HAIHAI!
HAPPY READING
ENJOY MY STORY!•••••
Aku memang menghormati mu, tapi bukan berarti aku menakuti mu!
°°°°
Hari ini, mereka memutuskan untuk pergi berkeliling di sekitar pegunungan, melewati sawah, kebun teh dan berbagai macamnya. Suasana pagi itu tampak sejuk ditemani dengan kabut.
"Abang, abis pulang dari sini, mampir ke mall dulu ya, mau beli sepatu baru."
"Iya," jawab Elgav seadanya.
Setelah puas berkeliling—dan juga mengambil banyak foto tentunya. Mereka memutuskan untuk kembali ke Villa, lalu berkemas, dan kemudian kembali pulang ke Jakarta.
Seperti pada saat di perjalanan berangkat, perjalanan pulang pun mereka kembali di hadang. Namun, bedanya kini yang menghadang mereka hanyalah 2 preman.
Zille yang mengetahui nya, langsung berkata pada Erland yang menyetir.
"Kak, berhenti dulu deh, itu ada yang ikutin."
"Lo diem di sini aja, biar kakak yang hadepin," ucap Erland pada Zille.
"Gausah deh, ini gur aja. 2 orang doang lagian," jawab Zille lalu membuka pintu mobil kemudian berjalan kearah preman itu.
"Om ngapain ngejar mobil nya saya?" tanya Zille pada preman tersebut, setelah preman itu turun dari motornya.
"Dek, mending kamu serahin aja mobilnya sama saya. Saya lepasin kamu kalau kamu gak berontak. Kalau gak kamu serahin mobilnya, saya antar kamu ke neraka." Preman itu mengancam sambil menodongkan senjata miliknya, pistol.
"Om mau main tembak tembakan sama saya? Hayuk atuh, saya juga mau main," ucap Zille dengan nada menantang dan muka songongnya.
"Banyak bacot!" umpat preman itu lalu menarik pelatuk pistolnya.
Dan
DOR!
"ZILLE!"
Suara tembakan bersamaan dengan suara orang yang memanggil nama Zille.
"Om ayok sini deh saya ajarin cara nembak yang bener, masa nembak jarak deket aja om meleset sih," ucap Zille dengan tatapan yang meremehkan ke preman itu.
"Sini coba om pistolnya."
Dan dengan bodohnya, preman itu menyerahkan pistolnya ke Zille, seolah ia sedang di hipnotis dengan tatapan Zille.
"Gini om cara nembak yang bener tuh." Lalu Zille mengarahkan pistolnya ke pohon, dan langsung menarik pelatuknya.
Tepat sasaran! Preman itu di buat melongo dengan keahlian dari seorang Zille, lalu ia lari kocar kacir sambil menggaret tangan temannya yang sendari tadi hanya duduk di jok motor sambil mengunyah permen karet.
"OM INI PISTOL NYA KETINGGALAN! SAYA CUMAN PINJEM BUKAN MINTA IH, INI CARA BALIKINNYA GIMANA," teriak Zille pada preman tersebut yang tentunya tidak didengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grazille Space
Teen FictionIni kisahku, kisahku setelah berhasil keluar dari lingkup keluarga yang menjijikan. Tentang aku, yang berhasil bertahan demi masa depan. Dan tentang aku, yang tidak pernah diinginkan, dulu. Aku, Grazille Aqueenza Denica Gleevino, gadis yang dulu hi...