Micell dan Satria sampai di Lobi rumah sakit dan menanyakan kamar rawat Jordan.
"Kamar anggrek no 7 mas"
"Makasih Mbak" ucap Satria
"Yok Cell "ajak Satria lalu pergi menyusuri jalan menuju kamar rawat Jordan.
"Eh? Bukannya itu Om Harry ya?" Batinnya namun tetap membuntuti Satria.
Seketika Satria mendadak berhenti dan membuat Micell yang fokus melihat Om Harry sehingga dirinya menabrak punggung Satria.
"Awuw!"
"Kamu gak papa?" Tanya Satria sedangkan Leo bergeleng kepala sambil mengusap kepalanya.
"Ini bukan kamarnya?" Tanya Satria.
"Kanyak ya sih iya"
"Masuk yukk" Ajak Satria lalu membuka pintu.
Setelah pintu terbuka terlihat Jordan yang memainkan ponselnya tanpa menyadari kehadiran mereka.
"Mampus lo kan" kesal Micell berlari ke arah Jordan lalu memukul kakinya.
"Aww! Betulan mampus nangis lo!" Sahut Jordan. Lalu mengelus kakinya yang dipukul Micell
"Masih sakit gak?" Tanya Micell menatap Jordan dan memperhatikan sekujur tubuhnya.
"Gak. Jadi gak usah nangisin gue"
"Siapa juga yang mau nangisin lo"
"Tuhh" jawab Jordan tapi tangannya menunjuk kepada Micell sedangkan matanya mengarah pada Satria.
"Ngeles mulu"
Sedangkan Satria yang merasakan tidak dianggap merasa tidak harusnya dia disana.
"Cepat sembuhnya" ucap Satria sambil ber-hifive
"Iya. Thanks ya"
"Lo udah makan belum?" Tanya Micell
"Udah"
"Emang lo makan apaan?" Tanya Micell yang ragu bahwa Jordan belum makan.
"Bakso"
"Bakso? Lo kira gue nanya lo makan yang Semalam?" Kesal Micell
"Gak"
"Trus kenapa jawabnya makan yang semalam?"
"Emang gue makannya semalam Micell.... lagian tadi nanya kan gak makan siang, pagi atau semalam kan?"
"Ih... udah sakit masih aja buat kesal orang yah. Dan lebih menyebalkan"
"Yah kan lo nanya nya tadi cuma udah makan belum? Yah gue nanya udah. Walapun makan yang semalam"
"Sat titip Jordan bentar yah. Gue mau beliin makan dulu" ucap Micell pada Satria dengan ragu.
"Gak usah. Nanti nyokap datang bawa makanan gue" sergah Jordan.
"Kalo gitu gue aja yang beliin sekalian gue mau ke toilet"
"Emang gakpapa?" Tanya Micell
"Santai aja"
"Gak usah repot-repot Bro. Gue nunggu nyokap aja" tolak Jordan takut mengerepoti Satria.
"tenang aja lo napah? Makasih duluan yah Sat" ucap Micell mengakhiri debat.
"Kalo gitu gue beliin makanannya dulu"
"Iya" sahut Micell dan Jordan bersamaan.
Lalu Satria keluar dan menghilang dibalik pintu ruang rawat Jordan.
"Barengan sama Satria?" Tanya Jordan dan ditanggapi anggukan Micell.
"Cie. Cie... ceritanya udah baikan nih ye" ledeknya.
"Apaan sih. Orang cuma kebetulan doang"
"Iya kebetulan tapi lo tetap baper kan?" Ucap Jordan disambut dengan gelak tawanya karna melihat perubahan wajah Micell yang malu karna ketahuan kedoknya.
"Lo benaran gakpapakan?" Tanya Micell kawatir dan matanya berkaca-kaca.
"Iya." Jawab Jordan dengan bigung.
"Gue minta maaf karna gara-gara maksa ngantari gue, lo jadi kecelakaan" ucap Micell dan sekarang air matanya ikut turun.
"I..ya. lo gak salah, tapi sekarang lo diam yah" bujuk Jordan agar Micell berhenti menangis.
"Benaran kan? Itu bukan salah gue?"
"Iya." Ucap Jordan namun micell masih saja menangis walupun pelan.
"Udahlah Cell. Gue udah maafin lo jadi gak usah nangis lagi"
"Siapa yang nangisin lo? Gue cuma kasihan sama muka lo gitu banget ancurnya"
"Ya ampun.. dikira muka gue gak bagian dari Jordan Allason?"
"Mungkin. Karna lebih suka sama mukanya, apalagi kalo lagi senyum huff.. meleleh adek bang." Ucap Micell seperti lagi membayangkan sesuatu.
"Pasti lagi bayangin muka gue yah"
"Iya dong. Senyumnya humm... manis banget tapi sayang gue gak suka sama orangnya" ucap Micell.
"Jadi lo gak Cinta sama gue?" Tanya Jordan yang membuat Micell terdiam.
"Ya gak lah. Suka aja gak apalagi Cinta" ucap Micell yang awalnya ragu namun kembali mantap.
"Yah itu sih bagus. Karna kita harus jalanin hidup masing-masing kan?"
"Yoi.." jawab Micell mantap namun tidak dengan Jordan yang tidak nyakin dengan perasaannya kepada Micell.
"Oh iya Om Harry juga disini kan?"
"Iya. Kenapa?"
"Gakpapa sih. Cuma udah lama aja gak ketemu" ucap Micell memeriksa barang-barang di nakas.
"Yaialah. Orang lo gak sempat buat datang kerumah lagi semenjak pacaran sama si bang- Sat"
"Ya gak gitu juga kali lo buat namanya" tegur Micell
"Ya kan dia masih abang gue. Umur dia masih diatas gue"
"Terserah lo lah"
"Lo kapan pulang? Cepat sembuh dong. Gue gak punya teman kalo lo gak hadir" Tanya micell sekaligus mengutarakan kegundahannya.
"Ya kali gue gak datang lo gak punya teman. Udah kek belahan hati aja kalo gak ada sebelah ada yang hilang"
"Orang serius juga"
"Tapi Cell lo harus belajar untuk orang lain. Lo harus bisa berbaur dengan yang lainnya biar kalo gue gak ada dan gak akan selalu disamping lo gak kesepian"
"Lo gak mau temanan sama gue lagi?"
"Gak gitu juga kali maksud gue. You now lah"
"Iya gue paham. Mulai sekarang kita jaga jarak" ucap Micell datar.
"Salah lagi." Batin Jordan
Lalu keheningan meliputi mereka. Karna keduanya enggan membuka suara lagi.
Namun keheningan tidak terjadi begitu lama karna knop pintu ruangan terdengar dibuka.
"Nih Cell" ucap Satria memberikan kantong kresek pada Micell dan langsung membukanya.
"Oh iya. Gue langsung balik yah" pamit Satria.
"Buru-buru amat" ucap Jordan.
"Gue ada pertemuan sama Pak Akbar sore ini di Kodim"
"Oh yaudah. Micell nebeng aja gakpapa kan?"
Mendengar namanya disebut membuat Micell menghentikan kegiatannya yang menyiapkan makanan Jordan. Dan menatap Jordan.
Sedangkan Satria masih menunggu respon dari Micell.
"Gue bisa balik sendiri nanti. Sekarang lo makan."
"Pah" panggil Jordan melihat sosok Harry memasuki ruang rawatnya.
"Om" ucap Micell dan menyalaminya lalu di ikuti Satria.
![](https://img.wattpad.com/cover/237324812-288-k438300.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PADAMU.
Teen Fictionkita hanya butuh waktu untuk menyadari sesuatu yg trekadang kita anggap biasa ,sampai puncak detik kesadaran datang. sama halnya hati! hati bisa mendapatkan kenyamanan dari orang baru dan bisa saja hampir melupakan orang yg selalu ada untuk kita...