Typo bertebaran guys!🙇♂️
Jangan sungkan ya...untuk memberikan pendapat, jika kalian menemukan kesalahan dalam cerita ini, ok?
😉☺Happy reading!!!
☆🌼☆
Di sebuah ruangan bernuasa putih abu-abu. Terlihat seorang pemuda perkasa yang tengah sibuk memeriksa data pasien di kursi kebangaannya. Pemuda itu bernama lengkap Hessel Varino, seorang dokter spesialis jantung berusia 28 tahun.
Dia merupakan pemuda blasteran Korea dan Indonesia. Dengan wajah tampan dan postur tubuh yang sangat sempurna. Membuat dirinya selalu di ganduringi oleh banyak kaum hawa. Tapi semua itu sama sekali tidak berarti baginya.
Mata elangnya sangat fokus dengan laptop di hadapannya itu. Sehingga, ia tak sadar dengan seorang pria yang mengendap-endap masuk dalam ruangannya.
"Cilup bakkk."
Suara itu mengagetkan Hessel, dengan reflex ia melemparkan satu buku jurnal ke arah orang yang mengagetkannya. Pria itu pun mengaduh kesakitan di kepalanya, akibat buku jurnal tersebut mengenai kepalanya.
"Aduhhhh...buset! Sakit banget nih, pala gue!" Ucap pria tersebut sembari mengelus-elus kepalanya.
Hessel yang menyadari orang yang ia lempari buku jurnal tersebut adalah sahabatnya, langsung meminta maaf.
"Ya maaf bro. Habisnya, lo juga sih?! Pake kagetin gue segala. Kalo gue jantungan gimana?"
"Ya lo obatin sendirilah. Lo kan dokter spesialis jantung! Masa gue sebagai dokter gigi yang obatin jantung lo," jawab asal pemuda yang bernama tag Sandi.
Hassel memutarkan bola malasnya mendengar jawaban konyol Sandi, sahabatnya.
"Lo kalo mau ngelawak yang lucu dikit napa," ucapnya dan kembali fokus dengan laptop di hadapannya.
Sandi menarik satu kursi di hadapan Hessel, dan mendaratkan bokongnya sambil menatap wajah serius sahabatnya.
"Lo pikir gue tukang ngelawak apa?!" Cibirnya.
Ceklek
Pintu ruangan Hessel kembali terbuka oleh salah satu dokter muda dan cantik yang bernama tag Rista. Dokter cantik sekaligus rekan kerja Hessel ini berusia 25 tahun, 3 tahun lebih muda dari Hessel dan Sandi.
Merasa pintunya di buka oleh seseorang. Spontan Hessel dan Sandi menoleh ke arah pintu.
"Loh, dokter Rista," sapa Sandi yang hanya di balas senyuman manis dari orang yang ia sapa.
Rista berjalan ke arah meja Hessel dengan membawa satu paper bag berukuran yang lumayan besar.
"Dokter Hessel, ini buat dokter," ujar Rista sambil meletakan paper bag tersebut ke meja kerja Hessel.
Hessel hanya melirik sekilas paper bag yang di bawakan oleh Rista, lalu melanjutkan kembali perkerjaan tanpa menghiraukan kehadiran Rista.
Sandi yang mengerti dengan bahasa tubuh sahabat karibnya yang satu ini, langsung mengajak ngobrol Rista.
"Hehe..maaf aja ya dok. Mungkin saat ini, Hessel ngak mau di ganggu. Dokter Rista bawain Hessel apaan tuh?" Tanya Sandi yang kepo dengan isi paper bag di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis perindu cahaya[On Going]
SpiritualDILARANG PLAGIAT⚠️ DI WAJIBAKAN UNTUK FOLLOW, VOTE DAN KOMEN YA!! *** Nur Anisa, hanyalah seorang gadis buta yang hidup di tengah keluarga yang sangat terobsesi dengan hal duniawi. Kehidupannya bak baju kotor. Selalu di pandang paling buruk, paling...