○ fourteen : bully (2)

45 10 4
                                    

" Saaya awas aku mau dobrak pintunya " Ujar Iwaizumi, Saaya yang didalam toilet mundur lalu Iwaizumi mendobrak pintu toilet tersebut. Pintu toilet itu pun terbuka memperlihatkan Saaya didalam sana.

"Saaya-chan!" Hana terkejut melihat kondisi Saaya yang basah.

" Saaya-chan!, apa yang terjadi? " Tanya Hana, dia membantu Saaya menggenggam tangab Saaya dan membawanya keluar dari toilet

" Oh ya, Saaya ko bajumu basah " tanya Iwaizumi kepada Saaya

"Itu gara gara si Bangs*t tadi... " Gumam Saaya

" Apa? gara gara siapa? " Tanya Hana

"Tadi aku terkunci dalam toilet lalu ada segerombolan cewek yang nyiram air pel-an kepadaku, tapi aku gak tau siapa yang nyiram aku " ucap Saaya menjelaskan, Hana dan Iwaizumi sedikit terkejut dengan penjelasan Saaya. Hana prihatin terhadap apa yang menimpa Saaya.

"Siapa.. segerombolan cewek itu..." Iwaizumi geram dia mengepalkan tangannya hingga memperlihatkan urat-urat ditangannya.

"Tidak tahu" Ujar Saaya menggeleng pelan. Hana menghela nafas kasar, lalu dia memegang dahi Saaya.

"Saaya kamu panas" Ucap Hana 

"Saaya sebaiknya kamu pulang, Hana ksu antar Saaya pulang ya, kau libur saja dulu hari ini umtuk pergi ke klub volinya, hati hati ya, dan istirahat" ujar Iwaizumi. Keduanya mengangguk dan Hana mulai mengantar Saaya.

Iwaizumi pun kembali ke klub volinya. Hana dan Saaya kekelas Saaya mengambil tas Saaya dan Hana mengantar Saaya kembali pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah Saaya betapa terkejutnya kedua orang tua Saaya melihat keadaan anaknya. Setelah mengantar Saaya, Hana pun juga kembali kerumahnya.

Saaya kini berada di kamarnya, tubuhnya sudah dibersihkan. Tubuhnya terbaring diatas ranjangnya, dengan kompres diatas dahinya. Lalu datanglah sang ibu membuka kamar anaknya. Ibunya membawa nampan yang terdapat bubur, segelas air dan obat. Dia menaru nampan itu meja samping ranjangnya dan duduk di pinggir ranjang.

"ayo bangun dulu, makan buburnya habis itu minum obat, lalu istirahat"

"Okay" balas Saaya, Saaya menaikkan tubuhnya menjadi posisi duduk. Sang ibu mengambil mangkuk bubur itu.

"Ayo sini disuapin"

"Saaya kan sudah gede, Saaya mau makan sendiri" ibunya terkekeh

"Gak apa apa, gak ada liat Saaya makan disuapin" sang ibu menyendok bubur tersebut dan menyodorkan kemulut Saaya. Saaya mengembuskan napasnya pelan pasrah. Dia pun memakan bubur tersebut disuapin sang ibu.

"Omong omong, apa yang sebenarnya terjadi padamu Saaya?" Tanya sang ibu dengan nada lembut.

"Ah... hanya kecelakaan kecil, tidak perlu khawatir bu" ucap Saaya berusaha membuat ibunya tidak khawatir.

"Saaya cerita saja pada ibu yang sebenarnya terjadi" kini sang ibu memegang pundak sang anak.

"Ibu tau pasti terjadi sesuatu, tidak mungkin tidak terjadi apa-apa, kau pulang-pulang sudah keadaaan basah kuyup padahal tidak hujan sama sekali dan baunya seperti air pel-an tadi. Ibu tau jadi ceritakan saja yang terjadi" Saaya hanya terdiam tidak berani menatap mata sang ibu. Melihat respon Saaya sang ibu hanya mengehela napas.

"Baiklah jika Saaya tidak mau cerita" sang ibu mengelus rambut anaknya dan melanjutkan untuk menyuapi sang anak. Setelah itu Saaya meminum obatnya dan membaringkan tubuhnya untuk beristirahat. Ibunya menarik selimut dan menyelimuti anaknya.

Ibunya mengambil nampan bekas makan Saaya dan berjalan keluar, dan menutup pintu kamar Saaya. Saat menuju kedapur dia melihat anak pertamanya sudah pulang dari sekolahnya.

"Saaya kenapa bu?" Tanya anak Khosi penasaran dengan apa yang terjadi pada adik satu-satunya itu.

"sakit" jawab sang ibu singkat

"Sakit?"

"Iya saat tadi dia pulang sekolah, keadaanya begitu buruk, basah kuyup dan tubuhnya panas" ujar ibunya menjelaskan, Khosi terkejut mendengar penjelasan ibunya.

"Bagaimana itu terjadi?" Tanya Khosi lagi, ibunya menghela napas

"Saaya tidak mau cerita, Khosi nanti setelah Saaya beristirahat kau tanyakan padanya apa yang terjadi hari ini disekolahnya" Khosi terdiam dan mengangguk.

Ibunya lanjut berjalan menuju dapur, dan Khosi menuju kamar adiknya. Dia membuka sedikit pintu kamar Saaya dan melihat kondisi adiknya itu. Dia melihat adiknya tertidur, dia membuka pelan pintu kamar Saaya dan masuk kedalam kamar Saaya.

Khosi melihat kondisi adiknya dari dekat, dia mengecek suhu Saaya yang cukup panas. Lali dia keluar dari kamar Saaya dan menutup rapat pintu kamar Saaya.

Di tengah malamnya Saaya terbangun. Dia keluar dari kamarnya mengambil segelas air untuk minum. Lalu dia kembali ke kamarnya, dia kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjangnya.Saaya tidak bisa tidur lagi dia rasa suhu tubuhnya pun sudah menurun.

Dia mengambil Handphone dan mendapat banyak pesan masuk. Pesanya begitu banyak, namun perhatian nya tertuju pesan yang dikirim oleh Oikawa.

Sampah berjalan 🚮

$44¥4-©|-|4/\/!!!!!!
|<4/\/\|_|
g4|< 4p4 4p4 |<4/\/,

|<474 1\/\/4-©|-|4/\/
|<4/\/\|_|
$4|<17  :<

"nih orang ngetik apa, tangannya lancar banget " Ujar Saaya, dia mengenyeritkan dahinya berusaha membaca tulisan Oikawa.

You(Saaya)
Ngetik yang bener apa 😭

Setelah menjawab beberapa pesan teman-temannya dia berusaha kembali untuk tidur.

Dipagi harinya dia terbangun dengan keadaan tubuh yang sudah membaik. Dia bersiap siap berangkat sekolah. Setelah dia mandi dan bersiap ke sekolah dia menuju ruang makan.

"Saaya? Sudah baikan?" Tanya Khosi, Saaya mengangguk dan duduk dikursi dan memakan sarapannya. Sambil memakan sarapannya dia melihat pesan di handphone nya.

Sampah berjalan 🚮

Aku nanya kondisi Saaya loh itu •‸•

You(Saaya)
Oh, aku udah baik-baik saja

Sampah berjalan 🚮
Oh bagus, senang mendengarnya
Aku sudah denger ceritanya dari Iwa-chan
Awas saja nanti orang yang ngelakuin itu ke kamu aku bawa ke kepsek

You(Saaya)
Mzza?

Sampah berjalan 🚮
1¥@ :>

Saaya hanya tersenyum kecil berbalas pesan dengan Oikawa. Sedari tadi kakaknya memperhatikan adiknya bingung.

TBC

LAST STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang