Typo bertebaran guys!
Mohon follow, vote, dan komen....agar mendukung karya author😚😉Happy reading!!
Dua sajadah yang saling berdampingan, itulah impianku bersamamu. Semoga Allah mempermudahkan jalanku untuk menemuimu. Wahai pelengkap imam.
☆🌼☆
Pukul 18.00 wib
Rio telah selesai membersihkan diri. Dan sekarang, baju koko dan sarung sudah melekat pada tubuh gagahnya itu. Ia tersenyum memandangi sajadah berwarna cokelat miliknya itu. Entah apa yang sudah merasuki otaknya.
"Kamu sudah siap?" Tanya Rio sedikit menoleh kebelakang memastikan Nisa sudah siap untuk melaksanakan shalat jama'ah magrib bersama.
"Iya."
Wajah Nisa sedikit tertunduk menyembunyikan pipi merah meronanya. Lalu, Rio berdehem dan segera memulai mengucap takbir."Allahu Akbar."
Nisa mengikuti gerakan Rio. Dan mereka mulai melaksanakan shalat magrib dengan hati yang khusyuk dan tenang hingga salam.
Rio sedikit membalikan badannya, dan menyerahkan tangannya untuk disalami oleh Nisa. Dengan ragu, Nisa menerima tangan Rio dan mulai menyalaminya. Terbentuklah garis lengkung di sudut bibir manisnya Rio.
Bu Meyra yang baru tiba di kamar putra sulungnya tercengang melihat keanehan Rio. Ia pun menepuk pelan bahu sang putra, hingga membuat Rio tergejolak kaget.
"Ibu," Rio menoleh ke samping kanan terlihat sang ibu menatap dirinya dengan wajah bingung dan alis dinaikan sebelah.
"Kenapa senyam-senyum?"
Bu Meyra mulai mengintrogasi putranya. Sedangkan Rio mengaruk tekuknya yang tak gatal karena kepergok menghayal menjadi imam untuk Nisa. Sang ibu pun tersenyum menyeringai.
"Hayo....pasti ngehalu jadi imam Nisa ya kan? Cie..cie...anak ibu udah gede ya sekarang..." goda sang ibu sambil mencolek dagu Rio.
Bu Meyra melipat kedua tangannya di dada dan tersenyum menggoda Rio.
"Jujur sih, ibu juga suka sama Nisa. Selain cantik fisik, ia juga cantik hati dan agamanya. Duh...calon mantu idaman deh," ucap bu Meyra membayangkan Nisa menjadi menantunya.
Dan wajah Rio sudah bak kepiting rebus menahan malu.
"Ibu...." rengeknya dan menutupi wajahnya dengan peci berwarna hitam.
Bu Meyra tertawa keras melihat tingkah malu-malu kucing anaknya. Lalu, ia merangkul bahu Rio.
"Ibu sudah tau, kalau kamu itu suka sama Nisa dari SMA kan? Tapi ingat satu pesan ibu," tuturnya.
Rio melepaskan rangkulan tangan sang ibu dari bahunya.
"Apa itu?" Tanya dirinya yang mulai penasaran.
"Kamu ingat QS. Al-Isra' Ayat 32?" Tanya sang ibu yang di respon anggukan oleh Rio.
"Ingat," bu Meyra tersenyum.
"Coba ulang apa artinya?"
Dengan mantap Rio langsung membacakan artinya dari ayat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis perindu cahaya[On Going]
EspiritualDILARANG PLAGIAT⚠️ DI WAJIBAKAN UNTUK FOLLOW, VOTE DAN KOMEN YA!! *** Nur Anisa, hanyalah seorang gadis buta yang hidup di tengah keluarga yang sangat terobsesi dengan hal duniawi. Kehidupannya bak baju kotor. Selalu di pandang paling buruk, paling...