(15) - Cerita Lama

30 11 2
                                    

"Makasih udah dianterin pulang, mau mampir dulu nggak?" Hana terlihat malu saat Aldo tersenyum lembut dihadapan nya, Aldo pun mengangguk setuju sebagai jawaban lalu mengikuti Hana berjalan masuk kedalam rumahnya.

"Mama, Hana pulang." Rutinitas Hana sejak kecil, jika baru pulang darimana pun yang pertama ia panggil adalah sang mama.

"Di dapur sayang." Suara lembut khas seorang ibu menggema kuat di seluruh penjuru rumah.

"Al, aku panggil mama dulu ya? Kamu duduk disini jangan pergi, nanti aku bawain minum."

"Iya Na." Setelah mendengar jawaban Aldo, Hana bergegas menghampiri mama di dapur, sedangkan Aldo memilih memainkan benda pipih digenggaman nya.

30 menit sudah Aldo terduduk di ruang tamu keluarga Cakrawala, bosan sudah mulai menyapa sejak tadi. Melihat kekasihnya belum kunjung datang, Aldo memilih untuk berjalan sebentar memandangi benda disekitarnya.

Berawal melihat foto yang terpajang di dinding, beralih menatap gambar masa kecil Hana bersama ketiga adiknya, disusul dengan senjata api milik ayah Hana sangat enak menjadi objek tangkapan mata.

Terhitung 1 jam menunggu, tidak ada yang harus Aldo lakukan guna mengusir bosan. Akhirnya langkah mengajak menuju dapur, niat untuk berpamitan pulang tapi mendengar desas desus tak sedap.

"Hana, berapa kali mama bilang untuk kamu jangan pacaran? Kenapa kamu nggak mau nurutin omongan mama. Lebih baik kalian langsung menikah saja atau kamu mama jodohkan dengan Malvin." Aldo kenal suaranya, intonasi suara yang kian meninggi setiap kata nya adalah milik mama Hana.

"Mama dengerin Hana, kami berdua masih harus lulus dari SMA dulu, mau kuliah juga, baru menikah. Mama nggak boleh asal jodohin Hana kayak gitu, dia cuman temen Hana."

"Kamu harus tau Hana, bunda nggak suka Aldo. Dia terlalu kasar, dia bukan orang baik untuk kamu, kurang semua jika dibandingkan dengan Malvin."

Sakit sudah tentu, mendengarnya membuat hati Aldo terasa remuk. Tapi dia harus kuat, demi mendapatkan hati mama Hana.

"Aldo bukan orang seperti itu mam-"

"Permisi tante dan Hana, saya mau pamit pulang dulu, maaf sempat ganggu obrolan nya." Aldo sengaja memotong ucapan Hana agar dia tidak membantah perkataan mama nya.

Hana melihat Aldo merasa tak enak karena sudah membuat Aldo menunggu begitu lama hanya untuk pertengkaran dengan topik yang sama.

"Kamu mau pulang sekarang? Maaf karena aku, kamu jadi nunggu lama." Aldo tersenyum teduh, memperlihatkan keadaan bahwa dia tidak merasa terbebani apapun.

"Nggak apa-apa, kalau begitu saya duluan tante." Aldo tetap menyalami mama Hana meskipun terlihat cuek tanpa senyum kepada Aldo.

Hana langsung mengantarkan Aldo kedepan rumahnya, seperti remaja di mabuk cinta pada umumnya. Sebelum pergi, Aldo melemparkan gombalan receh untuk melihat senyuman Hana. Setelah saling mengucapkan kata sampai jumpa, Aldo menjauh dari pekarangan rumah Hana secepat mungkin, kepala nya terasa pusing.

Sampai dirumah Aldo disambut sang bunda seperti Hana.

"Aldo kenapa baru pulang? Habis dari nganterin Hana?" Aldo hanya mengangguk sembari mengajak bunda nya masuk kedalam kamar, tiba-tiba memeluk sang bunda tanpa aba-aba terlebih dahulu.

Bunda terkejut namun hanya bisa membalas pelukan sang putra sembari mengelus punggung lebarnya.

"Bunda, Aldo salah ya kalau suka ikut balapan?"

Tajam Tuk Jaga ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang