tau kalau akhirnya akan seperti ini. Dibilang menyesal pasti ada, bahkan sekarang ia harus mengurus satu bocah perempuan.

Ia tidak bisa menjaga rumah tangganya lagi dan lagi. Ia tidak bisa menjaga janjinya lagi dan lagi.

Bodoh, itu kata yang pas untuk mendeskripsikan dirinya.

"Ayah" cicit seorang bocah perempuan bernama Luci.

Luci berdiri disampingnya yang duduk dikursi kerjanya yang ada di kamarnya.

Luci menatap polos Saga, Saga menatap Luci lalu tersenyum. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan mengangkat Luci kedalam gendongannya.

"Kenapa heum?" tanya Saga.

"Luci bosen di rumah, ayah. Mau jalan-jalan" ucap Luci.

Sebenarnya Saga masih sibuk dengan pekerjaannya, tapi ia tidak tega untuk mengabaikan Luci.

Kemudian Saga teringat kedua orangtuanya, sejak perceraian yang kedua kalinya ini, kedua orangtuanya tidak pernah mau menghubunginya.

Apalagi kakak laki-lakinya yang sudah menikah, tidak pernah mengabarinya sama sekali.

Ia tau, semuanya membenci dirinya. Tapi ia bisa apa? Ia hanya menjaga amanat untuk menjaga seorang gadis kecil yang sudah tidak memiliki keluarga.

"Ke rumah nenek ya?" ajak Saga, Luci mengangguk setuju.

Bocah itu belum pernah bertemu dengan nenek dan kakeknya itu. Jadi Luci bersemangat dan akan menjadi cucu kesayangan mereka.

•••

Beberapa jam kemudian, Saga sudah berdiri didepan pintu utama rumah megah kedua orangtuanya dengan menggenggam satu tangan mungil Luci yang berdiri disampingnya.

Tak lama kemudian, pintu terbuka lebar. Seorang maid membukakan pintunya. Mempersilahkan Saga masuk.

Saga menggandeng tangan Luci untuk masuk kedalam. Luci terperangah dengan interior rumah nenek dan kakeknya. Sangat mewah dan megah.

Beberapa langkah maju, keduanya disambut oleh Alena, ibunya Saga yang membawa kue tart coklat yang terlihat menggiurkan dengan aroma harum yang menggoda.

Alena terdiam ditempatnya, menatap malas anak bungsunya yang membawa seorang bocah perempuan.

Saga tersenyum menatap sang ibu.

"Siang, ma" sapa Saga. Alena hanya diam tidak berniat merespon.

Sedangkan Luci menatap binar kue tart coklat yang dibawa Alena. Luci melepaskan genggaman tangannya dari Saga lalu berlari kecil menuju Alena.

Alena menatap jengah bocah itu.

"Nenek, itu kue buat aku ya?"

Alena berdecak malas.

"Jangan panggil saya nenek, dan ini buat cucu saya" ucap Alena malas seraya pergi dari hadapan Luci yang menunduk sedih.

Melihat itu Saga pun langsung menghampiri Luci dan berjongkok.

"Mungkin nenek lagi cape abis bikin kue" ucap Saga seraya mengelus pucuk kepala Luci.

Luci menatap Saga sendu.

"Luci juga mau kue ulang tahun, ayah" ucap Luci.

"Nanti ya ayah beliin. Ayah mau ngomong saya nenek dulu, kamu main sekitar sini aja, ok?"

MCW 2 ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang