5. Potek

707 82 36
                                    

"Oi Can, jangan sedih karena hal receh kayak gitu sih."

Tin membuntuti Can yang berjalan tergesa di depannya. Mereka sudah memasuki gedung kosan Can.

Sejak dari kampus, Can tidak bicara apa-apa. Dia kelihatan kesal, marah, sedih. Dia cuek aja waktu Tekno bilang mau traktir makan. Bikin teman-temannya pada heran.

Can mengabaikan segalanya.

"Ayolah Can..."

Sebenarnya, Tin tahu kenapa Can bersikap seperti itu.

Mereka naik tangga utama ke lantai dua. Lorong itu sepi, kamar Can ada di ujung kanan dekat balkon. Ia mengeluarkan serenceng kunci, memasukkannya, kemudian memutar kenob.

"Lo nggak paham sih gimana rasanya bertepuk sebelah tangan. Lo nggak ngerti rasanya suka sama orang tapi orang itu gak suka sama lo!"

"Can..."

Tin mengangkat tangan, hampir menjangkau puncak kepala Can yang begitu pas di telapak tangannya yang besar. Tapi Can keburu menyembur.

"Lo nggak pernah berada di posisi kayak gitu!"

Can menghambur masuk ke kamar kosnya sambil membanting pintu, meninggalkan Tin yang berdiri termangu di lorong.

Gimana bisa Can mengatakan itu padanya?

Tin menghembuskan napas yang sejak tadi ditahannya. Ia bersandar di dinding dekat pintu, lalu jatuh terduduk di lantai.

"Gimana rasanya bertepuk sebelah tangan?" Tin menggumam.

Ia memandangi langit-langit kosong, lalu memejamkan mata.

Tentu saja dia paham. Tin paling tahu perasaan itu. Dia mengalaminya sekarang. Ketika kamu menyukai seseorang, tapi orang itu menyukai orang lain.

.

.

.

END

Kalian pernah suka sama sahabat sendiri?
Gue pernah anjrottt rasanya panas dingin tiap jemput dia ke kosan. Tiap hari ketemu dari bangun tidur sampe mau tidur ngapain aja berdua. Dia sampe menelantarkan cowoknya demi nemenin gue seharian di toko buku. How sweet..

Terus hampir aja gue keceplos bilang sayang.

Bersambung. Hahahahah...

Thanks for vote and follow....


Maret 19 2021

BROFRIEND • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang