"Bagaimana dengan kelasmu selama kau cuti?"
Berbaring di pangkuan sang wanita, kedua mata Kita terpejam terlena dengan kenikmatan yang diberi.
"Soal itu, Sugawara-san sementara akan menggantikanku," jawab (name) dengan tangannya yang gemulai memijat kepala Kita. Mengenai cuti, (name) memutuskan mengajukannya lenih awal. Mengingat ia memasuki bulan-bulan rawan bagi wanita hamil.
"Oh ya, soal Sugawara itu, aku ingat pernah bertemu dengannya."
(name) menghentikan kegiatannya tiba-tiba. Cukup terkejut mendengar penuturan Kita. "Benarkah?! Kapan? Di mana?" pertanyaan beruntun ia lontarkan.
"Dulu di nasional saat turnamen musim semi. Saat itu timnya, Karasuno, berhasil mengalahlan kami. Walau dia bukan reguler sepertiku, tapi aku ingat wajahnya."
"Eeh.. Tak kusangka kalian pernah bertemu sebelumnya," tangannya kembali pada aktivitas sebelumnya. "Aku ingin bertanya," (name) melanjutkan.
"Tentu, tanyakan apapun."
Pijatan yang nikmat itu berubah menjadi sebuah belaian. Jemari lentiknya lembut menyisir mahkota dwiwarna si pria. Dan semua sentuhan (name) adalah candu bagi Kita.
"Kenapa kau tidak dimasukkan ke reguler? Bukankah dulu kau kapten?"
"Kapten atau bukan sebenarnya tak ada hubungannya. Tapi tentang masuk tidaknya ke reguler, mungkin karena usahaku belum maksimal?" jawabannya sedikit ragu. "Juga, saat itu ada yang lebih hebat dariku. Kurasa itu sebabnya."
"Tapi aku bangga bisa bermain bersama mereka. Menyenangkan rasanya jika diingat."
(name) menatap Kita yang terpejam di pangkuannya. Pria ini bernostalgia agaknya. Senyum tipis tampak jelas di wajahnya.
Tak dapat dipungkiri bila masa SMA memang indah. Berbagai macam genre kehidupan ada di dalamnya. Drama, romansa, komedi, bahkan tragedi berbaur disatu masa. Itu yang membuatnya seperti legenda, tak ayal jika masa tersebut sulit dilupa. Tutut berduka untuk mereka yang tak bisa merasakan indahnya masa itu karena pandemi.
"Kau dulu pasti populer dikalangan gadis-gadis, benar kan?"
Manik emas itu terlihat, menatap lurus milik (name) di atasnya. "Kenapa bilang begitu?" ia balik bertanya. Yang ditanya malah terkekeh kecil.
"Shinsuke itu idaman, pasti banyak yang mendekatimu."
"Itu tidak benar, aku bukan Atsumu."
"Oh ya, omong-omong, dia menjadi salah satu perwakilan Jepang di olimpiade kan? Hebat sekali."
"Benar, tapi bukan hanya Atsumu, Aran dan Suna juga terpilih."
"Suna si rubah sipit itu? Aku lupa waja-"
Gelegak tawa mengudara. Mendengar julukan tadi, Kita tak dapat menahan tawanya. "Hentikan julukan itu, (name)."
"Jadi benar dia orangnya. Rekanmu orang-orang hebat ternyata, keren sekali."
"Begitulah.
"Tapi bagiku Shinsuke lah yang terkeren!"
Kalimat itu membuat hatinya berbunga. Semburat merah tampak walau tipis.
"Ne, Shin-kun, ceritakan bagaimana kencan pertamamu dulu!"
"Aku tidak pernah berkencan dengan siapapun."
"Heeh, tidak mungkin."
"Hmm." Ekspresi berpikir ia pasang. "Kurasa ada, satu orang."
"Beberapa tahun setelah kelulusanku. Entah ini kencan atau bukan, tapi kami cukup dekat saat itu."
"Jadi, ada orang sebelumku yang pernah dekat dengan Shinsuke?"
"Dia wanita yang baik, ramah, dan juga.." kalimatnya menggantung. Kita bangkit dari pangkuan (name) dengan tiba-tiba, membuat wanita itu bertanya-tanya. Dengan kontak mata yang tak terputus, Kita melanjutkan, "..dan juga cantik."
"Sepertinya kau mengingatnya dengan baik."
"Tentu, mana mungkin aku lupa." Senyum tipis terulas, membuat batin (name) terasa sedikit panas. "Karena pada akhirnya kami bisa bersama," lanjut si pria.
"Bersama?"
"Kau tidak ingat?"
"???"
Dikecupnya bibir ranum (name), membuat wanita itu sedikit tercengang dengan tindakan tiba-tiba Kita. "Kau lupa ya? Kau satu-satunya wanita yang pernah kukencani." Dengan jelas (name) dapat melihat semburat merah di pipi Kita.
"Kau yang pertama dan terakhir, (name)."
༊*·˚
[to be continued]
Mau up kemarin-kemarin, tp malah ga ke save terus, jadi saya ngetik ulang
('༎ຶ▽༎ຶ')Stay healthy, stay safe❤
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect husband, kita s.
Fanfiction❝kau yang pertama dan yang terakhir.❞ ━perfect husband ;di mana seorang tuan sempurna menjadi teman hidupmu. [status: completed] haikyuu ©haruichi furudate fanfiction ©volklore art isn't mine