6

21 10 7
                                    

"Nak Micell dan Satria udah bisa pulang. Biar Om aja yang jagain Jordan nanti kalian kesorean pulangnya" ucap Harry.

"Yaudah deh. Micell pamit ya Om" pasrah Micell pamit.

"Kita pulang ya Om" pamit Satria.

"Iya. Kalian hati-hati yah" pesan Harry.

"Kita cabut ya bro" ucap Satria menghampiri Jordan.

"Ok. Thanks ya"

Dan diangguki Satria lalu berjalan keluar dan di ikuti Micell.

"Jo mau makan?" Ucap Harry yang melihat bubur di nakas.

"Gak Pah"

"Tapi kenapa buburnya ada disini dan terbuka"

"Micell yang buakain Pah"

"Yaudah kamu makan yah. Kamu gak ada makan satu harian ini"

"Gak enak"

"Ayolah Jo. Biar kamu cepat sembuhnya" bujuk Harry dan menyodorkan satu sendok bubur yang menurutnya itu pasti tidak ada rasa.

"Plis pah. Jangan paksa Jo"

"Dikit aja okey? Untuk mengganjal perut kamu sebelum mamah datang"

Tanpa bicara lagi. Terpaksa dia pun menerimanya.

"Oh iya. Itu pacarnya Micell yah?" Tanya Harry disela-sela dia memberikan makan anak satu-satunya itu.

"Papah kenal sama Satria?"

"Gak juga. Cuma Micell pernah cerita tentang nama pacarnya itu sama  papah waktu dia datang kerumah saat kamu masih pergi olimpiade"

"Oh. Tapi udah jadi mantan"

"Maksudnya mereka gak pacaran lagi?"

"Iya."

"Berarti kamu punya peluang besar Jo"

"Apaan sih pah"

"Biasakan terbuka Jo. Jangan terlalu menyiksa diri karna tidak mau cerita sama papa dan mama"

Itulah Harry. Selalu mengajak dan mengajarkan anaknya untuk selalu terbuka pada orangtuanya.

"Jo gak nyiksa diri"

"Tapi menyusahkan diri?"

"Sama aja pah"

"Mantan. Tapi masih lengket aja Jo"

"Namanya juga baru putus pah. Lagian Micell ya kanyaknya masih sayang"

"Yaudah. Kamu coba cari pacar aja dulu. Siapa tau bisa lupa sama si Micell"

"Nanti kalo putus gimana?"

"Ya cari yang baru lagi lah"

"Papah banget yah"

"Iya dong. Papah itu punya mantan tujuh dan mama mu itu yang ke delapan. Itu papa lakuin sampe papa benar-benar temukan yang pas. Yaitu mama kamu"

"Banyak banyak banget pah. jadi mama kenal dimana?"

"Hhehehehe papa juga kan butuh penyemangat Jo. Gak kanyak kamu jomblo mulu udah banyakan mantan papa dari kamu. Mama kamu ketemu pas di tempat nikahan mantannya dan paksa papa jadi pacarnya.seminggu kemudian kita nikah"

"Hah?" Jordan tidak percaya dengan cerita papanya yang sangat aneh.

"Apaan-apaan sih kamu mas. Udah racunin otak anak aku. Dan tambah jelek-jelekin istri sendiri didepan anak"

Ocehan Riska terdengar memenuhi ruang rawat Jordan.

Harry gelagapan mendapati istrinya sudah datang dan pasti sudah mendengar karangan  tentang istrinya.

"Anak papa juga mah"

"Gak ada. Kalo anak kamu juga ngapain pake racuni otak dia?"

"Bukan racunin mah. Cuma kasih suntikan dikit dari papa" kekeh Harry.

"Alah... kamu yah mas. Apaan lagi tadi bilang yang gak-gak sama Jo? Jadi Papa punya mantan tujuh? Bukan Tiga?"

Murka Riska membara karna suaminya itu sudah membohonginya.

"Maksud papa. Tiga mantan empat lagi papa tolak mentah-mentah kok"

"Ini nih. Takut kalah sama anak jadinya gini" ledek Jordan.

"Gengsi papa kamu tinggi. Sama kanyak kamu juga Jo" ujar Riska sambil meletakkan bawaannya di nakas.

"Mama yang selalu benar" ujar Harry lalu membaringkan tubuhnya di sofa yang ada di sudut ruangan.

"Mah" panggil Jordan hati-hati.

"Apa Jo?"

"Mobil yang kemaren Jo kendarain gimana yah Mah?"

"Kamu belum juga sembuh udah nanyain tuh mobil. Ujung-ujungnya Mama jual tuh nanti" seru mamanya yang mau beralih murka.

"Mah. Jangan mudah marah-marah mulu" suara Harry menegor sang istrinya yang hanya marah-marah jika tidak seperti yang diinginkan.

"Udah. udahlah Pah. Jo gakpapa lupain aja apa yang Jo katakan" pasrah Jordan.

"Gak gitu Jo.. papa lagi bela kamu loh"

"Kesannya jadi Mama yah yang jahat disini"

"Huff" Jordan menghela nafasnya.

"Lagian jangan terus marah-marah mah. Gakpapa sih itu mobil mama jual."  Ucap Harry menenangkan istrinya itu mengusap-usap bahunya.

Dan yang membuat Jordan menggeleng tidak percaya.

"Tapi tinggal beli yang baru lagi Jo" ucap papanya yang membuat Jordan tenang namun tidak dengan mamanya.

"Apaan sih pah? Gak jelas banget" kesal sang istri.

"Mama jual tuh mobil bekas. Tapi uangnya buat nambahin beli mobil yang baru. Kasihan kalo anaknya harus naik transportasi umum" ucap Harry tanpa menghiraukan raut wajah istrinya.

"Kalo gak...Mama pilih deh Jo mau dibeliin mobil atau motor?"

"Motor? Gak. gak bisa pah"  tolak Riska mentah-mentah karna naik motor resiko kecelakaan  lebih tinggi dibandingkan mobil itulah yang dia pikirkan.

"Yaudah... Urusan ini biar papa aja yang urus. Iya gak Jo anaknya papa??" Ucap Harry dan tetap sedikit meledak anaknya itu.

"Anak sama bapak sama aja" gumam sang mama.

...




Jakarta, 05 Januari 2024.

Ga terasa udah 2024 aja usaha mangkrak nih
Tp doain yah author makin rajin. Up soalnya byk bgt cerita mangkraknnya😅😅

PADAMU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang