9. Kata Ibu

109 19 1
                                    

Malam ini Sarah tertidur didalam pelukan ibunya, peluk hangat seorang wanita yang akhir-akhir ini berusaha untuk mendekati anak perempuannya sebagai tebusan beberapa tahun yang lalu saat mereka tidak sedekat sekarang.

"Mbak, kamu habis ini mau kerja dimana?" Tanya Ibu.

Pasal pekerjaan sudah menjadi keberuntungan Sarah, berbagai prestasi dan penggapaian yang sudah dia dapatkan semasa kuliah kini seolah menjadi jalan tol baginya untuk mendapatkan kemudahan memasuki beberapa perusahaan yang dengan terang-terangan meminangnya, namun sampai saat ini Sarah belum membalas beberapa e-mail yang sudah berderet mengantri di kotak masuk e-mail nya.

"Kemarin ada perusahaan yang kasih Sarah kartu perusahaan, jadi seumpama Sarah tertarik nanti kalau udah wisuda bisa hubungin mereka gitu, Bu. Tapi sampai sekarang Sarah masih bimbang" ujarnya.

"Ya di selesaiin dulu tugas akhir kamu, terus wisuda baru kerja. Kalau bisa ya habis wisuda langsung nikah, Ra. Takut jadi perawan tua ntar".

Wanita tua itu menyisir pelan rambut anak perempuannya dengan jemarinya, anak perempuan yang dahulu menangis karena terjatuh dari sepeda kini sudah tumbuh besar menjadi gadis dengan paras yang indah dan mata hazel yang sangat menawan namun satu pertanyaan yang kadang terbesit di benak Ibu sarah, "Kamu sekarang lagi sendiri apa masih sama Jaehyun, Ra?".

"Ara nggak lagi sendiri, kan Ara sama Ibu".

Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Sarah tersenyum sembari memamerkan gigi kelincinya, dia tau jika anaknya tidak lagi sendiri dan dia ingin mengenal lelaki mana yang bisa menjadi pemilik hati anak perempuannya namun dia fikir hal itu terlalu jauh kecuali Sarah sudah berkenan mengenalkan kekasihnya kepada keluarganya.

"Ra, kalau cari pasangan itu yang langsung serius. Lihat cara dia memperlakukan orang lain, bagaimana dia menyelesaikan masalah, apa dia tipe yang main tangan atau tipe menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, dan hal yang penting adalah dia harus kenal dan tau tentang kamu" ujar Ibu.

"Bu.."

"Iya, gimana Ra?"

Sarah memandang mata ibu dengan lekat, hembusan nafas terdengar darinya.

"Sarah punya pacar, dia baik banget tapi juga nggak luput dari salah dan pernah bikin Sarah kecewa, dia pintar menempatkan diri jadi pacar, ayah, bahkan temen Sarah, dan dia bukan Jaehyun" jelas Sarah.

"Kapan kamu kenalin pacar kamu ke ibu?"

Sarah mengedikkan bahunya, dia tidak tau pasti kapan waktu yang pas untuk mengenalkan Yunho di depan orang tuanya dan mungkin tidak akan pernah ada waktu yang pas untuk itu, "Sarah percaya pasti nanti Ibu nggak setuju sama pacar Sarah" tebaknya.

"Ibu sih setuju-setuju aja, Ra. Asalkan nggak nikah sama suami orang sih nggak papa" jawab Ibu.

Detik itu Sarah berfikir, Yunho memang bukan lagi berstatus menjadi seorang suami namun statusnya adalah menjadi seorang Ayah. Lelaki itu pernah mengalami perceraian sebagai coretan hitam di sejarahnya, sang mantan istri mencampakkanya dengan lelaki lain dan menggugat cerai Yunho hingga meninggalkan Yunho bersama Jaehyun.

Jika kalian fikir hidup Alaska (mantan istri Yunho) berjalan dengan baik maka jawabannya salah, dia fikir lelaki baru yang datang untuk merusak rumah tangganya adalah lelaki yang bisa membawa hidupnya menjadi lebih baik namun nyatanya Alaska ditinggal di tengah jalan sementara Yunho memiliki karir yang terus memuncak setelah ditinggal pergi mantan istrinya hingga membuat wanita tersebut menyesal.

"Teman-teman kamu waktu SD udah menikah semua loh, Ra. Bahkan kemarin si wulan yang dulu kamu jatohin dari prosotan aja sekarang udah punya anak".

"Ibu pengen punya cucu?" Tanya Sarah.

Ibu menganggukkan kepalanya, "yaudah Sarah buatin cucu, tapi Sarah nggak usah nikah, gimana?" Tanya Sarah yang mendapatkan sebuah hadiah berupa pukulan dari tangan Ibu.

If I can't have you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang