Bag 7 : Teman Lama

122 26 7
                                    

HAIHAI
HAPPY READING!
ENJOY MY STORY
------

"Lo dari mana aja? lepas SMP ngilang aja," tanya seorang gadis pada Zille.

Zille tersenyum lalu menjawab. "Oh itu, gue sekolah di GHS, trus ketemu keluarga kandung gue dan pindah ke California. Ini sebenarnya gue kesini karna mau liburan, soalnya kangen sama suasana Indo."

"Oh iya, gimana keadaan Karra? Udah lama banget gak ketemu sama dia," lanjut Zille bertanya.

Karra Gladys Pratama, gadis cantik yang sayang nya sedikit kurang waras. Dia adalah sahabat semasa SMP Zille dengan Gevano, Thea dan juga Vanaya.

"Karra? Dia makin gila anjir, heran gua bisa bisa nya gua betah temenan sama dia sampe sekarang," ucap Gadis itu heboh.

"Ngga boleh gitu Yaya, lo ngga lupa kan? Kalo lo juga kurang waras." 

Vanaya Xiliandra, Sering disapa Yaya oleh sahabat nya, Gadis cantik dengan tinggi yang ideal. Senyum yang manis, dan jangan lupakan bahwa dia lebih sedeng daripada Karra.

Sekarang, mereka berdua sedang berada di cafe depan Alfamart yang Zille kunjungi tadi.

Saking asik nya bersenda gurau, Zille melupakan sang kakak kembar yang sedang kelimpungan mencarinya.

-----

"Mbak liat adek saya ngga? Cewe pake Hoodie Oversize warna maroon, rambutnya warna coklat, trus panjang. Emmm Tinggi dia Sebahu saya," tanya Vallo pada mbak mbak penjaga kasir.

"Liat mas, tadi kalo ngga salah adek nya pergi sama seseorang ke cafe sebrang." Jawab kasir itu ramah dengan menunjuk arah cafe yang telat bedara di depan Alfamart.

"Ah iya, terimakasih mba, ini belanjaan saya."

Kasir itu menghitung belanjaan Vallo dan Zille yang ditinggal di keranjang begitu saja.

"Totalnya 449.900 ribu mas," ucap Mbak kasir tersebut.

"Ini mbak, kembaliannya disimpen aja buat mbak," ujar Vallo sambil memberikan 5 lembar uang 100 ribuan dan 1 lembar uang 50 ribuan.

"Terimakasih mas"

Vallo langsung saja keluar dari Alfamart tersebut dan berjalan menuju cafe di sebrang.

Setelah sampai di cafe tersebut Vallo mengedarkan pandangan guna mencari apa yang dia cari.

Mata nya menangkap sosok yang ia cari sedang tertawa dengan gadis yang menurutnya asing. Ia berjalan menuju meja pojok yang di duduki oleh Zille, dan menepuk bahu Zille.

Zille yang tidak menyadari kehadiran abangnya pun terkejut dan langsung menoleh ke belakang, sedangkan Vanaya hanya bisa melongo mengagumi ketampanan dari seorang Gevallo Kenziene Denico Gleevino.

"Abang! Kebiasaan deh, ngagetin!" sungut Zille saat mendapati abangnya lah yang menepuk bahunya.

"Ya lagian lo kenapa pergi ngga bilang gue dulu? Lo gatau apa kalau gue nyariin sampe kelimpungan?" ucap Vallo yang tak sedikitpun membuat Zille merasa bersalah. Ia malah cengengesan tak jelas.

"Ya, maaf, tadi gue ketemu sama temen lama trus gue lupa kalo lo masih di sana," jelas Zille dengan menyeruput minumannya.

Vallo yang melihat itu hanya menghela nafas sebentar, lalu berkata. "Lain kali jangan diulangin, kalo lo ilang gue dikebiri sama daddy!" serunya.

"Iya, iya. Sini duduk dulu."

"Oh iya, ini kenalin, temen nya gue pas SMP, namanya Vanaya," lanjut Zille.

Grazille SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang