Setelah semuanya di jelaskan Hana akhirnya Hana dan Kunimi berpisah dengan Saaya. Sejoli ini pergi dari bazar untuk kembali ke rumahnya masing masing. Kini Hana pasti tak akan lepas, Hana di genggam tangan begitu erat sehingga ia tidak kabur apa lagi menghilang lagi.
" ngomong ngomong Hana, kau beli barang apa tadi sampai sangat tertarik lalu menghilang " tanya Kunimi
" Oh itu.., music box " menunjukan sebuah paper bag, ia mengeluarkan isi dari paper bag itu. Music box berwarna biru pastel, berbentuk kotak dengan setiap ujungnya terdapat sebuah motif indah. Saat music box di buka muncul sebuah miniatur balerina berputar mengikuti alunan musik yang keluar.
"Cantik bukan?"
"Iya cantik" Hana menutup music box itu dan memasukkan kembali ke dalam paper bag. Mereka kembali berjalan melewati gang dan jalan setapak yang hanya disinari lampu lampu jalan. Kepalanya mengadah keatas melihat langit. Bulan hanya memunculkan setengah bagian dari dirinya.
Bulan setengah di malam yang tenang ini mengingatkan Hana pada sebuah malam. Di malam Hana mendapatkan sebuah kotak hadiah pada beberapa tahun lalu sebelum ia menetap di Perfektur Miyagi.
.
.
.
Seorang anak perempuan pulang kerumahnya memegang sebuah mendali, ia membuka pintu rumahnya. Anak itu berlari begitu girang menunjukkan kepada kedua orang tuanya."Nice Sayang!" Sang ayah mengacungkan jempolnya kepada sang anak. Sang ibu memeluk sang anak dan mengelus puncuk kepala sang anak bangga.
Anak itu lalu berlari mendobrak sebuah pintu kamar. Mendapati seorang anak lelaki yang sedang bermain vidio game ia merupakan kakaknya. Sang anak masuk kedalam kamar sambil membanggakan diri memperlihatkan kepada sang kakak mendali yang ia miliki.
Sang kakak menatap malas sang adik yang sedari tadi terus menunjukan mendali miliknya, dia terus berusaha gokus pada vidio gamenya. Adiknya terus menggangu kakaknya ia tidak akan berhenti sampai kakanya mau menanggapi bahwa dia saat ini sedang pamer.
"Lihat nii-chan"
"Aku sudah melihat" kakanya menatap malas adiknya. Anak perempuan itu cemberut karena mendapatkan tanggapan seperti itu dari adiknya.
"Ya ya..." kakaknya mengelus puncuk rambut sang adik lalu menaru vidiogame tersebut dia atas meja. Lalu dia berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah kotak hadiah.
"Ini untukmu" mata sang adik berbinar, ia tersenyum begitu lebar.
Anak perempuan itu begitu girang ketika mendapat hadiah dari sang kakak. Sebuah kotak musik berwarna biru yang indah. Matanya membesar melihat miniatur balerina berputar di kotak music itu, Sebuah senyum ia lukiskan di wajahnya.
"Sebahagia itu kah? Aku hanya memberikanmu sebuah kotak musik loh" tanya sang kakak, anak perempuan itu mengangguk kecil dengan tetap mengulas senyum.
"Ini berarti, Kenma-nii memberikan ini karena aku bisa menyelesaikan pertandingan badmintonku."
"Ya baiklah"
Di malam lain bulan hanya menampakkan setengah dirinya. Seorang anak parempuan menatap kejendela dengan sendu. Anak itu berdiri wajah sendunya berubah menjadi wajah yang penuh kekesalan. Ia berjalan kedepan mejanya, menatap beberapa barang dan sebuah raket dan kok. Ia mulai mengacak ngacak mejanya.
CRAK
Tanpa sadar anak itu membanting kotak musik kesayangannya. Matanya membesar, pupilnya mengecil karena terkejut. Ia berjongkok melihat kotak musik itu telah rusak, dan miniatur balerinanya terlepas dari kotak musiknya.
Suara pintu terbuka seorang anak lelaki masuk melihat ada kekacauan di kamar tersebut. Ia menatap anak perempuan yang berjongkok sedang menangisi kotak musiknya yang rusak.
"Apa yang terjadi?" Tanya sang anak lelaki, Anak perempuan itu menengok. Anak perempuan itu berdiri berjalan ke arah sang anak lelaki.
"Nii-chan..." anak perempuan ini memeluk sang anak lelaki yang merupakan kakaknya.
"Kau kenapa?apa kau sedang marah?" Sang anak perempuan menangis dalam pelukan sang kakak.
"Apa karena okasan melarangmu ikut pertandingan?" Anak perempuan itu mengangguk
"Nii...san...hiks... seharusnya... hiks... aku.... yang bermain... hiks sing... single.. ta.. tapi aku ga.. tanding... hiks.. lalu seha...rusnya.. aku... ta..tapi... temen...ku...hiks.." anak perempuan ini mengatakannya sambil terisak-isak
"Iya aku paham" entah bagaimana ia bisa paham perkataan adiknya, walau tidak begitu jelas apa yang dikatakan sang adik dia bisa paham apa yang di maksud sang adik
"Lalu hiks... kotak... kotak...hiks kotakk..."
"Kotak musiknya"
"hadiah nii-chan...hiks"
"Kau tak sengaja aku tahu" sang kakak mengelus punggung sang adik pelan, mencoba menenangkan sang adik. Setelah ia agak tenang ia menceritakan semuanya kepada sang kakak.
Sang anak perempuan kesal karena ia tidak boleh ikut bertanding tahun ini karena dilarang oleh sang ibu. Ibunya melakukan ini bukan sembarang tanpa alasan. Ia tidak ingin sang anak jatuh pisngsan atau mengalami hal buruk karena kondisi kesehatannya.
Anak ini begitu keras kepala ia tidak akan menurut begitu saja saking keras kepalanya. Contohnya kejadian beberapa minggu lalu karena memaksakan ingin ikut latihan saat kondisi tubuhnya kurang stabil ia jatuh pingsan dan membuatnya tak sadatkan diri seharian. Hal itu membuat sang ibu sangat panik dan was-was.
Karena ia dilarang dan diancam kalau mengikuti pertandingan akan dipaksa mengundurkan diri dari tim badminton kesayangannya oleh sang ibu, akhirnya ia dengan berat hati tidak ikut. Dan saking kesalnya ia tidak holeh ikut bertanding ia malah menghancurkan kotak musik pemberian kakaknya.
Anak itu tahu sang kakak sudah menyiapkan hadiah kotak musik kepadanya sebelum ia mendapatkan mendali itu, maka dari itu ia menganggap bahwa kotak musik itu berharga baginya. Karena biasanya sang kakak jika memberi hadiah kepada adiknya berupa vidio game keluaran terbaru. Tapi kali ini berbeda makanya ia sangat menyayangi hadiah yang satu ini.
Semenjak ia menghancurkan kotak musik itu ia mencari kotak musik yang mirip dengan itu. Awalnya ia hanya mencari kotak musik yang berwarna biru namun malah berakhir membeli barang barang berwarna biru. Dan itulah kenapa dia menyukai warna biru.
.
.
.Kembali kepada dua remaja ini, Kunimi mengantar Hana kembali ke rumahnya. Mereka berduapun sampai didepan rumah Hana.
"Mau mampir dulu ga?" Tanya Hana
"tidak perlu" jawab Kunimi melepaskan genggaman tangannya.
" apa kau khawatir ada kakakku ya~" Hana terkekeh sedikit menggoda Kunimi dengan jahil
"Tidak"
"Oh ya?, siapa yang kamaren-maren jahil banget dan hampir kepergok kelakuannya abangku hah?"
"D-Diamlah" wajah Kunimi sedikit merona
"Ya ya ya" Kunimi menatap datar sang kekasih, melihat wajah datar Kunimi Hana kembali terkekeh. Melihat wajah datar Kunimi memang mengingatkannya kepada Kenma.
"Yaudah aku masuk ya, see you Akira" Hana melambai ke Kunimi dan di balas lambaian oleh Kunimi. Hana membuka pintu dan masuk kedalam rumahnya. Lalu Kunimi pun pergi kembali pulang ke rumahnya.
TBC
Picture by pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST STAR
Fanfic☆ 𝕃𝔸𝕊𝕋 𝕊𝕋𝔸ℝ [HIATUS] [KUNIMI AKIRA] X OC [OIKAWA TOORU] X OC -Dari cinta berujung kekecewaan- Akan kah kandas begitu saja? Akan kah cinta ini terus di pertahankan? Dia mencintai orang lain " Lebih baik hentikan ini sebelum sesuatu terjadi l...