2. Tersensor

465 48 0
                                    

Bertholdt mencoba menggedor pintu sedan, tapi tak juga terbuka, dia perlu pergi secepatnya, tapi kenyataan tidak mendukungnya sama sekali.

"Aku tidak kenal Annie Leonhart!" teriak Bertholdt, tangannya sekarang berusaha mengeyangan tangan Reiner yang mulai meraba-raba tubuhnya.

"Kenapa, hm? Tenang saja, aku akan membantumu mengingatnya." Reiner menarik tali dari jok belakang, menggunakannya untuk mengikat tangan dan kaki Bertholdt. Sementara itu, pria kurus itu terus memberontak, bergerak kesana kemari namun tertahan sabuk pengaman yang ceroboh nya ia lupa.

"Diamlah, brengsek!" Reiner menendang wajah Bertoldt, menghimpit kepalanya ke jendela dengan sepatu boot berpinggiran tajam.

"Reiner, apa yang kau lakukan! Kau bilang kau orang baik-baik!" Berthlodt sama sekali tidak bisa bergerak sekarang, kaki dan tangannya terikat dengan simpul yang tak bisa dia mengerti, sialnya tali itu terbuat dari plastik yang beberapa sudah menjadi kasar dan merobek-robek kulitnya.

"Orang baik sudah bukan pujian di zaman ini!" Reiner tergesa-gesa melepas sabuknya, menggunakannya untuk mengikat mulut Bertholdt. Dia menarik lagi nya, mengeluarkan karet kecil dan mengikat poni Bertholdt keatas, "Nah, sekarang kau terlihat manis."

Dia membenarkan posisi duduknya, melepas kakinya dari wajah Bertholdt dan mulai tersenyum. "Jadi, anak manis, apa benar-benar tidak ingat apa yang kau lakukan pada adikku?"

Berhtoldt menggeleng keras, menyebabkan beberapa air mata turun di sudut matanya. Jangankan melakukan apa-apa pada adiknya, dia kenal Reiner saja baru satu jam yang lalu.

Apa yang sebenarnya orang gila ini katakan?

"Oh ya, kau mungkin mudah melupakan hal-hal yang kau anggap bukan salahmu. Jadi haruskah kita membelah kepalamu?" Reiner melebarkan senyumnya, tangannya saling bergosok menimbulkan suara abstrak yang mengganggu. "Aku hanya bercanda, sayang."

"Biar ku praktekkan apa yang kau lakukan padanya sampai membuat hidupnya hancur. Pertama-tama, mari masuk ke rumah, Anak Manis." Dia mengeluarkan penjepit pakaian, kemudian menjepitkannya ke telinga Bertholdt, membuat pria kurus itu menjerit dalam redaman sabuk yang menahan lidahnya.

Reiner turun lebih dulu, membukakan pintu dan membungkuk seolah pangeran yang menyambut puterinya. Tapi Bertholdt menolak turun, dia terus menggoyangkan badannya minta dilepaskan, itu membuat Reiner memutar bola matanya dan bergumam aneh. Pria penuh otot itu akhirnya jengah karena Bertholdt terus menolak, dia menjambak rambut hitam itu dan menariknya sampai sang pemilik jatuh ke tanah yang keras. Tak lupa, Reiner memberikan beberapa tendangan di perut Bertholdt sebagai peringatan untuk tidak menolaknya, ia kembali menarik rambut hitam itu dan memaksa pemiliknya untuk menatap wajahnya.

"Aku tidak suka anjing yang keras kepala!"

Dia meludahi wajah Bertholdt sebelum melayangkan tinjunya yang penuh tenaga. Matanya memancarkan kebencian luar biasa saat tangannya menghantam dagu, rahang, pipi, hidung, apapun yang bisa ia capai dari wajah itu. Hingga akhirnya dia memuncak, menghantam kan kepala Bertholdt ke pelek mobilnya, membuat pria kurus itu meringkuk dan meringkuk seperti anjing kesakitan, air mata membuat Reiner merasa karyanya sempurna.

"Sakit kah? Nanti aku akan mengobatimu, sayang, aku berjanji." Suara Reiner yang di manis-manis kan sangat tidak sesuai dengan wajahnya yang membara. Dia menarik kerah Bertholdt, memaksa pria itu berdiri sebelum membopongnya ke masuk ke bangunan yang ia sebut rumah itu.

Lantai pertama dipenuhi drum-drum minyak, lantainya tampak basah dan bau amks, di pojok ruangan ada benda yang sepertinya terbakar hebat namun baunya seperti barbekyu yang ada di toko depan Hostel Maria. Mereka naik ke lantai dua, lantai itu hanya berisi sel-sel gelap yang bisa dipastikan terkunci, ringikan pelan juga terdengar dalam kamar-kamar itu. Reiner rupanya membawanya ke lantai tiga, lantai itu kosong, hanya ada meja besar yang berisi peralatan aneh dan menyeramkan seperti palu, pisau, gergaji, jarum suntik, dan banyak lagi dalam berbagai ukuran, juga sebuah kursi ditengah ruangan. Ruangan itu dikelilingi jendela kaca besar-besar yang memburam karena berbagai kotoran.

The Season I Want to Die [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang