5.

106 18 0
                                    

"Ra, konsep lo yang cerah apa gelap?"
"Ra kalo kata gue sih bagusan cerah semua nggak sih?"
"Lo ngelamunin apa sih, Ra?"

Tidak biasanya Sarah melamun saat menggoreskan cat di kanvasnya, dan tidak biasanya ada suatu hal yang bisa datang kedalam fikiran Sarah saat wanita itu menginjakkan telapak kaki kecilnya yang berukuran 37 ke dalam studio. Bagi Sarah, saat jemarinya menggenggam sebuah kuas maka dia akan menganggap kuas tersebut seperti poros dunia, dimana dia sudah mengambil seluruh poros dunia dan membuatnya berada didalam cengkaraman tangannya.

Kali ini poros dunia berhenti berputar, mesin penggerak perputaran itu seperti kehilangan semangat karena sudah enam hari tidak bertemu sapa dengan bahan bakarnya.

"Halo pah?" Jaehyun berbicara dengan seseorang dari sebrang telfonnya. Dia menekan tombol loudspeaker hingga membuat Sarah bisa mendengar percakapan mereka berdua dengan jelas.

"besok papa pulang. Kamu nitip kado apa?"

"Jae nggak minta kado, tapi mau bikin party aja boleh nggak?" Tanya Jaehyun.

"Boleh, dirumah?"

Jaehyun menggelengkan kepalanya, "sewa tempat kemarin aja Pa —eum Jae undang mama ya.." ucapnya sedikit ragu, bahkan Sarah yang tidak sengaja mendengarkan-pun ikut dibuat ingin tau dengan jawaban Yunho.

"Boleh-boleh aja kan acara kamu, udah lama nggak ketemu mama jug —apa yang jatuh Jae?" Tanya Yunho dari seberang karena tiba-tiba mendengar suara barang yang terjatuh dengan keras dan sebuah pekikan wanita yang terasa tidak asing baginya.

"Pa, Jae tutup ya. Sarah jatuh".

Jaehyun segera menghampiri Sarah yang sudah tersungkur di lantai dengan cat yang membasahi celananya, lengan kanannya memar karena tertimpa kayu penyangga kanvas, "aw!" Pekiknya saat Jaehyun tak sengaja menyenggol kakinya yang terkilir.

"Sorry.. Sorry, gue anter ke klinik ya, Ra?" Tawarnya, namun Sarah menggelengkan kepalanya.

"Sakit, Jae" rintih Sarah.

Wanita itu bukan mengeluhkan kakinya yang terkilir atau lengannya yang membiru tapi dia mengeluhkan rasa ngilu yang perlahan menjadi pagar besi yang melilit hatinya. Ingatannya tentang masa lalu dimana mereka bertemu bahkan hal-hal kecil yang Yunho lakukan seolah lenyap dikubur oleh fikiran Sarah yang berkata jika Yunho hanya menggunakannya sebagai pemuas waktu luang, bahkan saat Sarah mencoba untuk berfikir positif disaat itu juga dia mempertanyakan kejelasan hubungannya dengan lelaki yang lebih tua 17 tahun darinya.

"Yaudah sekarang gue bantu ke klini—"

"Jae, gue mau pulang" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca hingga membuat Jaehyun heran, pasalnya lebih dari enam tahun Jaehyun mengenal Sarah dan selama itu pula dia tidak pernah mendengar Sarah mengeluh padanya dan kini saat mereka tidak dalam keadaan baik-baik saja malah Sarah mulai menyuarakan perasaannya pada Jaehyun sehingga membuat sebuah rasa hangat timbul di sudut hati Jaehyun.

———

"Lo beneran nggak mau gue anter ke klinik? Atau gue beliin obat aja deh ya" tawar Jaehyun

"Jae, it's okay cuman kekilir doang", Sarah mencoba untuk menenangkan lelaki yang memandangnya khawatir itu, dia memaksakan senyumnya agar membuat Jaehyun percaya jika dia baik-baik saja.

"Gue cuman kaget aja tadi, soal kekilir mah biasanya dua hari juga udah mendingan".

Dan begitulah kiranya Sarah mengusir Jaehyun secara halus hingga kini mobil hitam yang Jaehyun tumpangi sudah pergi dari pekarangan rumahnya.

Dengan sedikit tertatih Sarah memasuki rumahnya, rasa sakit di pergelangannya sedikit membuat Sarah tidak nyaman bahkan sesekali merintih saat dia memaksakan untuk berjalan menuju kamarnya. Jemarinya meraih sebuah botol yang berisi minyak urut untuk meredakan rasa nyeri di pergelangan kakinya, hingga sebuah rasa hangat efek dari minyak tersebut membuat Sarah bisa sedikit bernafas dengan tenang.

"sialan".

Sumpah serapah Sarah keluar dari bibir kecilnya saat dering ponselnya terdengar, Sarah sangat hafal dengan dering ponsel itu karena Sarah hanya mengatur dering tersebut untuk satu-satunya orang di kontaknya. Namun kali ini Sarah tidak menerima panggilan masuk tersebut, dia terlalu kecewa dengan Yunho yang bisa dengan mudahnya menyetujui kedatangan mantan istrinya untuk datang kembali di hidupnya. Mungkin Sarah terdengar sangat egois namun jika kalian tau bagaimana usaha Sarah mencoba untuk membuat Yunho bangkit maka kalian juga akan menolak dengan lantang hadirnya perempuan sialan itu.

Satu hari menuju kepulangan lelaki yang enam hari yang lalu dia tunggu kedatangannya dan dua hari lagi menuju hari yang sudah dinanti-nanti oleh Jaehyun yang tidak lagi adalah hari ulang tahunnya. Dan lagi-lagi Sarah dibuat bingung dengan dua lelaki bapak anak tersebut, kedatangan Yunho masih menjadi hal yang Sarah tunggu walaupun rasa sakit di hatinya masih terus terasa dan tentang hari ulang tahun Jaehyun, Sarah belum tau apakah dia siap bertemu dengan mantan istri sang kekasih dan mencari penyakit hati yang sangat dia hindari?

If I can't have you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang