|문제| ----- Jealous

616 86 5
                                    

Malam ini Juyeon tunggu kepulangan istrinya di ruang tamu. Katanya sih biar lebih kerasa vibe rasa penantiannya, tapi kok serasa dramatis banget.

Mengingat kejadian hari itu, dimana tanpa sengaja Eunseo kasih tau bahwa dia lagi berbadan dua saat ini buat Juyeon bersemangat. Entahlah setelah tau hal itu tiba-tiba aja Juyeon menjadi jauh lebih bahagia dari pada biasanya. Dan termasuk karena hubungan dia dan Eunseo mulai dekat akhir-akhir ini. Yah meskipun emang sering kali berantem sana-sini.

Teng...nong!

Juyeon berdiri dari tempatnya dan berjalan ke arah pintu, tatapannya menajam ke benda panjang persegi itu. Juyeon tiba-tiba jadi sok ganteng, sampai mau buka pintu aja drama benerin rambut kebelakang.

Cklek.

"Hai Eunseo..." Juyeon tersenyum lebar.

Tapi sayang itu bukan wanita yang ia harapkan.

"Krystal?"

Wanita yang disebutkan namanya mendongak, dia menatap Juyeon dengan sayu. Tatapannya sulit diartikan dan bau alkohol tercium sangat jelas. Jangan-jangan cewek ini mabuk-mabukan sebelum kesini?

"Ngapain lo kesini?" Juyeon terlihat geram.

"Hai Juyeon." Tanpa permisi Krystal masuk ke dalam dengan wajahnya yang memerah. Kerahnya terbuka lebar, Juyeon bisa liat kalo wanita itu emang beneran gabisa kuasain badannya sendiri akibat mabuk. Jalannya gontai kesana kemari, Krystal kehilangan arahnya sampai hampir terjatuh.

Kadang orang yang gasadar karena minuman bisa melakukan hal random kaya gini. Dan buktinya, ternyata pecandu alkohol jauh lebih gila dari orang gila dijalanan sana. Mereka ga bisa pakai otak dengan benar, dan itu cukup murahan di mata Juyeon.

"Ngapain lo disini?"

"Hei...honey...begini banget kamu nyapa tamu hm?" Krystal buka mantelnya dan ambil kerah Juyeon untuk masuk ke pelukannya. "Ga kangen aku sayang? Belived it, i can't to forget you. I'll always feel miss you. Remember we got some problem, and because that we must leave. I don't admitted my tragic love well. I can't. And but i can't stopped for loving you. And you know when i say, right? Please come to me again. Dan jadilah Juyeon yang seperti dulu."

"If i say 'i never come to you again', you will must to leave here. Gue gamau Eunseo liat gue bersama lo lagi. Gue gamau kita salah paham lagi."

"STOP! JANGAN BAHAS EUNSEO DULU JUYEON!" Krystal marah, dia geram. Terlihat seperti orang depresi. Dia jauh lebih menakutkan kalau sedang seperti ini. "Sekali aja, sekali. Tolong lihat sudut pandang aku disini. I need you. So much."

"Sampai kapan lo kaya gini terus sih? Seharusnya lo liat posisi lo sekarang berada dimana, ga kaya gini. Krystal." Desis Juyeon penuh penekanan.

"Kalau gue harus menjadi orang egois untuk milikin lo sekarang. Gue bisa lakuin itu Juyeon." Desak Krystal sambil menggoda Juyeon lewat sentuhannya.

"Krys-"

Cup.

Dengan sekali gerakan Krystal menarik dirinya ke pangkuan Juyeon. Mereka beradu tatapan dalam decakan lidah yang bergema di sudut ruangan. Juyeon sedikit terbuai, tapi dia sadar kalau ini adalah salah.

BRUK.

Juyeon dorong badan Krystal sampai jatuh kebawah, dia usap bibirnya dengan tangan lalu menatap tajam Krystal. Wanita itu sangat berantakan sekarang, dan Juyeon akuin itulah yang membuatnya hampir goyah untuk bertahan di prinsipnya.

"Keluar." Kata Juyeon. "Keluar dari rumah gue."

"Juyeon please, kasih aku kesempatan."

"You will not give the permission to talk in here. I hope you understand what i say, and leave from my house now." Kata Juyeon dingin sambil membuang mukanya, "gue punya wanita yang harus gue jaga perasaannya. Gue gamau dia sakit hati melihat ini. Lo tau kan? Ini salah."

 문제 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang