Typo bertebaran guys!!
Mohon untuk follow, vote, dan komen ya..Happy reading!!!
☆🌼☆
Sudah sekian kalinya Lea untuk berusaha fokus dengan masalah kampusnya. Tapi pikiran serta keinginannya selalu tertuju pada ucapan Rio kemarin sore. Dirinya sangat takut, jika Nisa berhasil menemukan pendonor mata. Maka, hancurlah segala reputasinya untuk mendapatkan harta warisan dan menjadi orang kaya dalam keluarga bu Astri.
"ARGH"
Erangan frustasi yang sedari tadi ia tahan kini berhasil keluar juga. Tak lupa ia mengacak-acak seluruh meja kamarnya. Sehingga semua buku yang tersusun rapi di meja belajar jatuh berserakan di lantai.
"SIALAN! KENAPA ORANG SEPERTI RIO HARUS ADA DALAM HIDUP NISA!"
Sudah sekian kalinya, umpatan tersebut keluar dari bibir mungilnya. Tak henti-hentinya ia meremas-remas rambut lurus hitam pekatnya. Rambut panjang yang tadinya sudah rapi, kini tampak orang bak bangun dari tidur.
"Saya akan membantumu mencari pendonor mata Nisa."
Dari kemarin sore, kalimat pendek itu terus bernari-nari dan menghantui pikirannya. Bahkan tidur dan belajarnya tak tenang.
Lea mengempalkan tangannya. Sangat terlihat jelas raut wajahnya yang sudah memerah bak tomat. Tak lupa dengan rahangnya mengeras menahan kekesalannya saat ini.
"Lihat saja, apa pun akan aku lakukan untuk menghancurkan hidupmu gadis buta. Dan aku, yang akan menggantikan posisimu menjadi ratu dari setiap perusahaan keluarga Altar dan tak lupa dengan rumah ini."
Lea tersenyum miring menatap dirinya di pantulan cermin riasnya. Sudah terbesit rencana jahatnya untuk menghancurkan hidup Nisa sehancur-hancurnya.
Setelah puas mengacak-acak seluruh isi kamarnya. Ia melenggang pergi menuruni anak tangga untuk mencari seseorang. Matanya terus menelisik mencari keberadaan seseorang, tapi entah siapa yang saat ini ia inginkan. Banyak sekali para pembantu disini yang lewat, tapi tidak ada sedikit pun terbesit dihati Lea untuk meminta bantuan mereka.
Pencahariannya terhenti saat menemukan Nisa duduk di pinggir kolam ikan.
"Enak sekali dia. Seharusnya jam segini dia berkerja. Kenapa tuh anak nyantai-nyantai di kolam ikanku? Ini ngak bisa dibiarin!"
Lea melamgkahkan kakinya mendekati Nisa yang terduduk dibawah pohon rindang yang beralaskan rerumputan hijau di sekitarnya.
"Heh, anak pembantu! Ngapain kamu istirahat disini?"
Nisa sangat mengenali pemilik suara itu. Dan pemilik suara itu adalah Lea, adik angkatnya. Lalu, Nisa mendongakkan kepalanya ke atas.
"Lea mencari Nisa?" Tanya dirinya dengan sopan.
Lea berdesis kesal melihat wanita munafik ini memasang wajah polosnya. Karena pikiran rasa takut akan hal kemarin terjadi. Lea menarik tangan Nisa secara kasar. Sehingga membuat sang kakak berdiri sejajar dengannya.
"Apa yang kau lakukan, Lea?"
Lea tidak menghiraukan pertanyaan Nisa lagi. Langsung saja ia membawa Nisa berjalan memasuki kamarnya di lantai atas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis perindu cahaya[On Going]
SpiritualDILARANG PLAGIAT⚠️ DI WAJIBAKAN UNTUK FOLLOW, VOTE DAN KOMEN YA!! *** Nur Anisa, hanyalah seorang gadis buta yang hidup di tengah keluarga yang sangat terobsesi dengan hal duniawi. Kehidupannya bak baju kotor. Selalu di pandang paling buruk, paling...