BAB III Bagian 2

2 2 0
                                    

Pengurus Kelas

Kring kring

Bunyi bel sekolah menandakan jam istirahat.

"Sekian pelajaran kita, Selamat Pagi." salam guru tersebut sambil berjalan keluar kelas.

"Pagi, Bu." balas kami.

Akhirnya jam istirahat. Saatnya ke perpustakaan meminjam buku pelajaran. Aku tidak tahan terus menerus berbagi meja dengan Andre yang sejak aku mengetahui kalau dia adalah ketua kelas, dia terus menunjukan wajahnya yang sombong. Bahkan dalam kegiatan belajar sekalipun.

"Ayo, Dre." ajakku.

"Ke kantin?" tanyanya.

"Ke perpus woi."

"Haha... yalah. Tapi ke kantin dulu. Beli roti aja kayak kemarin."

"Ya. Ayolah. Come on. Let's go."

"Hahaha...Let's go."

Kami pun langsung berdiri dari tempat duduk kami dan berjalan ke kantin.

Beberapa saat kemudian, sampai lah kami di kantin lalu segera memesan roti. Sama seperti hari sebelumnya, masing-masing orang 2 roti.

"Pegangkan Va." kata Andre kepadaku seolah-olah memerintahku.

"Hah?" ucapku dengan nada tak terima.

"Nekat. Ketua kelas aku nih."

"Mau kau ketua kelas kah, mau kau kepala sekolah kah, tetap aku gak mau."

"Hahahaha... Sial kau."

"Hahaha..."

Kami pun tertawa.

Well, kalau nggak ada sistem kedudukan dan lainnya, aku mungkin bakal menikmati kehidupan SMA ku di sini. Tapi, peraturan berkata lain. Kami, para siswa kelas bawah, tidak dapat merasakan kehidupan masa muda di SMA.

"Ayolah ke perpus." ajaknya.

"Tumben kau yang ngajak." kataku tidak percaya.

"Aku kan ketua kelas. Wajarlah membantu temannya yang kesulitan." ucapnya dengan nada yang sombong.

"Halah. Ada maunya kau kan baik-baik begini."

"Kau nih, orang baik-baik salah. Orang jahat-jahat salah."

"Bukannya menyalahkan. Pasti kau begini tuh ada maunya."

"Hahahaha... tau aja kau yah."

"Tau lah. Jadi apa maumu?"

"Nantilah kujelaskan di kelas. Yok ke perpus dulu ambil bukumu."

"Yalah."

Kami pun ke perpustakaan dan meminjam buku pelajaran untukku. Lalu kembali ke kelas.

Setibanya di kelas aku langsung duduk. Tapi Andre tidak. Dia hanya meletakan rotinya di atas meja lalu maju ke depan kelas. Dia pun mulai berbicara.

"Teman-teman. Mohon perhatiannya sebentar." Kata Andre ke seluruh teman sekelas.

Lebih tepatnya hanya sebagian saja. Masih ada beberapa siswa yang lain yang masih belum masuk ke dalam kelas. Mungkin mereka masih istirahat di luar sana.

Bisakah Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang