(03) - Menjadi Bayangan

66 14 17
                                    

Jarak antara rumah dan C035 Company tidak terlalu jauh ditempuh menggunakan kecepatan mobil diatas rata-rata, karena jalan pintas biasa dilewati selalu sepi tidak akan ada halangan di jalan nya.

Hana memang sudah biasa melewati jalan sunyi tak berpenghuni, hanya pepohonan tinggi dan daun rimba menghiasi sisi tepian.

Kini mobil mewahnya terparkir ditempat garasi C035 Company. Rosa dan Jeffrey adalah teman sekaligus rekan kerja setia mengabdi bertahun lama di perusahaan milik orang tua nya, bukti bisa dilihat saat sekarang Hana menjumpai kedua orang tersebut menyambut dirinya dari pintu masuk perusahaan lewat garasi parkiran.

"Long time no see Mrs Hana." Sapa Jeffrey memakai nada mengolok dan senyum konyol tapi tetap terlihat tampan.

"Berhentilah bercanda. Apa yang kuminta kemarin malam sudah kamu kerjakan?" Ketika bersama teman pun Hana akan bersikap serius jua perfeksionis, baginya waktu bermain sudah habis untuknya.

"Seperti yang kau minta Hana, semua sudah siaga satu, sekarang mereka menunggumu." Bukan Jeffrey menyahuti melainkan Rosa, sepupu Hana merangkap sekretaris dua.

"Bagus." Singkat menjawab tetapi berbagai makna bercabang dalam satu kata.

Hana menyuruh keduanya berjalan mendahului menuju ruangan rahasia mereka yang dapat ditemukan pada lantai dasar dari gedung tersebut, sangat dasar sehingga orang tertentu saja boleh menjangkau nya. Melalui lift pribadi khusus karyawan kelas atas, bukan Hana membedakan karyawan nya namun pekerjaan ini sangat jauh berbeda dari urusan perusahaan.

Tingg

Lift terbuka menampakkan tiga orang sedang duduk berdiskusi ringan, pakaian kantor selalu melekat walau pekerjaan tidak dilakukan.

"Yeahh Hana, kau disini? Kemana saja kemarin? Kami semua menghubungimu." Salah satunya bangkit dari duduk ketika melihat Hana baru saja sampai diruangan pribadi mereka, itu Yogi.

"Sorry everyone, aku harus mengurus sesuatu yang mungkin akan menjadi tugas untuk kita." Senyum nya cantik memikat hati para pujangga disana namun segera sadar jikalau senyuman untuk ancaman.

"Aku sepertinya tau apa yang membuat Hana seperti ini." Jena menduga pikiran Hana yang dibalas senyum manis dari wanita itu langsung.

"Biar ku tebak, dia kembali?" Penekanan kata 'dia' berhasil menarik atensi seluruh penghuni disana, dan siapa sangka Hana mengangguk.

"Berarti yang semalam kamu suruh cari identitasnya adalah dia." Jeffrey bertanya namun malah disunggingkan senyum oleh Hana, sedangkan Hana sendiri menyuruh Wira membuka perbincangan dengan menampilkan file dari Rosa yang terhubung di dinding hadapan mereka.

Memperlihatkan identitas ketiga pacar adiknya sekaligus jalinan hubungan anantara ketiganya, termasuk satu orang yang membangkitkan dendam 7 tahun lalu.

"Jadi rencana dia menggunakan adikmu agar menjatuhkan mu." Jena mengangguk paham saat membaca identitasnya.

"Apa dia tidak pernah merasa bersalah setelah melakukan pembunuhan 7 tahun lalu?" Yogi menatap nanar pada orang di dalam layar digital tersebut.

"Dia tidak punya hati, mana mungkin merasa bersalah." Rosa merasa sangat terbakar mengingat kejadian 7 tahun lalu.

"Sudah kita lupakan sejenak, sekarang kita harus tau apa yang menjadi misi dia selanjutnya." Semuanya nampak berpikir jalan keluar setelah Wira mengatakan hal tersebut.

Tajam Tuk Jaga ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang