12

59 7 0
                                    

Namun Jungkook merasa tak patah hati karena Sakura hanya tulus mencintai dia.

"Sudah larut malam sebaiknya kamu masuk, nanti masuk angin."kata Taehyung.

"Makasih." balas Sakura.

Taehyung melambaikan tangannya tapi Sakura hanya tersenyum.

Jungkook tak jadi menemui Sakura dia memutuskan untuk pulang. Dia termenung, mengingat Taehyung masih mencintai Sakura. Dia meneteskan air mata lagi, andaikan aku bisa hidup lebih lama lagi. Aku gak akan pernah rela Taehyung mendekati Sakura. Tapi aku gak bertahan lama. 

Jungkook kembali menangis pilu dan kepalanya tiba-tiba terasa sakit banget. Dia ingin merangkak mengambil obatnya di laci tapi dia keburu pingsan.

Taehyung malam ini menginap di hotel. Dia tak mau pulang ke rumah.
Dia begitu dilema, orang tuanya ingin menjodohkan dengan gadis yang tak dicintainya. Mereka hanya memikirkan bisnis, tanpa pernah peduli dengan perasaannya. Sakura sama galaunya di sisi lain dia tak tega melihat Taehyung terus  menunggunya  sedangkan dia telah memiliki tunangan.

***

"Gimana kamu udah dapat info gadis itu?" tanya Mirae.

"Sudah, bos. Namanya Sakura dia blasteran Jepang. Dia telah memiliki tunangan dan dia bekerja sebagai perawat di panti jompo." ujar seorang mata-mata.

"Tunangan? Tapi aku gak peduli. Kalo bisa bunuh saja dia." perintah Mirae.

"Bunuh?" tanya stalker itu.

"Iya. Kenapa? Kamu takut?" tanya Mirae angkuh.

"Tidak sama sekali." jawab stalker itu.

"Oke,bagus. Bayaranmu akan saya kasih 3 kali lipat." balas Mirae tersenyum jahat.

"Baik akan saya laksanakan."

"Hm, biar mampus. Akhirnya aku bisa tidur nyenyak. Sebentar lagi  Taehyung jadi milik gw dan perusahaannya." Haha Mirae tertawa licik.

***

"Pak Taehyung kenapa bapak gak pulang ke rumah? Sudah 4 hari bapak terus kabur. Ibu mencari anda." ujar Sekretaris Park.

"Saya lagi sibuk. Tolong anda segera keluar." balas Taehyung ketus.

"Ba.. Baik, pak."

Baru saja sekretaris Park ingin menutup pintu, ayah Taehyung langsung datang.

"Selamat pagi, Presdir."

"Kemana anak nakal itu?" tanya ayah Taehyung.

"Dia ada di dalam, pak." jawab sekretaris Park.

Duakkk... Ayah Taehyung menghempas meja.

"Sampai kapan kamu terus begini?!" tanya ayahnya.

"Kelak kamu akan memimpin perusahaan ini, jadi bersikaplah dewasa dan hargai perkataan orang tua. Ayah menjodohkan kamu dengan Mirae, kenapa? Karena ini demi masa depan kamu dan juga perusahaan."

"Ayah bilang demi masa depan aku? Pernah gak ayah bertanya, apa aku bahagia atau tidak? Ayah hanya memikirkan diri ayah sendiri. Iya emang baik buat perusahaan. Tapi aku gak bahagia sama sekali. Aku tertekan, pa." balas Taehyung emosi.

"Tapi ayah gak peduli. Ayah gak peduli denganku, dengan perasaanku." sambung Taehyung.

"Anak ini! Hah...hah..." asma ayah Taehyung seketika kambuh.

"Bapak tidak apa-apa. Sini saya antar ke rumah sakit." kata sekretaris Park membopong ayah Taehyung.

Akhhhh! Taehyung berteriak meluapkan kekesalannya.

"Selamat sore, bunny ku." panggil Sakura sambil membawakan sandwich kesukaan Jungkook.

Tapi dia tak ada. Sakura melihat sebuah obat, jadi dia mengambilnya. Ini obat apa? Tanya Sakura. Lalu dia berinisiatif menanyakannya ke apotek.

"Permisi, mbak. Apa anda tau ini obat apa?" tanya Sakura.

"Bentar ya. Saya check dulu." jawab apoteker itu.

Sakura was-was. Dia begitu takut.

"Ini obat untuk meredakan sakit pada penderita kanker otak, mbak." kata apoteker itu.

"Apa? Pereda nyeri kanker otak?" tanya Sakura.

"Benar sekali, mbak." balas apoteker itu.

"Terima kasih." ucap Sakura.

Apa? Kanker otak? Jadi selama ini Jungkook sakit? Hiks, lalu waktu itu apa dia berbohong padaku. Kenapa? Huhuhu... Tuhan jangan ambil dia, ku mohon. Aku mencintai nya. Huhuhu... Sakura menangis frustasi. Panggilan Sakura tak di jawab. Kali ini dia pun tak menjawab teleponku, apa dia dirawat. Huhuhu...

"Gimana keadaan anak saya, dok?" tanya ibu Jungkook.

"Dia sedikit membaik. Berdoa aja bu."

"Huhuhu... Anakku..." Tangis ibunya pecah.

"Sabar, ma." kata papa Jungkook berusaha menguatkan, walau dia meneteskan air matanya.

Drrrt... Drrrt...

"Ya, hallo Saku-chan. Ini mamanya Jungkook. Dia lagi di rumah sakit Seoul. Kamu ke sini aja, nak."

Sakura akhirnya sampai di rumah sakit itu.

"Bu, Jungkook gimana bu?" tanya Sakura khawatir.

"Kata dokter dia sedikit membaik."

"Benarkah?" kali ini Sakura sedikit lega dan langsung memeluk mama Jungkook dengan haru.

"Hallo, sekretaris Park. Gimana keadaan papa?" tanya Taehyung melalui telepon selulernya.

"Oh baik, saya sudah sampai di rumah sakit Seoul."

"Iya saya akan ke sana." kata Taehyung sambil berlari, meskipun dia kesal dengan ayahnya tapi dia tak  setega itu.

Sakura melihat Jungkook terbaring lemas. Air matanya tak berhenti jatuh.

"Kenapa kamu menyembunyikan nya selama ini dariku. Kenapa? Huhu..." Sakura terkulai lesu, dia benar-benar sedih.

Di tengah kesedihannya. Sakura izin keluar sebentar. Dia menuju tempat ibadah.

Taehyung yang tak sengaja melihatnya, mencoba mengikutinya.

Sakura terlihat berdoa sambil menangis.

"Tuhan, tolong sembuhkan Jungkook yang ku sayang. Aku sungguh menyayangi nya, jangan ambil dia. Aku gak bisa hidup tanpanya. Aku gak bisa kehilangan dia. Aku gak bisa huhuhu..."

Taehyung mendekat dan membelai rambutnya dengan lembut.

Sakura menoleh

HURT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang