2

38 29 15
                                    

Nama: Micell Anjelin
Kls :XII ipa 4
Hobby: main gitar dan menyayi.

Setelah meninggalkan jordan di pinggir lapangan. Micell langsung menuju kelasnya dan medudukkan tubuhya di kursinya sendiri.

Ya mata sekarang tidak lagi menangis, namun masih kelihatan merah.
Suasana kelas yang masih sepi karna belum bel membuatnya lebih nyaman disana .

Dia menenggelamkan wajahnya dimeja menggunakan tangannya untuk membuatnya sedikit tenang.

Dan mulai memejamkan matanya.agar dirinya sedikit tenang.

"Butuh sandaran" tawar seseorang.
Ya tidak lain dan tidak asing lagi yaitu Jordan alasson.

Tidak ada respon.
Mungkin micell sudah tertidur karna sudah capek nangis.

Jordan meraih tubuh mungil micell dan menyandarkan kepala micell ke pundaknya yang sudah tertidur.

Jordan melihat wajah micell yang keringatan dan mengelapnya menggunakan tangannya dengan lembut agar tidak mengusik tidur bintangnya.

"Sampe segitunya kamu nangis Cell" gumamnya sambil membetulkan anak rambut micell yang lengket kewajahnya karena keringat.

Jordan menemani micell dan membiarkannya tertidur disandarannya sampe pulang sekolah.
Karna kebetulan guru mengumumkan buat kelas 12 free les karna sedang ada latihan PBB bagi siswa yang mau gabung dengan angkatan.

"Cell... bangun.." ucap jordan membangunkan micell dan menepuk nepuk pipinya dengan lembut.

Namun sang empunya pipi tidak merasa terusik sidikit pun.

"Cely... bel pulang udah bunyi" ucapnya lagi.

"Eeeemm" dehem micell sambil menyesuaikan cahaya di retinanya.
Lalu berusaha terduduk dan rasanya badannya sakit

"Ayok! Mau pulang gak?"

"Uhummm"

"Kalo gitu gue duluannya"
Mendengar ucapan jordan refleks tangan memeluk pinggang jordan yang sedang duduk dan ingin beranjak pergi.

Bukan karna apa jordan pergi.
Tapi karna dia tau bahwa Micell akan pulang dan diantar oleh Satria seperti biasanya.

"Cell lepasin dong. Kan gue mau balik nih udah mau sore" ucap jordan karna dirinya masih saja dipeluk micell

"Emang kamu gak mau pulang?"
Lawan bicaranya hanya mengangguk.

"Cell aku duluannya. Itu Satria udah nunggu "tunjuk Jordan ke pintu yang sudah berdiri dipintu kelas mereka.

"Gue mau pulang sama lo" ucap micell tiba tiba.

Muka jordan hanya heran mendengar ucapan micell.

Sedangkan Satria?

Satria yang mendengar ucapan Micell langsung pergi dari tempatnya meninggalkan mereka.

Jordan menghela nafasnya kasar.
Dia frustasi dengan tingkah aneh sahabatnya ini yang tiba tiba.

"Cell.."panggil jordan
"Ehemmm" yang hanya dibalas deheman micell.

"Jalan yang benar dong. Gue capek nih menopang badan lo yang berat ini"

Ya Micell tidak mau jalan sendiri. Karna dirinya masih belum ingin pulang. Alhasil dia membantu Micell jalan keparkiran.

Kali ini Micell membuatnya repot belum lagi dia ada les jadi harus pulang dulu kerumah.

Sedangkan Micell kesal kepada jordan karna tidak mau menggendongnya.
Dengan alasan tidak masuk akal.

"Malu diliatin orang" itulah jawaban sahabatnya itu. Padahal kan sekolah sudah sepi karna sudah 15 bel pulang berbunyi. Memang masih ada saja murid yang terlihat belum pulang yang memilih nongkrong dan sekedar main basket dilapangan.

"Masuk" ucap jordan kepada micell setelah sampai diparkiran.

Micell yang mendengar itu hanya bisa menurut.

Jordan mulai menyetir dan perlahan meninggalkan gerbang SMA TARUNA sekolah mereka itu.

Keheningan mulai kembali menyelimuti mereka.

Jordan yang fokus menyetir tidak mau membuka pembicaraan kepada sahabatnya itu. karna dirinya kasihan pada Micell yang sampe nangis disekolah.

"Dan.." panggil Micell.
"Ehmm" jawab jordan dan melirik micell singkat lalu kembali fokus ke jalan.

"Mampir makan yuk" ajak micell.
"Dimana?"
Lalu tangan micell singap menunjukkan pada tukang bakso dipinggir jalan.

Ya tidak bisa dipungkiri kalo Micell orangnya sederhana dan tidak rumit jadi cewek.

Jordan menghentikan mobilnya dan memarkirnya dipinggir jalan dengan mulus.

"Mang baksonya 2" pesan micell kepada mamang bakso.

Lalu duduk didepan jordan.
"Ini neng pesanannya" ucap mamang bakso lalu meletakkan pesanan mereka dimeja.

"Makasih mang" ucap mereka bersamaan.

Dan dibalas oleh senyuman mamang bakso yang susah diartikan.

Tanpa aba aba jordan melahap baksonya tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Cuek amat mas" sidir micell lalu memasukkan potongan bakso kemulutnya.

"Siapanya mbak?..."
"Ya lo lah" ucap micell kesal karna sahabatnya itu tidak peka.

"..Yang nanya" ucap jordan dan diikuti gelak tawanya.

"Bikin kesal aja lo"
"Merajuk aja kerjaan lo"

"Lo yang buat gue kesal"

Jordan gelisah mencari mamang bakso yang entah kemana.

"Kenapa?" Tanya micell yang memperhatikan jordan.

"Mau pesan lagi?" Lanjutnya bertanya.

Dan dijawab jordan dangan menunjukkan deretan giginya.

Ya begitulah jordan orangnya hemat, jarang makan dipinggir jalan seperti sekarang ini namun, setelah makan porsinya harus banyak.

"Nih punya gue aja" ucap micell sambil menyodorkan mangkuk baksonya.

"Makan aja.nanti lo mati kelaparan di mobil gue..."

"Gue juga gak bodo amat deh ngasih makanan gue kalo masih lapar" kesal Micell.

"Kan gue ma...mmm" ucapan Jordan terpotong karna langsung mendapatkan potongan bakso

"Nih banyak bacot lo" potong micell lalu memasukkan potongan bakso ke mulut jordan yang langsung membuatnya berhenti mengoceh tidak jelas.

Ya micell menyuapi jordan sampai baksonya habis.

☺☺☺

Silakan niggalin votmennya
Sebuah votmen sangat berarti buat kami ini😁

Makasih.

PADAMU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang