[19] aku sayang mamah

7 1 0
                                    

Aira mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan dirinya untuk membelalak sempurna.

Ia memutuskan untuk menginap di rumah sakit menemani nira mamanya . Disana juga masih ada alfi dan yudha papanya.

"Bangun nak udah pagi, aira sekolah sayang" ucap nira, ternyata aira kemarin ketiduran di dekat brankar nira tepatnya saat menggenggam nira.

"Eungh" aira telah membelalak sempurna dengan matanya.

"Ngga mau mah, aira mau nemenin mamah disini" ucap aira sembari mengucek matanya yang bersiap berair.

Saat ini masih pukul 05.00

"Eh sayang, aira harus sekolah! kan udah ada papa sama bang alfi disini, jadi aira gausah kawatir, mamah gak papa nak" ujar nira, yudha yang dari tadi juga sudah membuka matanya. Pun menatap iba putrinya, ia tau sekali jika aira sangat menyayangi mamanya, waktu sebelum ia dipindah tugaskan dan urusan pekerjaan juga tidak mengharuskan nira ikut bersamanya, saat itu aira sangat lengket sekali dengan Nira mamanya. Kemana mana juga pasti aira ikut dengan nira. Bukan di manja namun bagaimana semestinya hubungan seorang anak dan ibunya yang begitu erat.

"Aira, biar papa sama bang alfi yang jagain mamah ya sayang, kamu sekolah aja ya!" yudha bangkit dari duduknya, dan menghampiri aira yang sedang berbincang dengan nira. Lalu mengusap Puncak kepala aira.

"Enggak, aira mau sama mamah sampe mama sehat lagi! " kekeuh aira menggeleng pelan, sembari mendongak ke arah wajah papanya.

"Nak.. Airaaa,sekarang aira kan udah kelas 11. Aira harus fokus untuk belajar biar aira jadi anak yang pinter sayang biar mamah sama papah seneng kalau aira nanti jadi orang yang sukses nantinya" ujar yudha dan tersenyum simpul menghadap keduanya. Dan aira sedikit menggeleng pelan.

Dari kejauhan alfi menghembuskan nafasnya pelan setelah melihat dan mendengar percakapan mereka, alfi juga barusan bangun dari tidurnya yang bertengger di sofa ruangan inap nira.

"P-papah" lirih aira, lalu yudha berjongkok untuk menyeimbangkan hadapan.

"Iya, nak? "

"Mamah.. Beneran ga papa kan, mamah b-bakalan sembuh kan pah? " tanya aira, saat ini matanya sedang berkaca-kaca dan lalu ia juga menengok ke arah nira, yang sedang menerbitkan senyuman tulus ke aira.

"Aira berdoa aja ya, semoga tuhan kasih yang terbaik buat mamah" saut yudha menatap aira sendu.

Dan aira merespon dengan anggukan pelan.

"Yaudah papah anter pulang ya, aira siap siap sekolah, oke! " ucap yudha mengusap kepala aira. lalu berdiri hendak mengambil jaketnya yang berada di gantungan dekat sofa.

Yudha menghembus nafasnya pelan, matanya sudah membendung air, yang siap untuk keluar namun ia mencoba tak mengeluarkannya dan di hadapkannya ke arah alfi yang juga menatap sendu yudha.
"Fyuh..Fi jagain mama dulu, papah mau nganter aira" ucap yudha, lalu alfi mengangguk pelan.

..

"Mamah, aira sekolah dulu ya, aira pasti selalu do'ain mamah yang terbaik, biar mamah cepet sembuh terus kita curhat curhatan lagi deh" aira mencoba memaksakan senyumnya untuk merekah dengan sempurna dari sudut bibirnya.

"Iya aira sayang,mamah bakalan sembuh untuk aira dan semuanya. Yaudah sana nanti keburu telat kalau anak mamah kena hukuman kan aira gak bisa lagi curhat sama mamah hm " saut nira dan tersenyum penuh ketulusan.

"Hmm" aira mencoba mengertikan perkataan nira barusan.

"Eh yaudah aira sana sekolah buruan! " lalu nira segera menyaut, dan aira pun mengangguk pelan.

DenzelNairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang