v. may i...?

4K 510 86
                                    

Sore itu, (name) menghadiri acara yang paling tak disukainya. Benar, acara keluarga. Sejak dulu bila keluarga besarnya berkumpul, (name) selalu menghindarinya sebisa mungkin.

Alasannya? Banyak.

Namun, kali ini terpaksa dirinya harus ikut serta lantaran Kita yang memaksanya.

"Jika Shinsuke tak memaksaku, pasti sekarang aku sedang tidur nyenyak di kamar."

Semua keluarganya hadir. Ayah, ibu, kakak, paman, bibi, keponakan kakek, nenek, semua ada di sana.

(name) yang tadi tengah asik bermain bersama para keponakannya sejenak pergi untuk mengambil segelas air.

Tetapi disaat yang bersamaan, salah satu keponakannya tak sengaja menabrak (name) hingga membuat (name) menjatuhkan gelas yang dibawanya. Sontak ia menjadi pusat perhatian diantara keluarganya.

"(name) hati-hati."

"Astaga (name) kenapa kau ceroboh sekali?"

(name) mengerutkan kening. "Aku tak sengaja bibi, dia menabrakku."

"Jangan salahkan anak kecil karena kecerobohanmu, (name)."

"Benar, (name) cepat bersihkan."

(name) hanya menunduk lantas membersihkan pecahan-pecahan gelas tersebut. Diam membiarkan mereka membicarakannya.

"Seperti biasa kau ceroboh sekali, (name). Bisakah kau tenang dan hati-hati seperti kakak-kakakmu?" Ibu (name) kini menghampiri dan membantu putrinya membersihkan pecahan-pecahan tersebut.

"Kau ini perempuan, (name). Belajarlah lebih hati-hati seperti kakakmu atau suamimu Shinsuke. Bagaimana jika anakmu meniru sifat cerobohmu ini?" lanjut sang ibum

(name) hanya bungkam mendengar kata-kata sang ibu keluar tanpa filter.

"Astaga, kenapa kau tak bisa seperti kakak-kakakmu?" imbuhnya.

(name) benci bila dibanding-bandingkan dengan kakaknya. (name) inilah, (name) itulah, sungguh dirinya sudah amat muak.

Setelah kejadian itu (name) benar-benar ingin segera pulang. Menjadi bahan pembicaraan di keluarga sendiri, ia betul-betul benci akan hal itu. Terlebih jika selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya.

Mereka semua, menyebalkan.

Jika kembali bertanya apa alasanya, maka itu salah satunya.

oOo

"Tadaima."

Kakinya berjalan gontai. (name) langsung menjatuhkan diri di sofa setibanya di rumah.

Di dapur Kita yang mengetahui sang istri sudah kembali, langsung menghampirinya. "(name)? Okaeri."

(name) melirik Kita, memberi senyum tipis di wajahnya yang sedikit sayu.

"Bagaimana acaranya tadi? Kau menikmatinya?"

Tidak sama sekali.

perfect husband, kita s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang