Bag 3 : Pertemuan?

120 37 7
                                    

HAPPY READING!
ENJOY MY STORY!!!

***

Hari ini, Mama Zille kembali murka. Entah apa sebabnya.

Terkadang ia berfikir, 'Kenapa kalo mama marah, mama lampiasin ke Zille?'

Zille berjalan di trotoar sambil menendang kerikil. Saat sedang asik menendang kerikil, tak sengaja telinganya mendengar suara. Seperti suara orang berkelahi?

Entahlah. Tapi, setelah dia mengingat jika ia melewati jalan yang cukup sepi. Seketika otak nya langsung muncul satu kata, "Begal".

Zille langsung mencari arah suara itu. Ia ingin menolong, jika itu benar benar begal. Ia mengikuti arah suara.

Berjalan mengendap, lalu matanya tak sengaja menangkap seorang pemuda yang sedang dikeroyok oleh beberapa orang berbadan besar, dengan seragam hitam. Bodyguard? Ya.

Zille lalu berlari, menarik kerah baju 2 bodyguard itu lalu memukuli nya dengan bruntal. Setelah berhasil menumbangkan 2 bodyguard tersebut, ia langsung menuju pemuda itu lalu membantunya membereskan 3 bodyguard lainnya.

Merasa kualahan, bodyguard itu langsung lari terbirit birit menuju mobil mereka.

"Kau tak apa?" tanya Zille pada pemuda itu.

"Tidak, Kau?"

"Siapa namamu?" Zille kembali bertanya.

"Alver, Alveras Ferdictan Washfama." jawab pemuda itu.

"Namaku Grazille, panggil aku Zille."

"Kau mau kemana? Kenapa melewati jalan sepi ini? Di sini banyak pembegalan."

"Tadinya aku ingin ke rumah sepupu ku, Aku sudah cukup sering lewat sini. Tapi, baru kali ini perjalananku terhambat oleh bedebah menjijikan, itu," ucap Alver menggebu.

"Yasudah, aku pergi dulu," ujar Zille lalu berjalan menjauhi Alver.

"Terimakasih, nona." Alver berucap dengan lirih.

***

Setelah 3 jam Zille kabur dari amarah sang mama, sekarang Zille kembali kerumah karena berfikir bahwa sang mama sudah berangkat kerja.

Ternyata, semua itu salah. Karena saat ia sampai rumah, ia malah menemukan mobil mama nya di garasi depan, bahkan mobil sang papa.

Zille mengernyit heran, tidak biasanya papa nya pulang jam segini. Bagaimana tidak? sekarang jam masih menunjukkan pukul 3 sore, sedangkan biasanya papanya pulang pukul 8 malam.

Apakah ada acara? Pikir Grazille.

Lalu dengan cepat, ia menepis pikirannya. Tidak mungkin ada acara, karena rumahnya tampak sepi.

Akhirnya Zille memutuskan untuk memasuki rumahnya. Yang ia dapatkan adalah, lempara vas bunga.

Zille terdiam, mencerna apa yang sedang terjadi. Ia terkejut.

"PERGI KAU DARI SINI! SIALAN!" Teriakan kemurkaan papanya menyadarkan Zille dari keterkejutan.

"Papa? Ada apa?" tanya Zille masih tidak mengerti.

"BANYAK OMONG! KEMASI BARANG BARANGMU, JANGAN BAWA SEPESERPUN YANG AKU BERI!"

"Oh? Ah iya, Papa. Perlu dirimu ketahui, bahwa. Selama ini, aku hidup dengan uang hasil kerja ku. Lagi? semua barang yang aku pakai, itu menggunakan uang ku. Jangan tanya padaku, kemana uang yang kamu beri. Tanyakan saja pada istri tercinta mu itu." Zille berucap dengan menekan setiap katanya.

Grazille SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang