⁰⁸

362 53 16
                                    

Part 8 | Rescue Effort

Pagi menjelang siang kali ini berkabut padahal matahari sudah hampir berada tepat di atas kepala. Mungkin dikota cuaca sedang panas-panasnya. Namun, memang dasarnya hutan, secerah apapun pasti masih terasa mencekam.

"Keluar."

Pintu mobil dibuka. Dan sesuai dugaan semua barang berserakan dan dinding mobil penuh dengan goresan. Terlihat di salah satu kursi, Jisoo sedang menenggelamkan wajahnya dengan kaki yang ditekuk dan dipeluk.

Mendengar itu Jisoo mendongak memperlihatkan wajahnya yang berantakan dan bengkak. Mungkin ia menangis sepanjang malam.

"Ayo sarapan." Ucap Taehyung.

"Tidak mau. Aku hanya ingin makan bersama Rose." Jisoo menggeleng cepat saat Taehyung hendak menghampirinya.

"Ck. Jika kau seperti ini kau akan menyakiti dirimu sendiri, Jisoo. Ayo turun." Taehyung masih berlemah lembut.

"Jika seperti itu, aku makin tidak mau makan. Biarkan saja diriku sakit atau mungkin mati terserah." Jisoo semakin merapatkan posisi duduknya.

"Jisoo! Kali ini dengarkan aku kumohon! Jika kau tidak makan, bagaimana kita bisa mencari sahabatmu itu. Kau harus mempunyai energi."

"Tidak berarti tidak."

"Ck. Ayo keluar!" Taehyung menarik lengan Jisoo. Namun, Jisoo menolak. Ia berusaha menepis genggaman Taehyung yang semakin kuat. Saat ia akan mendorong Taehyung menjauh, justru Jisoo yang terdorong ke belakang dengan kedua tangan yang ditahan oleh Taehyung. Jisoo tak bisa bergerak, tatapan Taehyung berhasil menguncinya.

"Jika kau tidak menurutiku...

...kau akan kubunuh."

Jisoo membeku. Ia masih tidak bergerak walau Taehyung sudah kembali turun. Ia ingin menangis, lagi. Namun matanya kembali cerah dan senyum manis terlihat, lalu ia segera turun.

-----

"Bagaimana? Apa kau sudah tenang, Jisoo?" Tanya Jimin. Mereka sudah menyelesaikan makannya 10 menit yang lalu. Sekarang mereka sedang bersiap untuk mencari Jungkook dan Rose.

"Hm. Aku sudah baik-baik saja."

"V. Ambilkan 2 revolver di tasku." Titah Taehyung yang sedang sibuk memasangkan senjata-senjata tajam maupun api dibalik jacket hitamnya. Sedangkan V tertegun. Ini kali pertama Taehyung memanggil namanya.

Ia segera mengambil senjata itu, lalu diberikannya pada Taehyung dengan senyum selebar mungkin. (kyk momo.g)

Sampai Taehyung yang melihatnya keheranan.

"Kita akan kearah mana dulu, Tae?" Tanya Jimin.

"Seperti kemarin. Namun, kita akan ke selatan terlebih dahulu."

"Baiklah."

"Ayo pergi. Aku sudah selesai."

-----

Setengah perjalanan sudah mereka tempuh, mereka mencari ke sana kemari siapa tahu mereka menemukan seseorang atau mungkin barang milik kedua orang yang menghilang itu. Mereka pikir karena malam kemarin sangat gelap, bisa saja mereka melewati sesuatu. Namum nyatanya tetap saja, tidak ada apapun yang bisa dijadikan petunjuk.

"Omong-omong...semalam, aku merasa kasihan pada Lisa. Ia mati mengenaskan seperti itu di dalam hutan yang dalam. Jika kita tidak menemukannya, mungkin ia masih bergelantungan karena tidak ada seorangpun yang menemukannya." Celoteh Jimin.

"Kan sudah ku bilang dia dibunuh. DIBUNUH. Dan kemungkinan dia dibunuh juga dihutan ini. Jadi pasti ada satu atau beberapa manusia di hutan ini." Jelas Taehyung.

Bloody Snow | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang