⁰⁵

307 51 20
                                    

Part 5 | Suspicious conversation

"YA! JIMIN-AH!!"

"A-ah? Ada apa?"

Semakin lama dan semakin teliti Jungkook memerhatikan kembarannya itu, Jimin semakin aneh. Padahal mereka sedang mengisi perut dengan beberapa cemilan. Ya memang Jimin memakannya, namun dia melamun. Sempat beberapa kali ia salah memasukkan roti, bukan kedalam mulutnya namun mengarah ke hidungnya.

"Makan yang benar, jangan melamun." Titah Jungkook.

Jimin hanya mengangguk.

"Oh iya. Jimin ternyata orangnya asik juga ya? Aku sampai tidak berhenti bercerita padanya." Ungkap Rose sambil tersenyum.

Kau saja yang asik. Padahal aku sangat ingin menyumpal mulutmu tadi. Nasib baik kau cantik. Gerutu Jimin dalam hati, namun ia menanggapinya hanya dengan senyuman.

Apanya sih yang asik? Tadi kulihat kalian sangat serius. Jungkook pun ikut berkilah dalam hati, sembari melirik Jimin yang hanya tersenyum.

Masih tersenyum manis, Jimin merasa ada yang menatapnya. Ia pun menoleh ke arah Jungkook, dan benar saja, kembarannya itu sedang menatapnya intens.

Lama mereka saling menatap, seperti bertelepati satu sama lain. Hmm, sepertinya hati nurani mereka terhubung sebagai kembaran namun tak identik.

"Hey, sudah makannya?" Tanya Jisoo memecahkan lamunan keduanya.

Mereka semua serentak mengangguk.

Sementara Jisoo dan Rose membereskan bekas sarapan mereka, ketiga pria lainnya sedang terduduk di atas hamparan salju bersih. Jimin yang berada di tengah keduanya, sudah merasa seperti kurcaci.

"Hey pendek." Panggil Jungkook yang tertuju untuk Jimin, namun Taehyung ikut menoleh. V sudah aman berada di dalam diri Taehyung.

Jungkook sungkan untuk menegur Taehyung. Ya walaupun ia tahu mereka berdua lebih pendek darinya, namun Taehyung kan lebih tua darinya. Jadi ia hanya tersenyum kepada Taehyung dengan arti untuk memberi ruang berdua bersama Jimin.

Namun sepertinya Taehyung kurang peka, ia tetap mempertahankan pandangannya kepada Jungkook dengan bingung.

"Jimin ikut aku. Tae Hyung tunggu sebentar." Putus Jungkook lalu membawa Jimin menjauh. Jangan lupakan bahwa mereka kembar. Jungkook sedang overthinking nih!

—————

Setelah dirasa sudah agak jauh dari tempat semula, Jungkook langsung membalikkan tubuhnya dan memegang erat bahu Jimin.

"Jujur padaku. Kau tadi membicarakan apa dengan Rose?" Tanya Jungkook langsung. Ia sudah sedikit mulai khawatir sekarang. Bagaimanapun, makhluk pendek di hadapannya itu adalah saudara kembarnya sendiri. Ia masih punya perasaan.

"Hanya candaan renyah." Jawab Jimin sekenanya.

"Benar candaan? Apakah itu lucu?" Tanya Jungkook lagi. Tangannya sudah lepas dari bahu Jimin.

"Emm. Lucu sih ditambah ekspresi Rose yang sangat meyakinkan untuk melucu." Jawab Jimin dengan sedikit kekehan kecil.

"Kau tertawa tadi?"

"Tentu saja. Candaan harus dibalas dengan tawa kan?"

Jungkook diam sejenak. Mungkin bisa saja ia tidak mempedulikan situasi ini yang bisa ia anggap sepele. Memang sepele, tapi ada sedikit keanehan disini. Ditambah perkataan Taehyung di mobil tadi.

"Sebentar... Kau mengobrol dengannya berapa lama selama aku pergi?" Jungkook sepertinya menemukan petunjuk.

"15 menit kurasa."

Bloody Snow | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang