(13) - Katakan Semua

30 10 3
                                    

"Hana, you should know this but before that I want you to clean yourself first. You look so messy." Hani mendorong tubuh Hana masuk kedalam kamar mandi, menyuruh Hana agar membersihkan diri dahulu sebelum dia mengatakan hal yang mengejutkan.

Karena Hani orang yang tidak bisa diam barang sedetik pun, dia memilih untuk memanjakan penglihatan nya dengan memandang keluar melalui jendela kamar Hana, terlihat biasa saja karena hanya menampakkan taman belakang. Namun ketika netranya bergulir ke sisi tepi kanan dekat kolam, ada seseorang mencurigakan, dari perawakan nya Hani mengenali orang tersebut.

Mumpung Hana masih belum keluar dari kamar mandi, Hani berjalan keluar untuk memastikan siapa yang dilihatnya tadi. Jalan Hani sedikit mengendap-endap guna tidak mengejutkan orang tersebut, sedikit lagi dia tahu siapa orang itu namun pembicaraan dari sambungan telepon membuat Hani menghentikan langkah kaki nya.

"Tolong jangan sakiti anak saya, saya akan lakukan apapun yang tuan katakan. Saya janji tidak akan berkhianat tuan."

Terdengar seperti tanda serius, Hani makin curiga dengan orang itu. Dia menguping lebih dekat, tapi ternyata telepon berakhir setelah ucapan janji tadi, Hani berpura-pura sedang berjalan-jalan di sekitar kolam agar tidak terlihat mengintai pembantu rumah Hana.

Ya, yang dilihat Hani tadi adalah pembantu rumah Hana paling tua diantara pelayan yang lain, Hani hanya melirik sekilas ketika bi ira membungkuk kan badan kepada nya.

"Apa yang dia bicarakan tadi? Haruskah aku membuat pelatihan menembak disini." Ketika mata menyeluruh mendapati luas taman belakang lebih dari yang dikira, Hani berpikiran untuk membuat latihan menembak disini. Hani paham semua tidak baik-baik saja pada keluarga Cakrawala sehingga membuat ibu nya tewas dan ayah nya menghilang.

"Kak Hani? Kok disini? Bukan nya tadi sama kak Hana?" Aska datang sembari menggendong Raisa yang terlihat damai.

"Hana was taking a shower and I was bored if I had to wait in the room, so I just walked over here." Hani duduk dipinggiran kolam setelah melihat Aska mengangguk, tak lama Aska juga mengikuti nya duduk berdampingan.

"I heard what you were talking about earlier, no need to be awkward with me, you look cool and we are brothers." Hani tentu tidak terkejut jika Aska bisa berbahasa inggris, namun apa yang dikatakan Aska berhasil mengalihkan atensi Hani sepenuhnya hanya ke Aska.

"What do you mean?"

"Udah gue bilang buat santai sama gue kak, I heard you say you're going to do shooting practice here." Hani mengangguk, jadi Aska membahas itu, ya bukan hal besar jadi Hani tidak perlu menutupi nya.

"Gue santai kok. Bicara soal latihan emang gue berencana bikin disini tapi perlu kompromi sama Hana dulu." Aska tampak kebingungan mencari alasan dibalik mengapa Hani membuat pelatihan tersebut.

"Buat apa bikin pelatihan?"

"I think there are those who hear besides the two of us, this plan is quite private because it can only be known by important people who are really concerned, including you. I'll talk about it later after Hana finishes taking a shower, I hope you guys get together soon when Hana calls." Hani pergi meninggalkan Aska sendiri, bingung akan ucapan yang Hani sampaikan, Aska tidak menemukan titik terangnya.

"Woyy ngapain lu disitu, nih perlengkapan nya udah gue beli." Teriakan familiar menyapa pendengaran Aska, tentu ini suara Binar sang kembaran.

Aska mulai beranjak dari kolam, mendekati Binar di pintu masuk taman belakang, saat berjalan tak sengaja netra nya menatap bayangan manusia yang berlari dari arah dapur belakang tempat kamar para pelayan. Aska mengerti sekarang kenapa Hani mengatakan ada seseorang diantara mereka.

Tajam Tuk Jaga ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang