Sarah mengetuk tombol enter di keyboardnya agar tugas yang dia kerjakan sedari tadi terkirim lewat e-mail, suara ketukan itu bahkan terdengar sangat keras hingga membuat Jaehyun yang duduk di sampingnya menolehkan kepalanya.
"lo nggak enak badan, Ra?"
Mendengar Jaehyun yang memanggilnya dengan nama kecilnya cukup untuk membuat Sarah emosi, dia benci jika ada seseorang memanggilnya dengan nama Ara jika bukan dari kalangan yang benar-benar dekat dengannya dan Jaehyun pernah menjadi manusia yang berada dalam radar kalangan tersebut namun hanya sebatas pernah dan sekarang Sarah sudah menghapus nama Jaehyun dari list nama yang berhak memanggilnya dengan sebutan Ara.
"Gue ingetin sekali lagi, jangan pernah panggil gue Ara. Kita nggak sedeket itu Jae, lo kemana aja dulu? Kenapa baru sekarang lo muncul seolah bawa afeksi yang dulu nggak pernah lo kasih ke gue?" Gertak Sarah penuh dengan penekanan.
Sudah berulang kali sarah mengingatkan hal tersebut kepada Jaehyun, namun lelaki tersebut seolah menganggap hal itu sepele padahal hal yang dia anggap sepele itu cukup untuk mengganggu bahkan merusak hari Sarah.
Sarah bangkit dari kursi kelasnya, dia keluar tanpa menghiraukan beberapa mahasiswa lain yang menatapnya terkejut seperti halnya Jaehyun. Jaehyun ingin menahan Sarah agar tetap duduk di sampingnya namun genggaman tangan Jaehyun di hempaskan secara kasar oleh Sarah.
Langkah kaki Sarah berjalan tergesa menuju mobilnya, dia tidak ingin ada satupun manusia yang melihatnya menangis dan mengetahui seberapa lemah wanita yang sedari dulu membangun tembok untuk menutup kerapuhannya.
Sudah lama Sarah tidak mendengar isakannya sendiri, dan sudah lama pula Sarah tidak mendengar nama Ara yang dulu selalu neneknya gunakan untuk memanggilnya.
Ada banyak hal tentang sarah yang tidak bisa di ceritakan dalam sekali tatap, perempuan itu menyimpan banyak rahasia dalam dirinya dan tidak pernah mempunyai niat untuk menceritakan rahasianya kepada sembarang orang karena Sarah menganggap orang lain hanya ingin tau dan sama sekali tidak membantu.
Kendaraan Sarah berhenti tepat di depan rumahnya, dia langsung melangkah menuju kamar miliknya yang seolah menjadi saksi bisu bagaimana kehidupan Sarah.
Tangan sarah menyambar sebuah figura foto kecil di nakas kamarnya, terpampang jelas senyum merekahnya saat bersanding dengan lelaki yang berbalut tatanan formal sembari memamerkan ibu jarinya, Sarah menertawakan gaya pose Yunho yang terlihat sangat kuno namun setelah menyadari perbedaan umurnya dengan Yunho dia langsung sadar jika mereka adalah manusia dari era yang berbeda, "dasar bapak-bapak" cibir Sarah.
Ingatan sarah kembali pada malam dimana dia pertam kali bertemu Yunho, sungguh malam yang sangat tidak tertebak dan siapa sangka mereka bertemu tepat di hari kematian nenek Sarah. Masih teringat dengan jelas ingatan malam itu saat beberapa mata menatapnya aneh karena menggunakan setelan hitam khas berkabung untuk memasuki sebuah bangunan club malam.
Dua insan tersebut sama sama memiliki perasaan yang kalang kabut, Sarah yang belum berdamai dengan kenyataan dan takdur yang seolah mempermainkannya dan Yunho yang memiliki segudang masalah dibalik meja kantornya. Mereka berbagi meja, namun sama-sama terdiam sampai Sarah membuka mulutnya.
Dipandangnya lelaki dengan sebotol minuman yang membuatnya tercengang "how can you drink a bottle of penfold bin by yourself? It should be on a party or share it with your friends, Pak" ujar Sarah yang membuat Yunho tertawa pasalnya dibawah gemerlap lampu klub malam wanita itu masih memanggilnya dengan sebutan bapak.
"nama saya Yunho, old enough for you to call me bapak but I hope that you can call me by my name".
"sarah, gue sarah".
Mereka saling berjabat tangan lalu setelahnya kembali terdiam bertengkar dengan fikirannya masing-masing.
Mungkin ini kali pertama bagi Yunho untuk melihat seorang wanita seperti Sarah di sebuah klub, bahkan untuk tipikal wanita malam pakaian sarah terlalu tertutup dan cara berbicaranya terkesan sangat realistic tidak seperti wanita penggoda yang biasanya akan menggoda Yunho walaupun sudah dia tolak mati-matian.
Suara panggilan dari ponsel sarah mungkin akan mengakhiri waktu bernostalgia saat mereka bertemu dan kini Sarah harus dihadapi dengan kenyataan bahwa lelaki yang sedang menunggu konfirmasi panggilannya adalah seorang ayah dari mantan kekasihnya.
"Sarah, Menurut kamu Jaehyun suka motor apa mobil?"
"Suka Sarah"
"Oh iya juga, sepertinya saya salah bertanya"
"Lagian nanyain Jaehyun ke aku, bukannya nanyain aku gimana hari ini"
"Kamu cerewet seperti biasanya berarti tidak sedang sakit"
Sarah terdiam membiarkan Yunho melanjutkan perkatannya, dia benar-benar tidak faham maksud dari bapak yang mempunyai satu anak lelaki itu.
"Sarah, Jaehyun masih suka kamu?"
"Masih, sekarang Aku yang tanya kamu. Kamu suka nggak sam aku?"
"Kok diem? Nggak bisa jawab apa sinyalnya busuk?"
"Sarah"
"Jaehyun akhir-akhir ini suka motor, udah ya aku tutup. Aku lagi nggak enak badan, maaf"
Begitulah kiranya sambungan telfon mereka berakhir, Sarah kira Yunho akan menceritakan bagaimana hari pertamanya di luar kota dan bertemu koleganya namun ekspektasinya selalu bertepuk sebelah tangan.
Dan sekarang Sarah semakin yakin jika Yunho dan Jaehyun adalah sepasang ayah dan anak, karena keduanya sangat menyebalkan di waktu yang sama dan mempunyai selera wanita yang sama, bedanya Jaehyun yang akhir-akhir ini terang terangan mengatakan cinta kepadanya dan Yunho yang masih mencari ratusan kata sinonim tentang cinta agar tidak terlalu gamblang menyatakan perasaannya kepada Sarah sehingga membuat wanita itu gemas.
Gatsby|
Sama kolega kerja, yang kanan pengusaha punya banyak villa punya istri dua kalau yang kiri itu aji mumpung perusahaan dari orang tuanya jadi masih kosong kalau diajak rapat tadi istrinya ikut dibawa sama anak kembarnya.|sarah.
Yang tengah punya Sarah.Yunho memang tidak sama persis dengan Jaehyun, mungkin karena lelaki itu lebih berumur jadi dia tau bagaimana cara memperlakukan wanitanya yang haus akan afeksi. Dan menurut Sarah, Yunho adalah lelaki yang pas untuk hatinya yang terlalu pemilih masalah lelaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I can't have you
FanfictionSarah, seorang mahasiswi yang bertahan dilingkup ramainya hidup di ibu kota. Hidupnya dipenuhi oleh sesuatu yang sangat rumit, entah itu tugas akhir, romansa anak muda yang menjebaknya disebuah piramida hitam yang sangat mengejutkan. Dia Sarah, dan...