EPILOG

567 54 18
                                    

Hai! Kita bertemu di epilog kali ini. Semoga ending-nya gak gantung atau sesuai dengan ekspektasi kalian.










Mereka masih terdiam dengan wajah yang teramat kaget. Terutama Jimin.

"Kenapa kalian semua terdiam? Bukankah kalian ingin menyerangku? Aku tahu banyak senjata yang ada dibalik baju kalian." Ucap Jin setelah menurunkan pistol yang dipakai untuk menembak pundak Taehyung tadi.

"Hahhh, aku juga tidak menyangka identitasku akan terungkap secepat ini. Dan aku bertemu denganmu, Jimin." Sambungnya, lalu melepaskan topengnya dan menatap Jimin.

Tidak. Ini pasti bukan Jin hyung. Ini kloningan-nya. Benar, ini kloningan-nya.

Jimin terus meyakinkan dirinya untuk tidak goyah. Ia mengingat semus ucapan Taehyung saat di hutan tadi bahwa ada seseorang yang mempunyai bayangan seperti V. Itu pasti sepupunya. Memang selama ini ia tidak tahu bahwa sepupunya itu bisa membuat hal semacam penggandaan diri, namun ia yakin Kim Seokjin yang ia kenal masih aman dan baik.

"Jin hyung. Dimana Jungkook?" Jimin bertanya dengan suara bergetar dan sedikit melangkah maju.

Seokjin terlihat seperti berfikir. Dan tak lama, ia menjentikan jarinya.

"Ah, anak keras kepala itu." Jimin tidak menyangkal bahwa itu bukan sifat Jungkook. Jadi ia mengangguk saja.

"Sudah ku bunuh." Jin menjawabnya dengan senyuman. Dan seketika keempat orang di depannya sangat terkejut.

"APA?! KAU TEGA MEMBUNUH ADIKKU, BRENGSEK?! DIA SEPUPUMU KEPARAT! SEPUPU YANG SANGAT KAU SAYANGI!" Jimin murka. Ia berjalan cepat dan meninju wajah sepupunya itu lalu mencengkram kerah bajunya dengan kuat.

"Cih. Sejak kapan aku punya sepupu? Asal kau tahu, aku tidak mempunyai keluarga. Yang kutahu, semua orang adalah musuhku." Jin mendorong Jimin sampai tubuh kecilnya menabrak V yang berada dibelakang nya.

"Brengsek!" Jimin mendesis.

"Sudah Jimin-ah. Tenang." Jisoo berusaha menenangkan.

"Hei, Kim Seokjin." Taehyung yang kembali berdiri, berusaha menghampiri orang itu.

"Kau pengecut sekali ya? Kau dengan senang hati menyerahkan dirimu sendiri untuk dikendalikan?" Taehyung berucap remeh.

Revolver ukuran sedang digunakan Taehyung untuk mengangkat dagu Jin agar menengadah.

"Aku tahu ada chip yang diletakkan bosmu disini. Di tenggorokanmu."

"Jujur saja, dimana bosmu sekarang, hah?" Taehyung menekankan revolvernya. Membuat Jin mengaduh.

"Singkirkan senjata murahanmu itu brengsek!" Jin membalik keadaan. Taehyung terpojok bersandar ke dinding dibelakangnya dengan Jin yang hendak menembak jantung Taehyung.

"Jangan bertindak seperti kau adalah pahlawan. Kali ini kau akan mati di tanganku." Jin mengancam.

Melihat keadaan kurang baik, Taehyung memberi isyarat untuk teman-temannya agar lari dari sini dan mencari Rose dan Jungkook.

Mereka bertiga segera berlari menuju depan rumah gubuk ini, dan tak lama terdengar suara tembakan dari tempat Taehyung dan Jin berada.

"Kita jangan goyah. Kita harus menemukan mereka apapun yang terjadi."

Di depan mereka sekarang, banyak sekali pintu yang tertutup. Mereka segera memeriksa semua pintu dari ujung ke ujung.

Sembilan pintu kosong, tidak ditemukan apapun.

"Sekarang pintu terakhir. Jika Jungkook atau Rose tidak ada disini, aku tidak tahu lagi kita harus mencari kemana."

Mereka bersiap untuk membuka pintu itu, namun nyatanya pintu itu terbuka sendiri. Membuat ketiganya bingung.

Bloody Snow | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang