Raino-4

14 1 2
                                    

Saat sedang asik-asiknya rebahan,Raya di kejutkan dengan nada dering ponselnya.

"Ish,siapa sih,ganggu aja orang lagi santi eh santai"kesal Raya. "Nomor baru?"gumamnya.

"Iya,halo?"ucap Raya setelah menggeser icon hijau untuk menjawab.

"Selamat malam bu Raya,saya Roy Pradoko" kata orang di seberang sana.

O-batin Raya

Namun,
"Ohh iya pak Roy? Ada apa ya malam-malam begini menelfon saya?"tanya Raya formal.

"Emm jadi begini bu,selama ibu cuti saya yang akan menggantikan ibu"kata Roy lagi yang sejujurnya sangat tidak penting.

"Iya pak,trimakasih sudah mau membantu saya,selama beberapa minggu kedepan. Kalau boleh tau,alasan bapak menelfon saya apa yah?"tanya Raya sopan.

"Emm tidak ada buk,saya hanya menginformasikan"jawab Roy

Apaan sih,ga jelass-batin Raya.

Karna Raya hanya diam,Roy pun berkata "yasudah buk,maaf menggangu waktunya. Selamat malam" ucap pria itu.

"Tidak masalah pak,selamat malam" kemudian sambungan di matikan secara sepihak oleh Roy.

"Udah gitu doang?! Anda buang-buang waktu saya hanya untuk ngomong gitu? Uwoowww!"sebut saja Raya gila karna gadis itu berbicara sendiri.

"Kesel banget gue!"decak gadis itu.

                        
                   ____________

Di apartemennya,Fino sedang berada di ruang kerjanya,membaca laporan terbaru pegawainya.

Fino mempunyai kafe yang sudah berkembang menjadi beberapa cabang,di beberapa kota,termasuk di kota Surabaya ini.

Setelah selesai,Fino mengirimkan e-mail,pada tangan kiri eh tangan kanannya.

Melanjutkan lagi membaca kasus yang pernah di selesaikan oleh Raya.

Fino akui,Raya merupakan gadis yang kuat. Kasus yang di tangani gadis itu juga bukan kasus main-main.

Salah satu yang membuat Fino takjub adalah,kasus perampokan bank,1 setengah tahun yang lalu.

Dimana kasus itu benar-benar menguras tenaga dan pikiran. Sandera berada dalam bank bersama perampok. Mempermainkan para aparat.

Dan di sinilah,sang kapten menunjukkan kekuatannya sebagai pemimpin.

Fino tersenyum,mengingat senyum gadis itu.

"Tuhan,aku mencintainya"gumam Fino.

Saat masih asik laporan-laporannya,Fino di kejutkan dengan nada dering ponselnya.

Lelaki itu segera mengambil handphone nya. "Ara?"gumamnya karna tumben adiknya menelfon.

"Hallo"jawab Fino setelah menjawab panggilan itu.

"Hallo kak. Lagi apa? Udah makan belum" tanya Arani Mavendra adik bungsu Fino.

"Ck! To the point ajalah. Mau apa?"kesal lelaki itu. Ia tau adik kecilnya itu sedang mencari perhatian dengan sok care pada nya. Agar keinginannya di kabulkan.

"Hehehe kakak ku yang tampannya gak bakal ngelebihin Zayn Malik-ku" Fino berdecak sinis mendengar itu.

"Aku mau pinjam kafe kaka,boleh gak?"
Ck! Seenaknya saja. Pake pinjam lagi. Apa gadis itu kira kafenya adalah barang?

"Mau ngapain lo?"tanya Fino dengan nada sinis.

"Mmm jadi gini kak. Aku mau photoshot besok,dan karna aku lihat-lihat kafe kaka tempatnya estetika banget,jadi aku mau minjem. Boleh yah?" Pinta Ara dengan suara di lembut-lembutkan.

RainoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang