|문제| ----- Breaking News

641 108 9
                                    

Flashback, kemarin malamnya di apartement Dayoung.

"Apa?! Sumpah gila ni anak!" Dayoung sampai lemparin popcorn gara-gara denger cerita Eunseo soal Jeongin—mantannya.

"Sumpah gila, brengsek banget tau ga cowok itu! Gue heran sama lo, Seo. Lo kok bisa setabah ini sih?" Dia gapercaya setelah dengar semuanya, termasuk mengenai masalah Eunseo  sekarang.

Eunseo sih cuman diem aja, pasrah ajalah dia mah. Yaterus mau gimana lagi? Udah takdir.

Dayoung kasian sekaligus miris sama keadaan Eunseo yang amurawut gini. Udah pacarnya ninggalin selingkuh, kerjaan pas-pasan, belum lagi kakaknya malah kabur dan jual apartementnya. Nasib baik belum ada ditangan Eunseo.

"Terus kedepannya lo mau gimana?" Tanya Dayoung, "gue berharap masalah lo emang beneran cuman segini. Son Eunseo, gue cemas tau ga sama lo sekarang. Gue ga mau lo kenapa-napa." Iirihnya.

Eunseo liat Dayoung dari kedua bola mata pekatnya—ada sebuah kepercayaan disana. Gasalah ternyata Eunseo milikin Dayoung sebagai sahabat, Dayoung orang terbaik yang bisa dia andalkan selama ini. Mengetahui keadaan dia yang acak-acakan, Dayoung tetap ada buat dia meskipun sebenernya Dayoung juga punya masalah hidupnya sendiri. Dayoung bukan hanya temen atau sahabat, dia udah lebih dari orang terdekat Eunseo. Dia seperti saudaranya sendiri, dan hal itu membuat Eunseo bener-bener bersyukur.

Apapun yang terjadi, masalah apapun yang menerjang. Setidaknya dia punya Dayoung. Teman semasa kecilnya sampai sekarang.

"Yaudah makan yang banyak sekarang, pasti lo capek kan jalan kaki kesini dari apartement lo. Yaampun Seo..." Dayoung kunyah lagi cemilan dimulutnya dan kasih beberapa cemilan dan mie ke Eunseo buat dimakan.

"Eh gue kalau ikut dimakan disini, lo besok bayar sewa gimana?" Eunseo jadi bingung.

"Tenang aja lah, lagian ini mie udah dibeli juga gabisa dibalikin lagi duitnya. Gausah gaenakan..udah makan aja. Ya maaf mungkin seadanya, gue lagi tanggal tua." Sahabatnya itu menguyup kuah mie sambil liat televisi di depan.

Eunseo ngehela nafas, "nanti gue ganti deh ya." Dia ikut makan mie yang dibuatin Dayoung tadi.

"Gausah...kaya kesiapa aja." Pipi Dayoung mengembung karena menyimpan banyak makanan, dia liat Eunseo nyalang dan kembali makan dengan rakus—sewajarnya seperti Dayoung pada umumnya. "Ga masalah kok kalau buat bayar sewa, paling gue bilang telat lagi."

"Lo masih kerja di tempat fitness itu, Young?"

Dayoung ngangguk, "mau dimana lagi coba?"

Eunseo ngehela nafas dan liat acara tv di depan.

Toh ternyata Dayoung masih kerja di tempat yang sama, yang bahkan bayarannya pun ga sebanyak yang dipikirkan. Nasibnya sama dengan Eunseo. Entahlah mungkin emang harus kaya gini konsekuensi tamatan SMA kaya mereka.

Dayoung dan Eunseo ngehela nafas bersamaan saat itu. Mereka lirik jam dinding udah mengarah tepat 11 malam. Mau begadang juga ga masalah kayanya, Dayoung pun kerja di fitness entar agak siangan—jadi ga perlu takut telat. Sementara itu juga Eunseo mau cari kerjaan dan keluar dari apartement Dayoung. Yamasa dia numpang terus kan?  Apalagi menghadapi situasi Dayoung pun lagi punya masalah finansial yang sama. Ga pokoknya! Eunseo ga boleh jadi benalu yang cuman ikut numpang doang.

"Semua laki-laki itu sama ya." Monolog Eunseo pas liat film di televisi. Dia teringat sama Jeongin lagi, rasanya sakit banget. "Goblog."

Dayoung yang mendengar perkataan kasar dari mulut Eunseo tertawa renyah, "semua itu gabisa dipercaya sebetulnya. Termasuk laki-laki."

"Maaf ya, Young. Gue jadi gaenak...padahal lo udah bilang Jeongin itu cowok kaya gimana. Tapi guenya ga mau denger."

"It's okay, Seo. Gausah merasa bersalah. Toh pada akhirnya semua terungkap juga?"  Perkataan Dayoung buat Eunseo tersenyum. "Lo bisa ceritain semua masalah lo selama ini....gue siap denger apapun itu. Karena lo adalah sahabat gue, Son Eunseo. Kita bisa saling percaya mulai sekarang."


 문제 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang