Namanya Sarah, wanita yang sedang berlarian menuju kelasnya. Berkali kali dia menyumpah serapahi para perencana pembangunan fakultasnya karena membuat kelasnya berada di pojok lorong sehingga membuang banyak waktu untuk sampai sana apalagi dengan langkah kecilnya yang tidak pernah bersahabat dengan dirinya."Anjing!" Umpatnya saat seseorang tidak sengaja menyenggolnya, namun saat Sarah melihat sang lelaki tersebut Sarah langsung yakin jika dia tidak melakukan hal tersebut dengan tidak sengaja karena senyum licik tercetak jelas di wajah lelaki tersebut.
"Kecil sih, jadi nggak keliatan" Sindir Jaehyun membuat Sarah naik pitam.
Sarah tidak menggubris ocehan mantannya, dia tetap berlari hingga memasuki kelasnya dan mendapati semua teman-temannya sudah membuat kelompok dan menyisakan dirinya dengan Jaehyun.
Wanita itu menghela nafasnya, memang benar pepatah yang berkata jangan membenci seseorang, atau kamu akan abadi bersamanya dan pepatah itu benar-benar berlaku bagi Sarah yang membenci Jaehyun.
"Kayaknya kita emang takdir deh" bisik Jaehyun.
Dengan lemas sarah menarik sebuah kursi untuk mengustirahatkan badannya, di liriknya sebuah jam tangan hitam yang melingkar di tangannya "masih 10 menit" gumamnya.
"Itu jam tangan dari jaman kapan sih, Ra?".
Sarah memutar bola matanya malas, "dari jaman dulu, kenapa? Lo bisa diem nggak sih jae— oh, satu lagi, nama gue Sarah! Bukan sara!" Kata sarah penuh dengan nada penekanan namun jaehyun tidak merasa tertekan ataupun terintimidasi dengan tone suara wanita itu, dia malah tersenyum sembari menggelengkan kepalanya karena menganggap hal tersebut cukup untuk menggelitik hatinya.
Tentang Jaehyun dan Sarah, pasangan yang sangat fenomenal dikalangan para mahasiswa di fakultasnya. Mereka menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih sejak sekolah menengah atas dan berlanjut sampai tahun ke dua di masa perkuliahan hingga Sarah menemukan Jaehyun mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri dan membuat hubungan yang orang-orang anggap sempurna harus berakhir.
Berbulan-bulan Sarah mencoba untuk menyembuhkan hatinya, mati-matian dia menghindari Jaehyun dan dengan mudah lelaki tersebut menampakkan wajahnya di hadapan Sarah tanpa dosa. Setelah kejadian tersebut, jaehyun tak henti-hentinya meminta maaf bahkan mengirimkan beberapa bunga, dia sadar jika tidak ada wanita yang bisa mengertinya selain Sarah namun setelah mendengar kabar jika Sarah sudah menemukan lelaki penggantinya, perlahan Jaehyun mengurangi intensitas pergerakannya agar tidak membuat Sarah terganggu.
"Kelas hari ini kita sudahi, tugas silahkan dikumpulkan selambat-lambatnya besok lewat e-mail saya. Terima kasih"
Sarah menggenggam tangannya erat, emosinya seakan mendesak ingin dia keluarkan namun mengingat dia masih berada di dalam kelas dengan sekuat tenaga Sarah langsung mengatur emosinya.
Jaehyun yang melihat Sarah yang mengatur nafasnya sembari memejamkan mata hanya bisa tersenyum, "mau ngerjain di kampus sekarang, apa gimana?" Tanyanya.
"Ngikut aja deh, yang penting gue sama lo" ucap Sarah.
"—nggak usah gr lo, gue mau satu kelompok sama lo karena lo lebih faham materi ini daripada gue" sambung Sarah.
"Yang nggak bisa gue fahamin cuman lo, Ra".
Sarah terdiam dengan perkataan Jaehyun yang seakan membungkamnya dengan sekali hentakan. Jaehyun tidak salah, tapi dia juga tidak sepenuhnya benar karena walaupun Sarah memberikan ribuan petunjuk tentang dirinya kepada Jaehyun maka lelaki itu akan tetap tidak memahami Sarah karena Jaehyun tidak pernah menganggap hal tersebut adalah suatu hal yang penting hingga sebuah kehilangan menyadarkan betapa pentingnya kehadiran Sarah di hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I can't have you
FanfictionSarah, seorang mahasiswi yang bertahan dilingkup ramainya hidup di ibu kota. Hidupnya dipenuhi oleh sesuatu yang sangat rumit, entah itu tugas akhir, romansa anak muda yang menjebaknya disebuah piramida hitam yang sangat mengejutkan. Dia Sarah, dan...