09. Penyusup

1.9K 227 15
                                    

NORMAL POV

Kenma memasuki kamarnya dan Kuro membuntutinya dari belakang.

"Kenma awas!"
DOR!

Tembakan melesat hampir mengenai kepala Kenma jika Kuro tidak dengan segera melompat dan menindih tubuh kekasihnya itu.

"Hey kau!"
Kuro dengan gesit menangkap seseorang yang mencoba untuk menembak Kenma dan memukulnya berkali².

"Kuro hentikan!" Kata Kenma sambil mencoba memisahkan keduanya.

"Tapi dia hampir saja membunuhmu Kenma!"
Kuro yang sudah di kuasai emosi tidak bisa menghentikan pukulannya itu.

"Kuro biarkan dia menjelaskan alasannya dulu! Tenang lah"
Kuro yang tidak kunjung tenang juga akhirnya Kenma mencoba cara dengan memeluknya erat dari belakang.

"Hey tenanglah... Rasakan aku... Aku ada disini, aku tidak kemana-mana" Kuro yang mendengar suara lembut bagai malaikat pun berhenti memukul pelaku yang hampir membunuh Kenma. Kuro berbalik badan dan memeluknya erat.

"Jangan kemana-mana..." Kata Kuro dengan nada yang lembut juga.

"Tidak... Tidak akan pernah"

                                      • • •

Kuro mengikat anak yang tadi dia pukuli. Sudah terdapat banyak memar di tubuhnya dan sedikit darah di wajahnya.

"Hey... Kau bukannya dari Aoba johsai?" Tanya Kenma penuh heran.

"Itu benar! Kalau tidak salah kau Kyotani Kentaro kan?" Tanya Kuro sambil menahan emosinya.

"B-benar..."
"Jadi Kyotani-san bisa jelaskan siapa yang menyuruhmu melakukan ini? Apakah Iwaizumi-san yang menyuruhmu dan mencoba untuk berkhianat?"
"T-tidak!" Kyotani sedikit berteriak agar Kuro dan Kenma percaya bahwa semua ini bukanlah suruhan bosnya itu.

"I-inarizaki..."
"Hah??? Bicara dengan jelas!"
"Kuro! Hentikan. Kau membuatnya takut"
Kuro yang sedari tadi emosian akhirnya di suruh duduk di kasur sama Kenma.

"Ada apa dengan Inarizaki Kyotani-san?" Tanya Kenma dengan lembut untuk menenangkan bocah itu.

"Inarizaki yang menyuruhku untuk membunuhmu"
"Haaa??? Bagaimana bisa!?"
"Tck. Kuro! Diam! Biar aku yang bicara!"
Tegas Kenma ke Kuro dengan menatapnya dengan tatapan membunuh. Kuro hanya bergidik ngeri dan mengalihkan pandangannya.

"Aku bertemu Inarizaki. Mereka menyerangku dan mengancam ku. jika aku ingin keluarga ku tetap hidup, aku harus membunuhmu..."
"Begitu... Kyotani-san sekarang tenanglah, apa kau bisa memberi tahu alamat rumahmu?"
"B-bisa. Jalan xxxx nomor xxx"

Kenma memcoba melacak rumah itu dan menyuruh anak buahnya untuk menjaga rumah itu 24 jam.

"Keluargamu sudah aman sekarang. Jangan khawatir lagi. Apa kau bisa memberi tahu informasi tentang Inarizaki?"
"Tentu... Mereka akan memulai penyerangannya hari Senin"
"Hari Senin ya... Lusa... Baiklah Kyotani-san  kau bisa pergi mengobati lukamu dan kembali berlatih" kata Kenma sambil membuka ikatannya. Kyotani pun berterimakasih kepada Kenma dan berlari keluar ruangan.

Kenma mendekati Kuro dengan niat yang hanya ingin duduk di kasur kesayangannya yang empuk, sebelum Kuro menarik Kenma dengan kasar membiarkan kedua tubuh itu berbaring dengan nyaman dan membiarkan Kenma istirahat di dadanya dan memeluknya erat.

"Kuro! Lepaskan aku... Kita masih punya banyak pekerjaan" Kuro yang mendengar itu malah semakin mengeratkan pelukannya dan mencium kepala Kenma.

"Tidak... Biarkan aku menenangkan diri"
"Kau mendengar yang Kyotani bilang tadi kan? Inarizaki akan menyerang kita hari Senin"
"Lalu?"
"Kita tidak punya waktu untuk bersantai"
"Kenma... Kau harus percaya pada rekan²mu. Mereka bisa menangani pekerjaan tanpa kita"
"Tapi Kuro-"
"Ssstttt, tidurlah..." kata Kuro sambil memijat kepala Kenma dengan lembut. Kenma yang hanya bisa pasrah atas keegoisan Kuro akhirnya mulai merasa nyaman dengan pijatan lembut yang Kuro lakukan, membuat Kenma mulai menutup matanya dan terlelap.

Mafia Battles (Kuroken) -THE END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang