Malam.
Banyak dari manusia di muka bumi ini menyukai malam hari. Saat dimana mereka bisa melupakan semua masalah dihari kemarin. Menggapai mimpi indah tak peduli itu hanyalah semu.Bintang bertaburan menemani sang bulan menghiasi langit malam. Keindahan yang tak dapat dilewatkan.
Namun, hal itu tak berguna bagi sosoknya. Tak ada kata indah untuk malam, ia hanya ingin menghindari malam. Andai ia Tuhan, maka ia akan meniadakan malam yang selalu membuatnya ketakutan. Takut akan kehilangan jati diri. Takut akan kehilangan orang terkasih. Takut tak bisa kembali lagi.Sinar bulan seakan tertawa setiap waktu padanya. Ia hanyalah seorang pengecut yang berfikir untuk melarikan diri namun tak bisa. Ia ingin semua kegilaan ini berakhir. Secepatnya.
Selamanya.
👑
DARK SIDE OF PRINCE
Pelayan dan prajurit terlihat berbaris rapi di sepanjang jalan menuju salah satu ruangan penasehat. Menundukan kepala saat sang pangeran beserta dua prajurit yang menjadi pengawal pribadinya. Pangeran tersebut bernama Kawashiri Ren, anak pertama dari sang Raja dan Ratu kerajaan Kawa. Ia berjalan melewati merekn dengan elegan, tatapnya penuh keyakinan membuat siapun yang menatap akan merasa takjub.Salah satu prajurit membukakan pintu besar tersebut untuk memperlihatkan sudah banyak orang yang berkumpul disekitar meja besar ditengah ruangan. Para pelayan menundukkan kepala untuk menunjukkan rasa hormat mereka.
"Silahkan duduk" ucap seorang pria tua berpakaian kerajaan duduk di ujung meja bersama beberapa orang tua lainnya. Mereka adalah penasehat senior kerajaan, yang telah menjadi kepercayaan ayahnya sejak lama. Jujur saja, Ren muak melihat mereka. Pikiran tentang kapan mereka mati selalu terlintas.
Ia melangkah ke kursi kosong yang telah disediakan untuknya. Matanya menangkap sosok di sampingnya, tentu saja sang adik tiri. Kawashiri Takumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side Of Prince
FanfictionKenyataan dibalik dinding megah kastil tak seindah yang dibayangkan banyak orang. Kisah tentang cinta, kesetiaan, penghianatan dan pertumpahan darah menghiasi setiap sudut kastil. *** Sinar bulan seakan tertawa setiap waktu padanya. Ia hanyalah seor...