11

59 7 0
                                    

Taehyung langsung merebut ponselnya dengan kesal.

"Siapa gadis itu?!" tanya Mirae dengan marah.

"Bukan urusanmu."jawab Taehyung dingin.

"Bukan urusanmu?? Jelas-jelas aku ini tunanganmu. Kamu cinta gak sih sama aku, hah?!" kata Mirae emosi.

Taehyung diam tak menghiraukan.

"Jawab!!!" teriak Mirae.

"Aku gak pernah cinta sama kamu. Paham!" balas Taehyung.

"Apa?! Terus buat apa kamu nerima perjodohan ini, hah!?" Mirae mulai menangis dan marah.

"Karena ayahku, aku terpaksa menerima karena orang tua ku. Gak lebih. Puas!!"

"Apa? Jadi selama ini kamu cinta sama gadis itu?! Gadis yang datang ke kantor mu barusan." tanya Mirae

"Iya!" jawab Taehyung.

Mirae pergi menghempas pintu kantor dengan marah. Aku akan mencari gadis itu.

Taehyung memijat kepalanya karena stress.

"Hallo, cepat kamu cari tau gadis ini." Perintah Mirae kepada seseorang.

"Oke, bos. Tapi jangan lupa transfer ya." balas seorang pria bertubuh kekar.

"Hm, oke." kata Mirae.

***

Kriettt, Sakura membuka pintu rumahnya.

"Loh nak kenapa wajahmu cemberut gitu?" tanya mama Sakura.

"Lelah, ma." jawab Sakura.

"Makan dulu baru istirahat."

"Mama masak apa?" tanya Sakura girang sambil memeluk mamanya.

"Gulai kepiting dan ayam asam manis." jawab mama Sakura seraya membelai rambut putri tunggalnya itu.

"Suapin donk, ma."

"Dasar bayi besar mama nih manja banget."

Beberapa menit kemudian...

Sakura menelepon Jungkook, namun teleponnya tak di jawab. Di chat juga gak di balas.

Jam telah menunjukkan angka 10 malam namun Jungkook belum ada kabar.

Sakura mulai resah. Dia kemana? Kok tumben chat gw gak di balas.

Sakura mengambil mantelnya dan menuju ke galeri seni nya. Tempat Jungkook biasa melukis. Namun, kosong dan tak ada siapa pun di sana.

Kamu kemana? Ayo donk balas pesanku. Sakura gelisah sambil menggigit kukunya. Dia berusaha menahan tangis. Malam semakin bertambah larut hinggah subuh menjelang, udara semakin dingin. Namun Jungkook tak kunjung datang. Sakura pulang ke rumah dengan perasaan resah.

Esoknya di panti jompo.

"Nak Sakura kamu sakit? Wajahmu sangat pucat." tanya salah satu pasien di sana berumur 70 tahun.

"Tidak, bu. Saya hanya kurang tidur." jawab Sakura.

"Oh begitu. Nenek kira kamu sakit." ujar pasien sambil tertawa.

"Tidak, nek. Gimana bubur nya apa enak?" balas Sakura sambil tersenyum.

"Sangat enak." jawab nenek itu sangat senang.

Malamnya hingga 5 hari berturut-turut, Sakura menunggu Jungkook di galeri seni nya setiap malam hingga subuh. Namun, Jungkook tak datang sama sekali. Sakura mulai menangis kali ini. Udara dingin tak lagi ia hiraukan, mata cantiknya bertambah sembab.

Please, comeback. Jangan tinggalin aku, Kook.

"Jangan tinggalin aku." gumam Sakura lirih sambil menangis.

"Aku gak pergi, kok." jawab seseorang dari belakang.

"Jungkook? Kamu datang?" Sakura berlari ke pelukannya.

"Aku kangen banget sama kamu." tangis Sakura pecah.

