CHAPTER VIII

20 3 2
                                    

Pangeran Takumi berlari menyusuri koridor dengan tergesa setelah mendengar informasi yang baru saja disampaikan pengawalnya. Detak jantungnya mulai berpacu seiring langkah yang ia ambil, nyaris tidak melihat ke belakang pada semua orang yang nampaknya juga merasakan ketegangan dan ketakutan. Rasanya sangat salah untuk mengkhawatirkan sosok yang jelas telah ia benci dengan segenap jiwa raga. Lalu apa dia perlu tertawa terbahak-bahak saat ini? Tentu bukan saatnya juga.

"Pangeran Ren ditemukan mati di selnya"

Kalimat itu terus terngiang di otaknya, terus berulang hingga ia mulai merasa muak dan ingin mengakhiri perasaan asing ini. Dia terus berlari menaiki tangga, menapaki permadani yang tak nampak mewah lagi melainkan rasa sakit, berjuang untuk terus bernapas dengan benar saat mendengar isakan dan beberapa air mata. Sosok dingin dan kejam yang dia sebut kakak kini hanya terbaring kaku, semua emas dan perak mengelilingi tubuh tak bernyawa yang disebut peti mati. Wujudnya terlihat sangat tenang dengan kedua tangan bersedekap di dada, kedua matanya tertutup dengan potongan terlihat jelas pada lehernya. Bajingan itu, dia memang pantas mati namun tidak seperti ini, tidak juga ditangan orang lain selain dirinya.

"Ohira Shosei ditemukan di lokasi kejadian dengan kondisi luka parah dan tak sadarkan diri, kemungkinan besar yang terjadi adalah Akira mencoba membunuh Pangeran Ren kemudian Ohira Shosei menemukannya hingga terjadi pertarungan yang menyebabkan kematian"

Akira. Lelaki yang tak pernah Takumi perkirakan untuk melakukan hal ini bahkan jika dia memang membenci raja terdahulu, dia orang pintar dan cukup cerdas untuk secara gegabah membunuh pangeran Ren dengan tangan sendiri. Takumi menatap ke seberang ruangan untuk menemukan tiga orang tua bangka yang nampaknya sejak awal ingin menyingkirkan semua keturunan Ayahnya, namun rasanya salah ketika melihat ekspresi wajah mereka, harusnya mereka tersenyum bahkan bila perlu tertawa terbahak-bahak di atas jenzah kakaknya.

Mungkinkah mereka tak terlibat? Siapa tau? Bisa saja mereka sekarang sedang ber acting agar tak dicurigai siapapun. Lagipula masih ada nama lain yang patut dicurigai, dan kebetulan sekali mereka tak berada disini kemungkinan besar karena tak bisa menahan senyumnya yang sewaktu-waktu bisa saja terbentuk.

"Aku turun berduka cita atas meninggalnya Pangeran Ren" Takumi menoleh ke belakang untuk menemukan orang tua lainnya tengah berdiri di depan pintu, wajah keriput yang ingin Takumi hancurkan saat ini juga.

"Bukankah kau sendiri yang ingin membunuhnya keesokan harinya?" Takumi berkata sinis, menatap Hiroyuki sang penasehat tertinggi kerajaan diikuti Nobuyuki yang menduduki posisi kedua penasehat kerajaan.

"Tolong rendahan suaramu, apakah kau tak memiliki sopan santun? Setidaknya kau harus menghormati jenazah kakakmu sendiri" Nobuyuki menimpali, menundukkan kepala sambil meletakkan tangan kanan di dada kirinya, memberikan penghormatan.

"Jangan mencoba membalikkan fakta, kejadian Ruki adalah apa yang kalian rencanakan untuk menyingkirkan Ren" Takumi memperhatikan dengan seksama lawan bicaranya, berusaha menyelidiki dari setiap detik ekspresinya.

"Kenapa kau begitu mencurigai kami? Lihat Ren disini dibunuh oleh Akira yang ingin membalaskan dendamnya atas kematian kakak tercintanya" Hiroyuki melangkah maju, mencoba mengintimidasi pangeran muda itu. Hanya saja itu tak berarti apa-apa karena Takumi tak takut pada gertakan lemah.

"Jika begitu dia bisa menargetkanku, Issei atau bahkan Ruki" Hiroyuki hanya tertawa sinis, mundur selangkah untuk memberi sedikit jarak antara mereka karena rasanya tensi yang diberikan Pangeran Takumi cukup berat.

"Kau sungguh lucu pangeran, tentu saja kalian dijaga ketat oleh pengawalmu. Ren adalah sasaran empuk untuk itu" Hiroyuki berkata.

"Harusnya kau senang Pangeran, selangkah lagi kau akan menjadi Raja bukan? Menurutku lebih baik tenangkan pikiranmu untuk masa depan cerah" Giliran Nobuyuki mencoba memprovokasi.

Dark Side Of PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang