[21] telah pergi

8 1 0
                                    


Begitu pintu ruangan terbuka menampilkan sesuatu yang telah tertutupi oleh kain putih bersih, di atas brankar. Disana juga terdapat alfi dan Yudha papanya.

Dirasa ada yang memasuki ruangan. Lantas yudha menghampiri aira begitu cepat, sewaktu aira telah melihat apa yang terjadi. Tubuhnya berubah ingin merosot di lantai namun pergerakan yudha dengan cepat menangkup tubuh aira.

"ENGGAAAKK" pekik aira seketika orang yang ada di luar pun ikut merasakan suasana didalam ruangan.

"ENGGAAAKK MAMAH GA BOLEEEEHHHH" pekik aira semakin kencang. Seketika ia memberontak melepaskan cekalannya dari yudha. Yudha dan alfi menangis meluruh disana.

"MAMAH GA BOLEEEEHH NINGGALIN ..A-AIRAAA" aira langsung merangkul tubuh nira yang sudah tertutupi kain putih di atas brankar itu.

"MAMAAAAAHHH hiks.. Hiks MAMAH B-BANGUN!!!!!!!!" pekik nya lagi lalu sedikit mengguncangkan tubuh nira. Namun nihil tidak ada respon dari nira.

"Mamah bangun, mamah ga boleh PERGI! " ucapnya lagi menekankan perkataanya pada kata 'pergi'.

"Mamah ..hiks..aira.. Hiks.. Udah ada disini, katanya mamah janji bakalan sembuh buat aira buat semuanya" titahnya lagi. Dari luar ruangan juga terdengar dan menunduk sendu mendengar perkataan aira didalam.

"Tapi mamah bohong sama airaaa.. Kenapa mamah pergi!!!!!" pekiknya lagi, dan langsung diraih oleh yudha dari belakang tubuh aira, mencoba menenangkan. Begitu juga alfi terlihat kacau, sedih, bercampur aduk, melihat adiknya yang nampak juga tak begitu terima kepergian ibunya.

"Sabar nak, ini udah kehendak tuhan. Kamu harus relain mamah ya sayang" ucap yudha sesenggukan dan mengusap kepala aira lalu merangkul anak gadisnya itu. Memberi ketenangan untuk aira.

Aira meracau "enggak, mamah ga boleh. Hikks.. Hiks ninggalin airaaa pah, aira belum buat mamah... Hiks.. Bahagiaaaa" rengek aira, dan semakin menjadi jadi tangisannya.

Beberapa menit kemudian juga lalu datang satu keluarga membawa seorang Putrinya. Ya yaitu adalah bastian dan juga istrinya, orangtua dari shea sahabat aira. Shea berlari gusar, menerobos orang orang disana dan mencari sahabatnya itu.

Alhasil sesaat telah menemukan.
Shea langsung memeluk aira begitu erat layaknya seorang sahabat.

Tangisan aira pecah begitu saja. Ia mengaduh dan redup dalam suasananya disana.

"Tuhan ga adil she.. Hiks.. Kenapa tuhan harus ambil mamah she.. Hiiksss" aira sesenggukan di pelukan shea. Shea mencoba menenangkan aira.

"Ssstt.. Lo harus kuat ra, iklasin mamah lo... Dia sekarang udah bahagia disana, mama lo udah gak kesakitan lagi ra, aira.. Lo kuat dong" ucap shea menenangkan dan aira masih sesenggukan didekapan shea.

Dari jarak yang tak begitu jauh, dilihat alfi juga sedang menunduk merasakan perih hatinya dikala ibunya telah pergi meninggalkannya dan juga keluarganya.

Alfi menoleh ke arah aira yang sedang sesenggukan dan menangis pilu di dekapan shea. Ia ada rasa iba kepada adik nya yaitu Aira. Tak hanya dirinya aira pun nampak lebih merasa kehilangan sosok seorang ibu yang selalu merawatnya, hingga kini. Alfi juga tau dulu sosok mama nya sangat dekat sekali dengan aira.

Ia memaklumi keadaan aira yang tak begitu terima Saat kepergian ibunya.

....

-Flasback on-

Saat itu seusai adanya informasi saat nira di fonis terkena penyakit kanker hati, dan karna keterlambatan didiagnosis mengakibatkan stadiumnya sudah mencapai stadium 2. Seorang dokter yang mendiagnosis nira saat itu memberi tau yudha suaminya untuk ikut ke ruangan pribadinya.

DenzelNairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang