^°^
Shinazuki Riku Point of View
^°^
8 Agustus, di sebuah jalanan yang masih sepi di kota Bandung, ada dua orang yang sedang naik motor. Motor Sport tanpa roda yang bermerek Shizuka sedang melambung dengan cepat sekali, sehingga bisa sampai di sekolah lebih awal daripada seharusnya.
Setelah sampai di rumah pada jam 06:11, motor itu diparkir di parkiran khusus motor. Motor itu dimatikan dan kedua orang itu membuka helm mereka yang dapat dilipat dan menyimpannya di jok motor terbang.
Orang itu merupakan teman sekelas Reita yang mengikuti Ekskul Pramuka. Orang itu mengenakan jaket tentara yang melindungi tubuhnya dari sengatan udara kota Bandung yang cukup dingin itu.
Shinazuki Riku, siswa yang selalu ketiduran di kelas. Aku mengenakan jaket hitam tentara yang aslinya adalah seragam Pramuka lengkap dengan atributnya bersama dengan orang yang aku antar. Dia selalu bersamaku karena aku sudah mengenalnya sejak kecil.
Aku sudah memiliki SIM sejak 17 tahun, tepatnya sudah masuk kelas 11 SMA. Aku merupakan orang yang lelah akibat suatu aktivitas yang melelahkan pada malam hari. Aku tidak bisa tidur dengan tenang.
Tinggi badanku sekitar 175 cm, berat badan 53 Kg. Golongan darahku adalah A heterogen. Mata pelajaran yang kusukai adalah matematika dan kimia. Tapi, entah kenapa Bu Aya dan Pak Sinetron membenciku karena aku menyukainya.
Sementara yang orang yang bersamaku adalah seorang siswa cewek yang memiliki gaya rambut seperti orang Jepang. Twintail. Gaya rambut itu sudah dipopulerkan di Jepang sebagai gadis yang unik.
Namanya, Aprilia Sentinel. Dia lahir tanggal 17 April (Zodiak Aries). Dia adalah cewek yang memiliki tinggi badan 160 cm berat badan sekitar 43 Kg. Dia cukup perhatian karena dia selalu berada disampingku sejak pulang sekolah.
"Riku. Aku ke kelas dulu, yah! Awas kamu tidur lagi! Kalau kamu tidur, siapa yang susah? Aku yang susah. Sampai berpacaran di hotel 5 kali." Dia mengancamku karena aku selalu ketiduran di kelas.
Karena aku selalu ketiduran di kelas, aku dapat julukan sebagai Istri Putri Tidur. Aprilia membelaku, sehingga mereka salah paham dan mengira aku dan Aprilia berpacaran. Sungguh miris Indonesia dimana sepasang kekasih berjalan bersama dibilang pacaran.
Sejak saat itu, kami berpisah ke kelas masing-masing. Aku berjalan dengan penuh kantukan meskipun aku sudah bisa menahannya. Permen yang ku kulum adalah sebuah kopi yang telah berubah menjadi permen.
Mereka takkan pernah tahu apa yang aku lakukan.
^****^
Sesampainya di kelas, aku tidak langsung belajar. Aku justru duduk di depan dan ingin lanjut tidur lagi. Aku merasa mengantuk karena aku sudah terbiasa melakukan keseharian yang cukup lama itu.
Reita tidak masuk sekolah karena ia harus dirawat. Tapi, entah kenapa notifikasi Pecebook selalu mengganggu Virtual Phone merk Legacy yang aku miliki. Aku mute notifikasi mereka sambil menahan rasa kantuk itu.
Aku justru menikmati musik Sportify dibandingkan dengan Pecebook, dan sosial media lainnya.
Jam 07:00. Tidak terasa bagiku untuk mengikuti pelajaran pertama. Tidak hanya Reitra tidak masuk, kelima orang lainnya tidak masuk kelas.Entah apa yang merasuki mereka. Yang pasti, mereka menghindari pelajaran Ekskul Pramuka.
Susunan pelajaran pada hari Jum'at adalah Bu Aya (Guru Kimia), Bu Aurelia (Guru Bahasa Indonesia), Bu Misha (Guru Biologi) dan diakhiri oleh pelajaran Ekskul Pramuka.
Bu Aya masuk ke kelas dan merasa terbebani dengan keberadaanku yang hanya terduduk rapi di di kursi bagian depan. Dia merasa keringat dingin dan malas karena ada keberadaanku di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Gak Ada Akhlak
Teen FictionUpdate tidak menentu. Sinopsis Pada Masa Modern, ada sebuah peradaban yang modern serta maju. Setelah melalui searah yang cukup panjang, akhirnya manusia, dan makhluk lainnya hidup berdampingan dengan damai. Mereka menjalani aktivitas tanpa ganggua...