'Aku akan memperbaiki dan menghentikan diriku yang akan melakukan berbagai macam kejahatan di kehidupanku ini'
'Akan ku lakukan apapun itu untuk mencegah semua hal buruk itu terjadi'
'Akan aku lakukan apapun itu agar aku tidak terkena kutukan mati muda'
Ya, itulah hal-hal yang selalu ku katakan kepada diri sendiri. Tapi entah kenapa tujuan dan niat damai di kehidupanku ini mendadak menghilang saat aku bertemu dengan Xavier.
Apa yang sudah ku pikirkan saat itu?
Kemana perginya dirimu, wahai akal sehat dan kesabaranku?
Ku pijat kedua pelipisku kemudian bertanya kepada Rasmund, Sang Kepala Pelayan.
"Apa katamu, Rasmund?"
"Tuan Xavier menjatuhi nona dua hukuman. Hukuman pertama, Nona Violaine dilarang untuk keluar mansion selama satu bulan. Hukuman kedua, Nona Violaine dilarang untuk keluar dari kamar selama Lady Kalia tinggal di mansion ini."
Aku menghela nafasku, mencoba berfikir jernih dalam ketidakadilan yang ku dapatkan ini. Xavier sendiri yang memulai pertikaian tapi aku yang mendapat hukuman. Namun daripada itu, aku mendengar nama yang tidak asing akan tetapi aku lupa siapa dia.
"Siapa Lady Kalia?"
"Lady Kalia Crill Brigitte, putri dari Baron dan Baroness Brigitte. Tunangan Tuan Muda Xavier."
Oh. Aku ingat. Dialah tunangan Xavier yang sangat ia sayangi. Tunangan yang sangat ia jaga agar tidak bertemu dengan adik tirinya.
Ha! Lucu sekali.
"Rasmund." Panggilku.
"Ya, nona?"
"Apa yang akan terjadi apabila aku mengabaikan hukuman dari Xavier?"
Kedua mata Rasmund membulat. Ia kemudian berdeham.
"Tuan muda mengatakan, apabila Anda berani untuk tidak mematuhi hukuman yang diberikan maka Anda tidak akan diperbolehkan untuk keluar dari kamar dan mengikuti seluruh kegiatan sosial selama satu musim."
Aku mendengus kesal. Dasar pria gila. Dia ini posesif atau justru murni membenciku?
"Bukankah yang bisa menjatuhi hukuman adalah kepala keluarga yang tak lain adalah ayahku? Kenapa bukan ayahku saja yang memutuskannya?"
Rasmund menggeleng, "Tuan Marquis sedang berada di istana kekaisaran, nona. Segala urusan di mansion ini diserahkan kepada Tuan Muda."
"Jadi kau mendukung Xavier untuk menghukumku?"
Berbeda dengan Cecile yang tersentak ketika mendengar pertanyaanku, Rasmund justru memasang wajah tenang. Ia menganggukkan kepalanya dan berkata,
"Jika itu memang yang terbaik, nona." Ucapnya.
Aku beranjak dari dudukku dan mendekati Rasmund. Ku pandangi wajahnya yang renta dengan tajam. Aku berjalan memutarinya, mengamatinya dari atas sampai bawah. Bukannya merasa malu, takut, atau bersalah, pria tua itu justru tidak bergeming, bahkan ia masih mengangkat wajahnya tinggi.
Saat itu aku menyadarinya, pria ini adalah karyawan yang setia. Dia akan melakukan segala hal untuk kebaikan keluarga ini. Termasuk menyingkirkanku yang mana hanya anak haram dan aib bagi keluarga ini.
Aku menghela nafas, "Baiklah, kau boleh pergi."
Kedua mata Rasmund membulat kebingungan dan menatapku seolah mengatakan, 'itu saja?'.
"Apa? Kau berharap aku tantrum?"
"T-tidak, nona. Saya pamit undur diri."
Dengan raut wajah yang kebingungan Rasmund membungkukkan badannya dan berlalu keluar dari kamarku. Aku pun membalikkan badanku dan berjalan menuju balkon kamar. Cecile mengekoriku dengan wajahnya yang cemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/251272242-288-k37963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renascence: The Lady In Purple
Historical FictionPercayakah kau bahwa setiap manusia memiliki beberapa kehidupan sebelum kehidupannya saat ini? Tidakkah kau penasaran dahulu kau hidup sebagai siapa? Jaksa, pangeran/putri kerajaan, atau justru seorang penjahat yang jenius? Laras Eliza, seorang maha...