"Sama. Maaf aku pergi gak bilang-bilang. Ibu aku lagi masuk rumah sakit selama 5 hari dan jaringan tak dapat di jangkau di sana. Bohong, tentu saja Jungkook berbohong karena sebenarnya dia yang di rawat inap selama 5 hari di sana, dan yang membuat Jungkook lebih sedih adalah sisa umurnya gak lama lagi karena kankernya semakin ganas. Dia gak ada harapan buat hidup lebih lama lagi. Jungkook menangis begitu dalam karena ia gak bisa bersama Sakura selamanya dan dia tak bisa jujur tentang penyakitnya kepada Sakura.

"Kook, kamu kenapa?" tanya Sakura mendengar tangisan tunangannya itu begitu pilu.

"Aku hanya rindu banget sama kamu."  balas Jungkook.

Sakura merasa aneh dengan tangis Jungkook. Namun, ia tak berani bertanya lebih jadi dia hanya memeluknya dan menenangkan Jungkook. 

Plakkkk... Ayah Taehyung menampar putranya itu.

"Kamu benar-benar sudah mempermalukan ayah dan mama!"

Taehyung hanya diam tak menjawab kemarahan ayahnya.

"Sudah, pa." kata ibu Taehyung mencoba menenangkan suaminya itu sambil memeluk Mirae yang tampak menangis.

"Siapa gadis itu?" tanya ayah Taehyung.

"Mantan aku semasa kuliah, pa." jawab Taehyung sambil tertunduk.

"Pokoknya papa gak mau tau, kamu harus menikah dengan Mirae."

"Gak, pa. Aku gak cinta sama dia." jawab Taehyung menolak.

"Dasar anak ini...!!!"

PLAKKK... Lagi-lagi Taehyung menerima tamparan keras dari ayahnya.

"Papa puas, hah?" balas Taehyung kemudian meninggalkan rumah.

"Kamu mau kemana, nak?" panggil mamanya.

"Biarin aja, ma." sahut ayah Taehyung masih kesal.

Taehyung menyandarkan punggungnya di kursi taman. Dia begitu dilema. Lalu dia beranjak ke rumah lama Sakura dan ternyata dia masih tinggal di sana bersama ibu dan adiknya karena ayahnya sering bolak balik Jepang masalah urusan pekerjaan. 

Bunyi bell berbunyi.

"Biar aku aja ma yang buka pintunya." kata Sakura.

Kriettt...

Sakura melihat keluar dan dia begitu terkejut.

"Hah?! Kamu ngapain di sini?" tanya Sakura ketika melihat kehadiran Taehyung.

"Aku mau ngomong sama kamu." kata Taehyung.

"Maaf, aku gak bisa." balas Sakura. Namun Taehyung menarik tangan gadis itu.

"Please atau aku teriak." ancam Taehyung.

Akhirnya Sakura menurut.

"Apa?" tanya Sakura.

"Aku menderita, aku gak bisa melupakanmu. Aku gak tau tapi ini seperti karma untukku. Bahkan aku menolak menikah dengan perempuan lain karena aku masih cinta sama kamu."

"Terus aku harus ngapain?" balas Sakura.

"Aku mau kita balikan lagi." kata Taehyung sambil memegang tangan Sakura.

"Kamu gila, ya. Aku gak bisa ngelakuin itu."

"Terus gimana perasaanmu yang dulu? Apa kamu benar-benar melupakan aku?" tanya Taehyung.

"Iya aku melupakan semuanya setelah aku sadar aku hanya mencintaimu sia-sia." jawab Sakura.

"Apa gak ada kesempatan kedua?" tanya Taehyung.

"Maaf, gak ada. Aku sudah terlanjur cinta sama Jungkook."

"Sakura, mianhae." Taehyung langsung memeluk Sakura.

Kali ini Sakura tidak meronta, namun tidak juga membalas pelukan hangat Taehyung.

Jungkook yang menyaksikan dari tadi hanya bisa bersembunyi. Dia tak menyangka mereka ada hubungan di masa lalu, namun Jungkook

HURT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang