Typo bertebaran guys🙇♂️
Harap follow, vote, dan komen ya ... agar memberikan semangat author dalam berkarya❤Happy reading!!!
Aku terjebak antara laut dan samudera. Sama halnya, terjebak dengan perasaan ini terhadapmu. Bisakah kamu membantu diriku menghapus rasa cinta ini kepadaku? Ku mohon ... aku tidak mau tergantung dalam kisah cinta rumit ini
Rio
☆🌼☆Derap langkah kaki terdengar dari koridor rumah sakit. Dengan langkah terburu-buru dan napas yang ngos-ngosan. Langkahnya terhenti depan di ruang inap. Dia fokus mengatur napas yang memburu.
Tangannya bergetar saat memegangi knop pintu. Matanya terpejam. Dengan sekuat hati ini menarik knop pintu itu. Dan terlihat di brankar sana, seorang gadis cantik terbaring lemah. Perban putih melilit indah di kepalanya.
Lagi lagi Rio berusaha untuk menahan agar cairan bening tidak jatuh dari mata indahnya.
"Eh, nak Rio. Sudah lama di sini?" Tanya Bi Ijum saat menyadari Rio berdiri di sampingnya.
Bi Ijum bangkit dari duduknya untuk mempersilahkan Rio duduk di dekat Nisa.
"Tidak usah Bi. Bibi saja yang duduk. Rio berdiri saja," tolaknya.
Bi Ijum tersenyum melihat akhlak baik dari pemuda tampan di sampingnya.
"Seandai saja nak Rio ini mencintai non Nisa. Pasti non Nisa akan selalu di jaga oleh malaikat baik seperti nak Rio ini," batin Bi Ijum menatap sendu wajah tampan Rio.
"Apa yang menyebabkan Nisa begini, Bi?" Tanya Rio sedikit menoleh kearah Bi Ijum.
Haruskah Bi Ijum berkata jujur perihal rumah tangga majikannya yang tak pernah harmonis? Itu sama saja ia menceritakan aib keluarga yang sudah menerimanya dengan baik.
“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya."
(QS al-Hujurat: 12)."Bi."
Suara bariton Rio membuat Bi Ijum terkejut bukan main. Wajahnya saja mendadak sendu saat mengingat masa dimana Nisa terus diperlakukan tidak adil oleh Ibu kandungnya sendiri. Bahkan, saat ia menemukan Nisa yang tergeletak di lantai. Tidak ada satu pun niat dari Ibu kandungnya itu, membawa anaknya ke rumah sakit.
Ia malah memilih mencari Lea, yang bukan sama sekali darah dagingnya sendiri. Tanpa permisi lagi. Cairan bening mulai membasahi wajah Bi Ijum.
Rio mengeritkan alisnya. Apakah ia salah dalam berbicara hingga membuat Bi Ijum menangis.
"Bi, kenapa Bibi menangis? Apa ada yang salah dengan ucapan Rio?" Ucap Rio merasa sangat bersalah membuat Bi Ijum menangis.
Bi Ijum mengeleng cepat, lalu menghapus air matanya dengan kedua tangannya. Ia bangkit dari duduknya. Dan berdiri sejajar dengan Rio. Ada guratan yang aneh dari sikap Bi Ijum. Hanya itu yang bisa Rio simpulkan.
"Bibi berharap sama nak Rio. Semoga nak Rio tidak meninggalkan Nisa dalam keadaan apa pun. Dan dengan kondisi keluarga yang bisa membuat nak Rio pergi meninggalkannya. Bibi harap itu tidak akan terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis perindu cahaya[On Going]
SpiritualDILARANG PLAGIAT⚠️ DI WAJIBAKAN UNTUK FOLLOW, VOTE DAN KOMEN YA!! *** Nur Anisa, hanyalah seorang gadis buta yang hidup di tengah keluarga yang sangat terobsesi dengan hal duniawi. Kehidupannya bak baju kotor. Selalu di pandang paling buruk, paling...