"Woy oncom!" sedikit menggelegar dan mengobrak lamunan yoris yang dari tadi entah melamun tentang apa.
Yoris tersadar setelah mendapati terjangan panggilan dari shea "apa si lu" dan memasang wajah kesal karena ia juga tadi kaget.
"Lo mau pesen apa sekalian gue pesenin" ucap shea dongkol.
"Samain" yoris mengalihkan pandangannya dari shea, lalu mengganti pandangannya ke layar ponsel yang ia genggam kini.
Shea saat ini sedang menahan emosinya, kalau saja yoris bukan sahabat kecil aira, mungkin ia sudah menonyor jidad yoris dari kemarin, pasalnya dia baru kenal saja dengan yoris yang notabennya anak baru itu, dikira sikapnya bakal baik seperti raut wajahnya yang bisa di bilang tampan karna saat itu shea sedikit memujanya. Ternyata pandangannya salah, ya sudahlah.
Shea pun melenggang pergi meninggalkan ketiga sahabatnya dan teman baru yang satunya lagi, untuk memesan makanan.
Dilain tempat seorang lelaki paruh baya sedang dibuat kacau dan juga bingung, sekaligus merintih tangis. Entah apa yang dihadapinya.
"Pah kalau dia tau gimana pah" ucap seorang lalaki, dan lalu tak sengaja meneteskan air matanya begitu saja.
Lelaki paruh baya itupun menggeleng, juga tak kuasa menahan tangisnya yang tiba tiba saja pecah begitu saja. Terlihat seorang lelaki itu yang bersamanya adalah anak pertamanya.
"Kita hubungin sekarang ya pah" lirih lelaki disamping paruh baya itu.
Lalu tak lama kemudian datang sepasang pasutri ke dalam ruangan.
"yang sabar, ini semua sudah kehendak tuhan" seseorang menepuk pelan memberi ketegaran terhadapnya.
...
Berbeda tempat, lagi-lagi aira dan kawan kawan sedang menyantap makanan mereka dengan lahap saat ada di kantin.
"Eh kemaren lo nginep di rumah sakit ya?" tiba tiba yoris angkat bicara menghadap ke aira, yang sama sama sedang menyantap somay mereka.
Shea mendelik kesal pada yoris, pasalnya ia sangat akrab sekali dan mau tidak sungkan membuka mulutnya untuk aira, giliran tadi di ajak bicara dengan shea saja dinginnya minta di tampol.
Serasa ada yang mengajaknya bicara ia pun mengangkat wajahnya dan menghentikan aktivitas memegang sendok garpunya, namun baru saja ia ingin menjawab pertanyaan yoris, lengannya tak sengaja menyenggol gelas kaca minuman miliknya.
CARRRR
alhasil membuat dentingan kaca mengambyar terdengar nyaring sesaat gelas itu terjatuh ke lantai.
Sontak semua mata mata manusia di kantin dan juga ibu ibu dan bapak kantin pun melihat ke arah sumber suara.
Dan aira mendiam sejenak melihat pecahan gelas itu. Lalu sesegera mungkin ia bangkit dari tempat duduknya dan berjongkok untuk hendak membereskan pecahan beling.
Tangan putih, dingin tiba tiba menyambar nya begitu saja. Ya dia yoris.
"Lo mau ngapain? Biar gue yang bersihin" ucap yoris, entah kenapa perasaan aira kini berubah gelisah secara tiba tiba, tidak hanya membuat kaget, namun entah kenapa ia jadi berubah gelisah. Ah mungkin karna perasaan terkejutnya tadilah seusai peristiwa gelas kacanya yang terjatuh tadi.
Aira masih berjongkok dan menatap yoris yang juga berjongkok bersamaan dengan dirinya.
"Lo duduk aja. Biar gue yang beresin hm" aira pun mengangguk pelan saat mendengar penuturan yoris barusan.
Beda dengan shea yang tadi juga terkaget kaget saat kejadian barusan. Ia tadi langsung bangkit dan pergi hendak mencarikan sesuatu.
"Nih ra nih ra! Minum" ucap ricuh shea, sembari memberikan segelas minuman air putih untuk aira. Lalu ia menerima dengan tangan lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DenzelNaira
Teen FictionWelcome too my cerita .... maaf kalo ada typo typo di dalam sini. Semoga kalian suka cerita pertamaku Happy reading #denzel #aira Ada seorang siswi yang mengagumi seorang kakak kelasnya yang kebetulan satu ekstrakulikuler namun siswi tersebut ternya...