Bag 6 : Liburan

86 26 11
                                    

HAHAI!

HAPPY READING
ENJOY MY STORY!
-----
Gua emang cakep, tapi kenapa masih ada
yang lebih cakep dari gua?

-Gevano Putra Vilson-
-----

Hari sudah semakin malam, Zille, abangnya, dan teman teman abangnya sudah berada dijalan menuju mansion Gleevino.

Yash! Mereka akan menginap di sana, karna kebetulan besok mereka libur.

"ABANG! STOP!" teriak Zille pada Vallo yang menyetir.

"ASTAGHFIRULLAH!" Dengan reflek ia mengijak pedal rem, yang mengakibatkan kepala Vallo terbentur stir mobil. Begitu pula dengan Oji yang duduk di samping Vallo.

"Astaghfirullah neng suaranya aduhai banget," dramatis Oji.

"Zille, ada apa dek?" Tanya Elgav.

"Mau beli makan di sana, boleh gak? Gue kangen sama makanan Indonesia," ucap Zille sambil menunjuk Resto yang bernama "Indonesian Food"

Sebenarnya bisa saja Zille memasaknya sendiri, kebetulan dirinya memang mahir dalam hal memasak. Namun Abang pertama nya itu terlalu posesif hingga ia tidak boleh sama sekali alat dapur. Ckck tak patut.

Mau ngebangkang tapi pernah suatu hari Zille nekat bikin kue, eh ketauan, langsung dimarahin abis-abisan sama Elgav. Padahal mah dirinya gak papa, emang lebai aja itu Elgav.

"Huh, lain kali gak boleh gitu dek, nanti kalo yang belakang nabrak gimana? Mau kamu disuruh tanggung jawab?" Elgav menatap Zille dengan tajam.

"Iya-iya maafin. Tapi gue pengen kesana, boleh ya? Please." Zille menatap abangnya dengan penuh harap.

"Yaudah kamu tunggu sini biar abang yang beliin. Kamu mau makanan yang apa?"

"Turun aja, ya, bang, ya? Makan di sini? Gak mau bawa pulang," tawar Zille.

"Itu tanya dulu yang lain pada mau enggak," jawab Elgav.

"Kalian denger, kan? Mau turun, kan, kalian?"

"Turun ae lah, udah lama juga kaga makan makanan Indo."

Akhirnya mereka sepakat untuk turun dan makan di tempat. Sebenernya sih karena dibayarin, jadinya pada mau. Siapa sih, yang gak mau ditraktir?

Mereka memesan sate ayam, nasi padang, soto. Tak lupa dengan bakwan juga mendoan.

Ada krupuk kulit juga loh, surga banget ini mah.

••••••

Sedangkan di lain tempat, di negara berbeda.

"Gep, kangen deh sama Zille." ucap Thea tiba-tiba.

Gevano memutar bola matanya malas, menatap kekasihnya yang tampak lesu itu. "Yaelah, udah telponan tiap hari juga. Gausah lebai deh yang."

Thea menatap lelaki menyebalkan yang sayangnya sekarang jadi pacarnya itu, dengan nyalang. "Apa kamu bilang?! Lebai? Gitu ya kamu sekarang?! Aku aduin ke Zille kamu!"

Gevano menelan ludahnya kasar. Waduh, salah bicara dia. Bisa gawat ini, bakal ngambek seminggu full kalo gak dibujuk.

"Iya-iya maaf. Jadi harus gimana kalau kangen? Zille kan baliknya masih lama. Lagian mau nyusul ke sana juga kita kan belum ada libur sayang," jelas Gevano.

"AAA KENAPA SIH, ITU ANAK GAK MAU BALIK KESINI BARANG SEBENTAR DOANG." Thea berteriak dan Gevano hanya bisa meringis dan menutup kupingnya.

Akhirnya Thea menelfon Zille untuk mendengar suara sahabatnya itu.

Grazille SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang