01

15 2 0
                                    

VOMEN

**

Adzan Zuhur berkumandang menandakan bahwa umat Islam harus segera menjalankan ibadahnya, begitu pun aku, kebetulan aku baru selesai mandi, mandi sebelum Zuhur adalah rutinitas ku, kenapa? Karena aku harus sekolah.

Namaku Nindy Atisya ini adalah cerita masa SMA ku yang cukup berkesan. Sekarang aku kelas sebelas jurusan IPS, sekolahku terbagi menjadi dua bagian yaitu di pagi hari jam tujuh sampai jam dua belas di khususkan untuk SMP, sedangkan dari jam dua belas sampai jam setengah enam sore untuk SMA.

Setelah menunaikan kewajiban ku sebagai umat Islam, aku segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, hari ini mataharinya cukup terik bahkan sampai bisa membuat ceplok telor di atas aspal.

Aku mengeluarkan motor beat berwana putih lalu memakai helm, setelah itu berangkat sekolah dengan senang hati, padahal sangat panas tapi tidak menyurutkan semangat ku untuk sekolah.

Berangkat sekolah dengan senang hati, tentu saja ada alasannya.

Sebenarnya sudah beberapa bulan aku di dekati oleh seorang lelaki, lelaki itu cukup tampan dan pintar, dia kapten  basket, dia adalah kakak kelasku, namanya Dino Siregar, dia mendekatiku ketika aku sedang membaca di perpustakaan, dia sering ke perpustakaan hanya untuk menemui ku.

Lima belas menit perjalanan akhirnya aku sampai di sekolah, aku memarkirkan motorku di pojok bawah pohon, agar tidak terkena panas, membuka helm yang aku pakai lalu membuka resleting jaket ku karena panas, tidak lupa juga aku ngaca dulu di kaca spion membenahi rambutku yang berantakan.

"Perfect. Saatnya ke taman,"

Kenapa ke taman, karena sebelum berangkat sekolah aku mendapatkan pesan dari Dino, untuk menyusulnya ke taman setelah sampai di sekolah.

Dengan langkah semangat akhirnya aku sampai di taman belakang sekolah, aku melihat Dino membelakangi ku.

"Kak,"

Dino membalikkan badannya, aku melihat dia memegang coklat Silverqueen yang cukup besar, aku tebak pasti itu untukku.

"Kakak udah lama?"

"Belum kok, emm... Nih buat kamu,"

Tuh kan dugaan ku tidak pernah meleset.

Saat aku ingin mengambil coklat itu, tiba-tiba di angkat ke atas, orang tinggi mah bebas.

"Eemm kak?"

"Coba ambil kalo bisa,"

Wah kayaknya dia nantangin nih, segera aku lompat-lompat buat ambil coklatnya, tapi percuma orang aku pendek, bayangkan saja aku hanya setinggi dada nya dia.

Aku tidak boleh menyerah, aku melihat ada kursi kosong.

Lalu aku menarik tangan Dino untuk mengikuti ku, ke kursi kosong, tangan Dino tetap di posisinya ngangkat coklat tinggi-tinggi.

"Mau apa?"

Aku tidak menjawab pertanyaan nya, aku naik ke kursi itu, dan hap aku dapat coklatnya.

"Wah curang ya kamu,"

Aku tertawa geli melihat ekspresi Dino.

"Makasih ya kak coklatnya,"

"He em,"

Aku membuka coklatnya dan baru ingin melahapnya tapi di tahan oleh tangan Dino, dasar Dinosaurus nyebelin.

"Sebelum kamu makan coklatnya kakak, pengen nanya sama kamu,"

HATE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang