iv. jealous

4.5K 595 179
                                    

Haii para korban Isayama :'
Capek ya? sama kok aku juga.






Kaki jenjangnya mendekati Kita yang duduk di luar sana. Membawa secangkir teh panas, berharap dapat mengembalikan mood sang suami.

(name) melihat sosok Kita yang tengah termenung. Duduk bersimpuh di teras depan. Netra emasnya senantiasa memandang kolam kecil berisi ikan koi. Malam yang indah dihiasi kelip bintang nan tinggi di sana.

"Shinsuke?"

Tak ada jawaban. (name) tahu jika Kita masih dalam keadaan yang sama. Ia menghela nafas panjang.

"Kau tidak kedinginan? Aku buatkan teh untukmu." (name) lantas duduk di samping sang suami, meletakkan secangkir teh diantara keduanya.

"Hey, ada apa?" tanyanya.

"Tidak."

"Lalu kenapa kau diam sejak tadi? Kau bahkan tak mengajakku bicara. Ada apa?"

Tiba-tiba Kita menoleh dan menatap (name). Tatapan yang sulit diartikan. Membuat (name) sedikit takut.

"S-shin, ada apa? Apa aku melakukan kesalahan? Katakan."

Bukannya menjawab, Kita kembali memalingkan wajahnya. (name) semakin bingung dibuatnya. Ada apa gerangan?

Apa dia...?

Sebelum itu, mari lihat sedikit kilas balik cerita.

[Flashback on]

Hari yang sama, kala siang menjelang sore.

Matanya terus menyoroti keberadaan (name). Bercengkrama ria dengan seorang pria yang Kita tak ketahui identitasnya. Pria berambut perak keabuan dengan tahi lalat di bagian bawah mata kirinya.

Batinnya tentu bertanya-tanya. "Siapa dia? Kenapa terlihat akrab dengan (name)?"

Tampak (name) yang begitu akrab dengan orang itu, entah apa yang keduanya bicarakan. Tawa kecil juga keluar dari mulut (name). Menambah panas hati Kita.

"Masih kupantau," gumamnya dengat sorot mata tajam.

Tak ingin berlama-lama, Kita mendekati keduanya dengan wajah datar. Niatnya menjemput sang istri tak semulus yang ia kira.

(name) sedikit terkejut akan kehadiran Kita. "Eh, Shinsuke?"

"(name), sedang apa kau?"

"Hanya mengobrol dengannya sebentar." (name) menunjuk pria di sampingnya. "Oh iya Sugawara-san, kenalkan dia suamiku, Kita Shinsuke."

Pria itu-Sugawara-tersenyum, mengulurkan tangannya menjabat tangan Kita. "Sugawara Koushi desu."

"Kita Shinsuke."

Sugawara menatap Kita dari bawah hingga atas. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Entahlah, tapi aku merasa tak asing denganmu."

Tak ingin berlama-lama, Kita lantas menarik tangan (name), hendak membawanya pergi. "Ayo pulang."

"Kenapa terburu-buru? Aku belum selesai bicara dengan Suga-san."

Sugawara malah terkekeh kecil. "Tidak apa-apa (name)-san, setelah ini aku juga ada urusan," ucapnya.

Batin Kita kembali bergejolak. "Apa? Dia memanggilnya (name)?"

"Souka. Baiklah Suga-san sampai jumpa besok!"

"Sampai jumpa."

Kita menggenggam tangan (name) segera membawanya pulang. Entah kenapa sejak dirinya melihat ada pria lain di dekat (name), ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

perfect husband, kita s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang